Who am I?

10.4K 528 19
                                    

Alya tersenyum angkuh saat semua pengawal Rayn berlarian untuk mengepung dirinya, tak ada sedikitpun raut ketakutan diwajahnya karna bahkan Alya sedang tersenyun bangga sambil sesekali memperbaiki hoodie yang ia pakai.

"Well, kita lihat sekarang. Siapa yang sebenarnya pemain lama dan pemain baru?" tanya Rayn sembil duduk disofa yang ada didepan Alya.

Alya terkekeh mendengar ucapan Rayn, membuat Rayn dan pengawalnya menatap bingung kearahnya.
"Rayn, kasian ya jadi lo? Ganteng tapi bego." ucap Alya membuat Rayn langsung bangkit dari duduknya dan menatap Alya dengan garang.

"Siapa yang lo bilang bego?" bentak Rayn.

"Ya elo lah, lo masih nanya kegue siapa yang pemain lama dan pemain baru? Coba lo pikir pake otak lo ya, inget pake otak bukan pake dengkul." semua pengawal Rayn langsung mengambil posisi untuk menangkap Alya namun ketika melihat Rayn yang menggeleng kearah mereka, mereka kembali keposisi mereka masing-masing.

"Nih dengerin gue, mansion lo yang segede ini aja cctv nya bisa ke hack, dan gue ngehack nya cuma sendirian. Gak sebanding banget gak sih?" ujar Alya.
Rayn terdiam ditempatnya sambil mencoba memikirkan sesuatu ia tak pernah mengira bahwa semua rumor yang disebarkan oleh orang-orang tentang Carolin semuanya benar, bahwa Caroline adalah orang yang sangat berbahaya.

"Kalian semua keluar, saya mau bicara berdua sama dia." ucap Rayn kearah semua pengawalnya.

"Eits, btw tolong pangilin temen gue dong, dia ada didalam mobil, mobilnya parkir dirumah tetangga noh. Bilang disuruh Alya masuk, mau makan." ucap Alya santai sambil duduk diatas sofa yang diduduki oleh Rayn tadi.

Semua pengawal menatap Alya sambil mengerutkan dahinya dan berlanjut menatap kearah Rayn sambil meminta persetujuan. Rayn menghembuskan nafas panjang sambil menganguk, ia heran dengan gadis yang ada didepannya ini tidak merasa takut sedikit pun kepadanya, padahalkan ia sendirian disini.

"Ray, makan dong. Laper gue nih, pulang sekolah langsung ke rumah sakit, kekantor polisi dan lanjut kesini tanpa makan sedikitpun." Rayn mengerutkan dahinya.

"Emang lo siapa?"

"Alya, sibidadari yang turun kebumi laknat ini buat menumui lo bedebah sialan."

"Lo tuh yang bedebah, enak aja merintah gue. Inget ini rumah gue."

"Karna ini rumah lo mangkanya lo yang nyiapin makanan masa gue sebagai tamu langsung kedapur buat ambil makan sih?"

"Lo itu tamu yang gak diundang ya?"

"Si-" baru saja Alya ingin membalas perkataan Rayn, Alya langsung dikejutkan dengan Dafka yang tiba-tiba menepuk pundaknya sambil memanggil namanya.

"Alya." panggil Dafka membuat Alya dan Rayn melirik kearahnya namun Dafka tidak datang sendirian, ia datang dengan seorang pemuda yang memakai kemeja warna merah.

"Dateng juga lo, btw dia siapa?" tanya Alya namun malah dijawab pertanyaan lagi oleh pemuda tersebut.

"Loh X, lo masih hidup?" tanya pemuda tersebut dan langsung memeluk Alya seolah mereka adalah teman yang baru bertemu setelah sekian lama.

"Lo kenal sama Carolin Van?" tanya Rayn dengan raut wajah bingung.

"Caroline? Maksud lo Alya?" sahut Dafka sambil menunjuk kearah Alya namun juga diikuti dengan raut wajah bingung.

"Carolin? Alya? Kalian apaan sih? Dia itu X, agen rahasia kami yang sudah menghilang satu tahun yang lalu." bantah pemuda yang baru saja memeluk Alya.

"Kalian semua tuh yang apaan? Hello sebenernya gue itu siapa sih? Dj Diva? Alya si pelajar sma? Caroline sipembalap? Atau X si agen rahasia?" teriak Alya membuat ketiga pemuda tersebut melirik kearahnya dengan raut yang tidak bisa dijelaskan.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang