08- Crazy

526 28 2
                                    

Jika menyukai seseorang itu salah. Coba beri tahu aku dimana letak salahnya.

*****


Pak Wahid berdiri sambil berkacak pinggang sambil menatap lima cowok brandalan didepannya dengan garang. Pria itu sedari tadi sibuk menarik narik kumisnya. Jelasnya memikirkan hukuman apa yang membuat geng pembuat onar ini jera.

Kemarin geng COGAN kabur dari sekolah lewat pagar belakang, sialnya Pak Wahid memergoki aksi cabut mereka, meskipun tidak berhasil menangkap Alam CS, karena mereka langsung kabur berpencar dan membuat Pak Wahid kewalahan. Pak Wahid tetap tidak mau melepaskan para pembuat onar itu, dan saat mereka berlima masuk, mereka langsung dipanggil keruang BK untuk segera mendapatkan hukuman.

Suasana ruang BK pasti akan sangat mencekam dan menyeramkan bagi murid normal, tapi tidak untuk kelima murid jadi-jadian ini. Alam seperti biasa berdiri dengan malas sambil memasang tampang datar plus songongnya, Gerry sedari tadi sibuk memperhatikan kearah jendela, takut-takut gebetannya melihat ia sedang ditahan diruang BK, sedangkan Gio terlihat terkekeh pelan melihat tingkah Dika dan Diki yang masih sempat sempatnya untuk bertengkar dengan saling sikut menyikut.

Karena mulai merasa bosan hanya disuruh berdiri Diki angkat bicara, "udah belum pak? Lama banget mikirnya?"

"Kalau bisa hukumannya sesekali diganti dong pak, masa disuruh lari terus. Pantesan gebetan saya pada lari semua," ucap Dika menambahi dan langsung  mendapatkan pelototan gratis dari Pak Wahid.

Pak Wahid memberhentikan acaranya menarik narik kumisnya, menatap intens pada Dika dan Diki mengisyaratkan untuk diam.

Setelah cukup lama untuk berfikir, akhirnya Pak Wahid meghentikan acaranya menarik narik kumisnya lalu duduk dengan posisi tegap, "Baiklah, saya tidak akan memberikan kalian hukuman lari seperti biasa, tapi..." Pak Wahid tersenyum miring "Sekarang kalian ke gudang, ambil alat-alat kebersihan, lalu bersihkan perpustakaan, susun buku-buku yang berserakan disana dengan rapi dan pastikan tidak ada satupun debu yang melengket dan jangan lupa lantainya disapu sampai bersih  baru habis itu kalian pel sampai kinclong."

"Kok kita disuruh jadi babu sih pak? Apa kata dunia kalau cowok ganteng kayak kita bawa bawa alat begituan?" protes Diki yang tentu tak terima dengan hukuman yang diberikan guru didepannya ini.

"Lagian kan ada Pak Surip yang biasa bersihin perpus, masa bapak nyuruh kita bersihin perpus?" lanjut Dika mendukung aksi protes kembarannya.

Tentu saja mereka kesal dan tidak terima, selama membuat onar disekolah ini belum pernah mereka mendapat hukuman seperti itu. Lagian hukuman yang bersangkutan dengan alat kebersihan adalah hukuman yang sangat mereka hindari. Memegang alat-alat kebersihan menjatuhkan harga diri mereka sebagai bad boy paling disegani.

Sialan! Meskipun dari tadi Alam hanya memasang tampang datar dan tidak ikut menyahut. Ternyata didalam hati ia juga kesal.

"Nah, kan tadi kalian sendiri yang minta, katanya kalo disuruh lari terus bisa bisa gebetan kalian pada lari semua," ucap Pak Wahid membalas ejekan Dika tadi.

Gio langsung menabok paha Dika, "Goblok," cowok itu merutuki sahabatnya.

"Sudah-sudah cepat kalian lakukan! Atau hukuman kalian akan saya tambah dengan menyikat WC?" tanpa menjawab kelima cowok itu langsung berdiri meninggalkan ruang BK, sebelum Pak Wahid benar-benar menambah hukuman mereka. Membersihkan Perpus pasti sudah mencoreng reputasi meraka, apalagi menyikat WC.

*****


"Gue bete, kenapa sih Fadlan nggak berhenti berhenti ngejar gue? Gue udah gak tau nolaknya kayak apa." keluh Ayla. Ayla masih terus memainkan hpnya sambil mengeluh kekesalannya pada Fadlan.

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang