Alya langsung menghentikkan langkahnya saat mendengar suara orang berkelahi, ia mencoba mengintip kearah lorong sempit yang menghubungkan kearah taman belakang dan ternyata benar disana ada orang yang sedang berkelahi, ah ralat sepertinya bukan berkelahi tetapi pengeroyokan karna disana hanya terdapat dua orang pria yang sedang mengeroyoki satu pria. Alya menajamkan penglihatannya saat ciri-ciri pria yang sedang dikeroyok itu mirip dengan Dafka.
"Shit! Itu emang Dafka." Alya langsung berlari kearah Dafka dan mencoba untuk menarik Dafka saat salah satu dari kedua pria tersebut ingin menendang Dafka.
"Siapa lo?" tanya pria tersebut dengan amarah yang masih ditahannya ketika melihat Alya. Alya hanya terdiam sambil menatap pria tersebut dengan wajah menantang.
"Yee, ditanya malah diem, berani lo sama gue?" bentak pria tersebut.
"Lo ngomong sama gue? Sorry ya gue gak level ngomong sama pengecut kaya lo, kalo punya masalah mah selesain sendiri bukannya keroyokan." sinis Alya membuat pria tersebut semakin emosi karnanya.
"Sialan." belum sempat pria tersebut memukul Alya, lengannya sudah ditahan lebih dulu oleh temannya.
"Udahlah Febry, percuma ngomong sama cewek. Lagian kita kan udah puas buat si Dafka babak belur." ucap pria tersebut.
"Untung ada Ilham, kalo enggak awas aja lo." ucap pria yang bernama Febry dan langsung pergi dari sana diikuti dengan temannya tadi.
"Lo ngapain disini." tanya Dafka sambil menepis tangan Alya yang mencoba membantunya untuk berdiri.
Bugh.
"Arghh" erang Dafka saat Alya dengan santainya meninju bahu kirinya.
"Gatau diri amat dah ni anak, udah dibantuin bukannya bilang makasih malah marah-marah, untung tadi gue gak jadi dipukul sama mereka." ucap Alya menggerutu sambil membantu Dafka untuk berdiri.
"Lo kenapa sekolah? Kan lo sakit?" tanya Dafka saat mereka sudah duduk dibangku yang ada ditaman itu.
"Sakit apaan? Gue sehat kok, lo tuh yang sakit jiwa. Udah dikasih wajah ganteng sama tuhan malah penampilan kaya culun gini, mana ada coba yang mau sama lo. Eh tapi gak pa-pa sih, untung kita ketemunya pas lo masih culun jadinya gue gak punya saingan. Jadi Dafka mending lo gini aja sampe kita jadian, kalo sebelum kita jadian lo udah ngerubah penampilan lo itu, lo bakal ditempelin terus sama cabe-cabean pasar, dan gue? Gue gak ada hak buat ngelarang mereka buat deket sama lo. Jadi intinya mending kita jadian sekarang, jadi gue punya hak buat ngelarang lo buat deket sama siapa aja."
Dafka hanya mampu meringis ketika mendengar ucapan Alya yang panjang sepanjang jalan tol."Nah kan, sakit jiwa ya lo?" tanya Dafka menggeleng-gelengkan kepalanya sambil sesekali meringis karena luka yang terdapat disudut bibirnya.
"Ish Dafka jahat banget sih, gue ngomong gak ditanggapi." rengek Alya.
"Gue gak ngerti lo ngomong apa, mending langsung ke intinya aja."
"Intinya kita jadian."
Hening
Tak ada pembicaraan lagi diantara mereka, baik Dafka maupun Alya hanya terdiam sambil menatap satu sama lain sampai sebuah suara dari ponsel Alya membuyarkan pandangan mereka.
Bang Riski :
Lagi dimana Al?Alya :
Sekolah bang.Bang Ruski :
Ada waktu? Gue mau minta tolong sama lo.Alya :
Selow, Alya selalu free kok bang. Sekarang aja gimana, Alya ngajak Dafka ya? Kita ketemu di mall dekat sekolah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran [END]
Teen Fiction[ Catania Series 1 ] • ALDEBARAN • ALTER GIRLS • CATANIA HEIR Kamu tau Aldebaran? Aldebaran adalah bintang paling besar yang ada digalaksi bimasakti. Dan menurutku kamu itu seperti Aldebaran, besar, indah, selalu menjadi pusat perhatian dan terlalu...