Unknow :
Lo atau dia yang mati
Jalan Sersan nomor 13Alya terdiam ditempatnya ketika melihat isi dari pesan tersebut, bukannya tidak mengerti, Alya bahkan sangat-sangat mengerti apa yang dimaksud dalam pesan tersebut. Apalagi setelah pesan itu masuk, nomor itu mengirimkan gambar seorang anak kecil yang sedang berdiri dikoridor rumah sakit, dengan seorang pria yang berdiri tak jauh darinya mengacungkan pistol kearah anak tersebut.
"Daffa." lirih Alya membuat papa dan mamanya mengerutkan dahi mereka.
"Kenapa sayang? Kamu gak apa-apa kan?" tanya papa sambil memegang bahu Alya.
"Alya mau pergi pa-ma."
"Kamu mau kemana lagi? Kamu gak boleh pergi kemana-mana Alya." cegah sang mama.
"Alya mau nyelesain apa yang sudah Alya perbuat ma."
"Gak! Papa gak akan biarin kamu pergi kemana pun itu." bentak papa membuat mama dan Alya langsung terkejut.
"Tapi Alya gak mau kalo ada yang terluka lagi karena Alya ma,pa." lirih Alya sambil terisak.
"Apa maksud kamu?"
"Kemarin waktu Alya kabur dari rumah, mereka ngelukain papa bukan? Dan sekarang Alya gak akan biarin orang lain terluka lagi karena Alya." Alya semakin terisak ditempatnya sekarang.
"Pokoknya Alya bakal pergi buat nyelesain apa yang sudah Alya perbuat, berani berbuat berani bertanggung jawab bukan? Papa yang ngajari itu ke kita semua kalau apapun yang kita perbuat, kita harus berani bertanggung jawab seberat apapun itu resikonya." papa menggeleng dengan tatapan memohon kearah Alya.
"Tapi papa gak mau kehilangan kamu Alya." mohon papa mencegah Alya untuk pergi.
"Semua orang tua diluar sana juga begitu pa, mereka gak mau kehilangan anak mereka. Begitupun orang tua dari anak yang jadi tahanan Leo sekarang, mereka gak mau kehilangan anak mereka, apalagi cuma untuk pancingan agar Alya keluar dari zona aman Alya."
Ucap Alya membuat sang papa meneteskan air matanya bahkan sang mama sudah sejak tadi terisak disampingnya."Alya pamit, gak usah nunggu Alya untuk kali ini karena Alya gak tau bakal balik dengan kondisi hidup atau hanya jasad nya aja. Kalo tanggal satu besok Alya belum juga pulang itu artinya Alya udah gak ada lagi didunia ini. Alya minta maaf sama mama dan papa kalo Alya selama ini suka melawan sama kalian, sampaikan juga permintaan maaf Alya buat bang Riko, Riki dan Aji. Oh iya tolong juga papa cari keluarganya Dafka dan Tante Rini bilang kalo Alya mengucapkan banyak terima kasih sama mereka. Yaudah gini aja, Alya pamit ma-pa sampai jumpa." Alya langsung keluar dari rumah tersebut dan mulai menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan tinggi mengabaikan tatapan bingung dari para pengawal papanya.
Alya membawa mobil yang ia kendarai ini kealamat yang dikirimkan oleh Leo tadi, tak butuh waktu lama untuk Alya tiba disana, karena alamat ini berada tidak jauh dari rumahnya. Pintu rumah tersebut langsung terbuka tiba-tiba saat Alya berdiri didepannya. Alya langsung melangkahkan kakinya kedalam rumah itu dan hanya menemukan rumah kosong tanpa perabotan apapun.
"Gue gak nyangka kalo lo bakal dateng, calon kakak ipar." ucap Deo yang tiba-tiba muncul dari bawah tangga.
Alya berdecak tidak suka. "Mana abang lo?" Deo menggeleng sambil tersenyum jahil kearah Alya.
"Lo kangen bang Leo? Udah lah sama gue aja, gue sama bang Leo juga gantengan gue kok." kekeh Deo membuat Alya ingin muntah dan memilih untuk meludahi sepatu Deo.
"Bacot, cuih."
Plak.
"Ouw, sakit ya? Kelepasan soalnya, mangkanya jadi cewek mulutnya disekolahin." ucap Deo sambil tertawa. Deo mengeluarkan suntikan kecil dari sakunya sambil menatap Alya dengan tatapan ingin tertawa.
"Kita bius dulu ya? Biar lo gak tau tempat tujuan kita yang akan kita datangi."
"Kita mau kemana?" tanya Alya dengan cemas.
"Gue gak se-bego itu Alya, kalo kita tetap disini. Abang lo bakal dateng bentar lagi bawa polisi, jadi kita pergi aja ya? Ketempat yang gak akan mereka semua temuin, tapi lo gak boleh tau jadi lo gue bius dulu. Ngerti?" Alya mencoba memberontak saat dua pengawalnya Deo memegang kedua lengannya, Alya langsung terlelap saat Deo menyuntikkan obat bius tersebut dilengannya.
🚀🚀🚀
Aji mengerutkan dahi saat melihat om Galen dan tante Lena menangis diruang keluarga dengan tante Lena yang memeluk foto Alya. Bahkan Riko dan Riki juga bingung melihat orang tua mereka.
"Mama sama papa kenapa?" tanya Riki.
"Adik kamu." jawab papa sambil mencoba menenangkan sang mama.
"Alya? Alya sudah kesini? Alya dimana sekarang?"
"Pergi."
"Pergi?"
"Dia pergi ketempat Leo."
"Sialan, Ko buruan telfon anak buah lo buat lacak keberadaan Alya dan lo Aji hubungi Dafka siapa tau dia punya temen yang bisa bantu." ujar Riki dan langsung berlari kearah garasi untuk segera mencari Alya, sedangkan Papanya mencoba menenangkan mamanya yang terus berteriak meneriakkan nama Alya.
Sementara dilain tempat, Alya mencoba mati-matian untuk lepas dari rantai yang mengikat tubuhnya dikursi itu. Sepertinya Leo dan Deo memang seorang psikopat, buktinya dia mengikat Alya dengan rantai bukannya tali.
"Lepasin gue brengsek."
Plak.
Alya langsung meringis saat Leo menampar wajahnya sambil tertawa.
"Sayang, gue kan udah bilang tadi. Lo hanya perlu buka pengaman ini dan lo bakal istirahat dengan tenang selamanya." ucap Leo sambil menggoreskan belati diwajah Alya."Buat apa gue buka pengamannya? Gak ada untungnya kan buat gue? Yang ada perusahaan bokap gue yang malah hancur, kan lo itu licik."
Bugh
"Belagu banget sih lo." Kursi yang Alya duduki langsung terhempas kepojok dinding karena Deo menendang kursi tersebut dengan keras dari belakang.
Alya meringis saat Leo malah menginjak kakinya menggunakan sepatu dan menendang perutnya, ini semua sudah biasa bagi Alya karena ia adalah seorang agen tapi biasanya pasti akan ada orang yang menolongnya tapi sekarang? Ia bahkan yakin baik orang tua, abang ataupun rekan agennya. Gak akan ada yang bisa melacak dirinya, karena saat ini mereka sedang berada dipinggir kota yang sangat minim penduduk, gak ada diantara mereka yang membawa alat elektronik agar tidak ada yang bisa melacak mereka karena biasanya kemungkinan terbesar orang berhasil dilacak itu karena alat elektronik.
Leo menancapkan belati yang ada ditangannya kelengan Alya membuat Alya berteriak histeris karena menahan sakit.
"Ok Alya, kita lihat sampai kapan lo bakal bertahan." kekeh Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran [END]
Teen Fiction[ Catania Series 1 ] • ALDEBARAN • ALTER GIRLS • CATANIA HEIR Kamu tau Aldebaran? Aldebaran adalah bintang paling besar yang ada digalaksi bimasakti. Dan menurutku kamu itu seperti Aldebaran, besar, indah, selalu menjadi pusat perhatian dan terlalu...