06- Meet

527 32 0
                                    

Cinta itu ada disekitarmu tanpa kamu sadari. Kamu hanya perlu menunggu cinta mengahampirimu. Pada waktu dan orang yang tepat.

****


"Ish, lama banget sih tu cowok," gerutu Rea terus melirik kearah jam tangan putihnya. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri di parkiran, tapi belum ada tanda tanda kedatangan Virghy.

"Sabar dulu napa? Ribut banget lo dari tadi." ucap Sara yang dari tadi sudah lelah mendengar kan Rea yang terus saja mengoceh.

Saat ini Ia sedang berada di parkiran bersama Sara. Sedangkan teman temannya yang lain sudah pulang duluan.Tadi Virghy berpamitan sebentar untuk menemui Pak Dodi, dan ia diminta menunggu di parkiran.

Rea hanya memutar bola mata malas. Rea itu paling malas kalau disuruh menunggu seperti ini. "Ishh, mana sih tu cowok lama banget?" cerocosnya untuk yang kesekian kali.

Dari arah lapangan Rea melihat Gerry bersama teman temannya termasuk cowok songong itu sedang berjalan kearahnya. Mereka terlihat sedang mengobrol dan sesekali tertawa. Kecuali cowok songong itu, dia malah asik sendiri dengan ponselnya.

Gerry menoleh kearah Rea yang sedang memperhatikannya, lalu berjalan mendekati Rea. Teman temannya juga ikut mengikutinya. Kebetulan motornya parkir tidak jauh dari tempat Rea berdiri.

"Belum pulang?" tanya Gerry kepada Rea. Belum sempat Rea menjawab, ucapannya langsung dipotong oleh Diki.

"Hai princes, sendiri aja? Gak ada yang nemenin nih?" ucap Diki dengan gaya menggodanya mengedipkan sebelah matanya kearah Rea.

"Hello!! Trus gue disini apa?" Sara melotot kerah Diki yang hanya nyengir kuda.

"Dedek emesh ngapain disini? Nungguin abang ya dek?" ucap Dika lebay tak memperdulikan kembarannya yang dipelototi Sara. Cewek manis yang terkenal sangat sangar dan sadis. Tapi tidak lebih sadis dari Rea.

Dika dan Diki memang seperti itu jika bertemu dengan Rea, selalu bertingkah lebay yang membuat Gerry dan Gio jijik sendiri. Sedangkan Rea tidak pernah mempersalahkannya.

"Hai bang Dika, bang Diki, bang Gio. Mau pulang ya?" Sapa Rea seperti biasanya. Rea melirik kearah Alam yang dari tadi hanya sibuk dengan ponsel ditangannya. Seolah-olah hanya dirinya sendiri yang ada dunia ini dan menganggap orang lain yang ada disekelilingnya hanyalah butiran debu.

"Cuman kita bertiga aja nih yang disapa yang onoh nggak," goda Gio melirik kearah Alam.

Alam yang merasa dirinya yang dimaksud Gio, hanya mengacuhkannya saja dan tetap fokus pada game yang sedang dimainkannya.

"Dia siapa? Nggak kenal." jawab Rea malas. Ia masih dongkol dengan sikap Alam tadi pagi yang seenaknya saja membuang sisa permen karetnya sembarangan dan menarik narik tangannya tanpa persetujuan darinya. Sungguh tidak sopan.

"Makanya kenalan," sahut Sara ikut ikutan menggoda Rea.

Rea mendelik tajam kearah Sara yang lagi-lagi menggodanya perihal Alam. Tadikan dia cuman bertanya tentang cowok itu, kenapa Sara menganggapnya menyukai Alam. Sampai kapanpun Rea tidak akan pernah menyukai Alam. Tidak akan.

"Nggak mau," tolak Rea cepat.

Alam yang mendengar percakapan mereka langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sejak tadi ia genggam.

"Lo kira gue mau kenal sama lo?" balas Alam sinis. Harga dirinya merasa telah direndahkan karena ditolak seorang cewek. Biasanya Alam yang akan menolak. Tapi lihat sekarang siapa yang ditolak.

"Lo kira gue juga mau kenal sama lo?" ucap Rea sengit. Ia menatap tajam cowok jangkung didepannya ini yang sedang menatapnya tajam.

Sedangakan yang lainnya hanya asik menonton dua orang didepannya yang saling adu tatapan tajam seolah ada sinar laser yang keluar dari mata mereka layaknya film laga di televisi.

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang