Catania

11.7K 533 12
                                    

Bel istirahat berbunyi membuat Alya harus mengangkat pandangannya dari buku-buku yang ia baca saat ini. Ternyata jadi murid pindahan itu sangat sulit karena ia banyak ketinggalan pelajaran yang sudah dipelajari disekolah barunya itu, apalagi ia baru mengalami koma selama satu tahun dan kelihangan ingatannya.

"Yuk, kantin" Ajak Aji dan langsung diangguki oleh Alya.

"Lo tau dimana kantinnya?" Aji mengangguk. "Tadi pagi sebelum keruang guru, gue sempet keliling-keliling sekolah dulu"

"Buat tebar pesona?" Sinis Alya. Sedangkan Aji hanya menanggapinya sambil Cengengesan.

"Tp-tp sama kakel gak pa-pa kali"

"Bodo. Gak peduli gue mah" Alya berjalan mendahului Aji. Baru beberapa meter mereka memasuki kantin, suara bising dari pojok kantin membuat Alya menghentikan langkahnya dan melirik kearah bising tersebut.

"Gue nyuruh lo kerjain pr gue semuanya Dafka bukan yang esayy aja" bentak seorang cewek, yang penampilannya kaya cabe.

"Sorry, Sya. Gue kemarin ada acara keluarga" ucap Dafka dengan lirih.

"Gue gak peduli cupu. Yang gue mau lo kerjain pr gue semuanya" Alya menajamkan penglihatannya kearah mereka, ya Alya tidak salah lagi, itu Dafka.

Alya melangkahkan kakinya kearah kerumunan, namun lengannya langsung ditarik oleh Aji. "Eh, lo mau kemana?"

"Kesana" tunjuk Alya kearah kerumunan dan langsung menyempil disana, untuk melihat apa yang terjadi.

"Heh lo denger gak apa kata gue?" bentak cewek cabe tersebut sambil menarik dasi Dafka kebawah, sedangkan Dafka hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Permisi, apa sekolah ini banyak aksi 'BULLY' nya ya?" tanya Alya sambil menekan kata bully.

"Lo siapa?" tanya cewek cabe tersebut.

"Bukan siapa-siapa, jadi lo gak perlu tau gue siapa. Ok, back to the topic. Sekolah ini banyak aksi bully nya ya?"

"Lo gak usah ikut campur urusan gue. Lo anak baru ya? Gue baru liat tampang lo disekolah ini" tekan cabe tersebut dengan nada meremehkan. Sedangkan Alya hanya terdiam sambil menatap datar tepat dikedua bola mata cewek cabe tersebut.

"Heh kalo gue tanya itu jawab bukannya bengong"

"Kenapa gue harus jawab jika lo sendiri aja udah tau jawabannya. Ya kecuali, lo bego sih, makanya kudu dijelasin satu-satu dulu" jawab Alya dengan santai.

"Lo" cewek cabe tersebut menatap geram kearah Alya sambil mengecungkan tangannya kedepan wajah Alya hendak menampar wajahnya namun seseorang menahannya.

"Mau apa lo?" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba muncul ditengah mereka dengan nada dingin. Beberapa pasang mata langsung terbelalak ketika melihat perempuan yang berdiri ditengah-tengah mereka, sedangkan dibelakangnga ada Zahra, dan tiga cowok yang tidak Alya kenal sama sekali.

"Agnes" ucap cewek cabe tersebut.

"Kenapa Syasya? Lo gak seneng gue ada disini" Syasya menggeleng.

"Oh jadi namanya Syasya, cih cabe" batin Alya.

"Gue gak peduli lo mau bully siapa aja, karna lo tau kan kalau gue anak Catania, dan lo tau kan motto Catania itu apa?" Syasya hanya terdiam sedangkan Alya hanya menautkan alisnya melihat kedua perempuan didepannya ini membicarakan sesuatu hal yang ia sendiri tidak mengerti.

"Tunggu dulu tadi cewek ini bilang kata Catania kan? Are you seriously? Dia anak Catania? Gila keren banget" batin Alya. Ya, sebelum istirahat tadi, banyak anak perempuan yang menghampiri mejanya hanya untuk berkenalan dengannya. Banyak yang mereka rumpikan mulai dari geng Catania yang terkenal diseluruh sekolah ini sampai ke anaknya bu kantin yang ditaksir sama pak satpam sekolah.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang