|| Adsiella Reasya Kyle

1.3K 36 0
                                    

_____

Kedua orang itu berjalan bergandengan dengan santai di sepanjang koridor lantai satu. Senyuman yang terukir di kedua wajah pasangan itu menandakan suasana hati mereka yang tengah berbunga-bunga. Tangan sang cowok sedari tadi tak pernah lepas dari bahu cewek yang saat ini berjalan disampingnya. Merangkul dengan posesif. Ingin memberi tahu kepada semua orang bahwa gadis yang sedang ia rangkul itu saat ini miliknya. Ingat hanya saat ini. Karena cewek yang saat ini ia rangkul tidak akan mau menjalin hubungan selama itu dengannya.

Disepanjang koridor banyak yang memperhatikan mereka dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang terlihat sinis, iri melihat kedua orang itu, atau lebih tepatnya iri kepada cewek yang saat ini menggandeng salah satu cowok terpopuler di sekolah ini. Ada juga yang menganggap mereka berdua itu pasangan serasi. Dan ada juga yang memilih tidak peduli.

Saat mereka berjalan ditengah-tengah koridor yang menuju lantai dua, suasana disana sedikit ramai. Banyak siswa-siswi yang berlalu lalang. Entah bagaimana saat kedua pasangan itu melewati mereka, semuanya langsung menepi. Mungkin segan dengan jabatan cowok yang notablenya adalah Ketua Osis mereka yang sebentar lagi turun jabatan.

Dava namanya, Cowok yang selalu dijadikan panutan oleh semua siswa-siswi di Dharma Bangsa bukan hanya karena jabatan Ketua Osis yang ia sandang. Tapi juga karena Wibawa yang dimiliki cowok itu. Benar-benar menjadi incaran semua gadis yang ada di SMA ini. Namun sayang, hanya gadis disebelah nya ini yang mampu meluluhkan hati sang ketua Osis.

Siapa lagi kalau Adsiella Reasya Kyle yang dijadikan sebagai pujaan hati sang Ketua Osis. Lagi-lagi gadis itu yang mendapatkan kesempatan menjadi kekasih cowok populer SMA Dharma Bangsa. Setelah dua minggu yang lalu putus dari Alfi yang juga termasuk kejajaran cowok populer SMA ini. Cewek itu sudah bisa move on dan beralih menggandeng Dava sebagai kekasihnya selama hampir seminggu ini.

"Rea kamu udah sarapan?" tanya Dava berujar lembut.

Gadis yang akrab dipanggil Rea itu menganggukan kepalanya, lalu memperlihatkan senyuman manisnya. "Udah." jawabnya singkat.

Saat akan menapaki tangga menuju lantai dua, seorang cewek yang berperawakan tinggi turun tergesa-gesa, seperti sengaja menabrakan diri kearah Dava membuatnya jatuh tepat dipelukan cowok itu.

Permainan dimulai! Rea tersenyum miring melihat kejadian itu. Sedetik kemudian langsung mendorong cewek yang sengaja memeluk kekasihnya.

"Heh! Ngapain lo peluk-peluk cowok gue?" seru Rea galak. Seolah-olah tak terima cewek itu menyentuh kekasihnya.

Sedangkan cewek yang ber-name tag Sara itu menoleh kearah Rea. Ingin membalas ucapan nyolot cewek itu yang seenaknya menuduh dirinya. "Cowok lo? Nggak salah?" tanya Sara sinis.

Rea semakin melotot garang. Semakin mendalami perannya sebagai pacar yang tak terima kekasihnya disentuh orang lain. "Seantero sekolah juga tahu kalau Adsiella Reasya Kyle itu pacarnya Dava Arzi." balasnya menatap remeh cewek yang sedang berkacak pinggang dihadapannya.

"Kayaknya lo salah milih pacar Reasya." Sara tertawa pelan, mendekati Dava dan merangkul lengan cowok itu manja. "Kalau dia sayang sama lo, dia nggak bakalan biarin cewek lain ngerangkul dia kayak apa yang gue lakuin sekarang." Sara mengedipkan sebelah matanya. Sedangkan Dava seolah terpaku menyaksikan kedua cewek cantik didepannya yang sedang meributkan dirinya. Cowok itu hanya diam saat Sara bergelayut manja di lengan cowok itu.

Rea memalingkan wajahnya saat melihat Sara yang semakin bergelayutan di lengan kekasihnya. Sedetik kemudian langsung menatap mata Dava dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan cowok itu langsung gelagapan sendiri saat melihat air mata yang sudah berlinang dipelupuk mata biru milik pacarnya. Cepat-cepat ia melepaskan rangkulan Sara dari lengannya.

Semua orang yang berada di koridor langsung menjadikan kejadian itu sebagai tononan gratis. Beberapa dari mereka ada yang menatap Rea iba dam ikut-ikutan menyudutkan Ketua Osis mereka. Dan sebagian lagi ada yang malah mencaci Rea dengan mengatakan cewek itu memang tidak pantas untuk Dava.

"Kayaknya apa yang lo bilang bener." Rea berujar sinis. Mengusap air matanya yang sudah menetes. "Dia nggak bener-bener tulus sama gue." ujar cewek itu lalu beralih lagi menatap tajam Dava.

"Lo cowok brengsek! Udah jelas ada pacar lo disini lo malah asik-asikan nikmatin digandeng sama cewek itu. Gue kira lo beda sama cowok lain di luar sana. Ternyata sama aja, lo berengsek!" Gadis itu hanya berkata pelan tanpa berteriak-teriak, namun ucapannya tepat menghunus jantung Dava.

"Re, dengerin penjelasan aku dulu." Rea langsung memotong penjelasan yang akan diberikan cowok itu kepadanya. "Nggak usah dijelasin. Gue udah lihat dengan jelas."

"Mulai saat ini kita putus!" Rea langsung berbalik menaiki anak tangga menuju lantai dua. Tidak lagi mendengar suara teriakan Dava yang hanya memanggil namanya meminta diberi kesempatan sekali lagi. Hanya memanggil tanpa mengejar.

Saat sampai di lantai dua gadis itu tidak langsung menuju ke dalam kelasnya. Melainkan berjalan kearah toliet yang ada dilantai dua.

"Apa lo lihat-lihat?" sentak Rea saat melihat dua orang gadis yang memperhatikannya sejak dari pintu toilet.

Kedua orang itu gelagapan sendiri saat tertangkap basah memperhatikan Rea. Mata biru yang menatap tajam kearah mereka membuat nyalinya ciut untuk sekedar menjawab pertanyaan dari Rea.

"Masih disini? Mau gue siram pakek air?" kedua gadis itu langsung menggelengkan kepalanya. Melesat cepat keluar dari tolet sebelum Rea benar-benar menyiram mereka dengan air.

"Dasar cupu." gumam Rea. Cewek itu saat ini sedang berdiri didepan kaca toilet besar, menghapus sisa-sisa air matanya tadi. Lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku seragam sekolahnya mengetikkan beberapa pesan untuk seseorang.

Rea
Tugas lo udah selesai. Cowok itu sekarang buat lo. Terserah kalau lo mau jadiin dia pacar. Thanks buat yang tadi.

Sara
Nggak gue jadiin pacar. Gue mau adiknya. Btw akting lo keren tadi, gimana cara bikin air mata? :v

Rea terkekeh kecil saat membaca pesan tersebut. Lalu meraba pipinya yang masih ada jejak air mata. Air mata palsu agar aktingnya bisa berjalan dengan mulus.

Rea
Resep rahasia. Btw lo Jago banget gelayutan kek tadi. Dari hutan mana habitat lo?

Sara
Anjir lo, Kamprett!

Rea kembali tersenyum menatap kearah ponselnya. Kembali menyimpan benda pipih berlogo apel itu kedalam saku seragamnya. Wajahnya yang terpantul didepan cermin itu terlihat puas. Lagi-lagi dan untuk sekian kalinya permainannya berjalan dengan mulus. Dan akan selalu dirinya yang memenangkan permainan ini.

"Permainannya makin seru. Gue makin sulit buat berhenti untuk bermain." gumamnya pelan. Cewek itu menatap pantulan dirinya di depan kaca. Tersenyum miring lalu beranjak keluar dari toilet tersebut. Berjalan dengan santai dengan wajah mengukir senyuman manis. Seolah-olah kejadian beberapa menit yang lalu itu tidak berdampak apapun baginya.

Welcome to my game!

****

Playgirl VS Bad Boy

Playgirl Vs Bad Boy (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang