Abang ganteng

30.2K 974 25
                                    

25 Agustus 2017

Seorang perempuan, perlahan-lahan membuka kedua matanya. Penglihatannya berkunang-kunang, hinggah membuatnya harus mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar, yang ia temukan hanyalah dirinya seorang diri diruangan ini dengan tangannya yang dipasang selang infus. Ia yakin ini pastilah rumah sakit, tapi untuk apa ia disini? Seketika kepalanya kembali pusing hinggah membuat ia berteriak dan beberapa suster berlarian masuk keruangannya.

"Kamu sudah sadar nona Alya?" tanya salah satu suster tersebut kepada perempuan ini.

"Alya?" tanya balik perempuan ini dengan tangan yang masih sedia dipelipisnya sambil memijatnya secara perlahan.

"Oh iya saya lupa, maaf. Kata dokter Beni, kamu terkena amnesia karena benturan yang sangat keras dikepalamu."
Jelas Suster tersebut sambil tersenyum ramah.

"Kenapa aku bisa terbentur?"

"Kamu adalah salah satu korban dari kecelakaan beruntun yang terjadi tahun lalu"

"Tahun lalu? Berarti aku tidak sadar sudah 1 tahun?" Suster tersebut mengangguk.

"Dimana keluarga ku?"

"Kamu adalah satu-satunya korban yang tidak ada tanda pengenal satupun." Alya mengangguk mengerti.

"Dan dari mana kalian tau nama ku? Bukankah kata kalian aku tidak memiliki tanda pengenal satu pun?"

"Dari kalung ini." suster tersebut menunjukan sebuah kalung berwarna silver dengan sebuah tulisan 'Alya'
"Kalau kepanjangan dari Alya itu kita tau dari dashbord mobil kamu, disitu tertulis nama lengkap kamu 'Alya Maudiva Carolina" sambung suster yang satu lagi.

Alya hanya mengangguk sambil memijat pelipisnya yang terasa agak sedikit pusing sekarang. "Kamu gak pa-pa?" Alya hanya berdehem sambil mengangkat tangannya untuk mengkode kedua suster tersebut agar keluar dari ruangannya. Mereka hanya mengangguk dan langsung keluar dari kamar Alya tanpa mengucapkan apapun.
"Mereka gak berniat manggil dokter gitu? Kepala gue kan lagi puyeng, siapa tau ada apa-apa sama otak gue, geger otak gitu? Eh tapi jangan sampai deh. Tapi kan gue baru bangun setelah koma satu tahun, ya tuhan!" batin Alya.

Alya menggeleng-gelengkan kepalanya, mungkin ia butuh sedikit oksigen diluar ruangan agar tidak terlalu bosan dengan ruangan ini. Alya menarik selang infus yang ada ditangannya dengan sekali sentak. Ia mengintip kearah luar dari pintu yang dibukanya sedikit, diluar sana tidak terlalu ramai. 'Ah mungkin gue bisa jalan-jalan sebentar' pikir Alya, dan langsung melangkah keluar sambil melihat kekanan dan kekiri, apakah ada suster yang melihatnya atau tidak.

Baru beberapa meter Alya keluar dari kamarnya, ia melihat seorang ibu-ibu yang hendak menuruni tangga sambil menggendong seorang anak. Tetapi langkah ibu itu terlalu jauh dari anak tangga yang hendak ia pijak, mungkin karena ia sedang menggendong anak kecil jadi tidak kelihatan. Tapi, kalau tetap dibiarkan ibu itu bisa jatuh, Alya langsung melesat kearah ibu itu dengan berlari tergesah-gesah untuk segera memperingatkan ibu tersebut. Namun, ibu tersebut sudah melangkahkan kakinya kedepan, Alya semakin panik dan langsung menyambar salah satu lengan ibu itu.

"Akhhh!" teriak Alya dan ibu itu berbarengan saat mereka hampir terjatuh kebelakang karena Alya menarik tangan ibu itu sedikit kencang.

"Tante gak pa-pa?" ibu tersebut mengangguk sambil memeriksa kondisi anaknya, nampaknya anaknya tidak apa-apa karena ibu tersebut memeluk anaknya dengan erat.

"Ya ampun dek, makasih ya udah nyelamatin tante. Tante kira tadi tante sama anak tante akan jatuh kebawah." Alya tersenyum seraya mengangguk.

"Duduk dulu yuk tan, dikursi itu. Kayanya tente masih shock deh." Ajak Alya sambil menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Ibu tersebut mengiyakan perkataan Alya dan langsung mengikuti langkah Alya yang sudah langsung duduk dikursi tersebut.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang