New facts

11.2K 588 12
                                    

Kedua mata Alya langsung terbuka dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal seperti orang yang habis merathon.
Ia bingung, kenapa setiap malam ia selalu dimimpikan tentang kilasan-kilasan aneh, seperti kejadian nyata yang setiap malamnya selalu bersambung, namun dibeberapa bagian ada yang di skip.

"Malam ini gue mimpi si Leo selingkuh, pas mau gue lagi asik-asik ngintip gue dikejer sama bodyguard nya. Tapi kenapa mereka ngejer gue ya? Emang gue teroris? Apa gue cerita aja ya sama tante Rini? Gue gak bisa ngehadepin masalah ini sendirian" gumam Alya sambil memijat-mijat pelipisnya karena pusing.

Alya melirik jam yang ada dinakasnya, sekarang pukul 5:30, berarti saat ini tante lagi masak didapur, Alya langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk langsung menemui tante Rini. Langkah kaki Alya terhenti saat melihat Tante Rini sedang memotong sayur-sayuran didapur.

"Tante"

"Iya?"

"Alya mau cerita" tante Rini melirik Alya sekilas dan langsung menganggukan kepalanya. Alya langsung menceritakan semua yang ia alami setiap malam, sedangkan tante Rini hanya mendengarkannya sambil sesekali mengelus puncak kepala Alya.

"Tante juga bingung Al, apa yang harus dilakuin. Gini aja kita liat kalau dalam seminggu kedepan masih kaya gini juga, kita kedokter buat cek" Alya mengangguk, setidaknya setelah ia menceritakan kepala tante Rini beban pikirannya menjadi lebih berkurang.

"Ini cukup jadi rahasia kita berdua ya tan?"

"Iya, kita berdua"

"Promise?"

"Promise" Alya tersenyum senang sambil memeluk tante Rini. "Oh iya tan, nanti siang aku ada janji sama temen-temen aku"

"Yaudah nanti minta anterin Dafka"

"Makasih tante"

"Sama-sama sayang" mereka kembali memeluk satu sama lain sampai suara anak kecil terdengar disebelah tante Rini.

"Mama" tante Rini menoleh kearah Daffa.

"Kenapa Daffa?" tanya Alya.

"Kak Alya, ikut Daffa yuk" Alya menatap bingung kearah Daffa namun ia hanya pasrah saat anak berumur 7 tahun itu menarik tangannya menuju kekamarnya.
"Sini kak duduk" Alya mengangguk sambil ikut duduk dipinggir kasur milik Daffa. Sedangkan Daffa mengambil dua pasang baju untuk ditunjukan ke Alya.

"Buat apa tuh bajunya?" tanya Alya.

"Menurut kakak bagus aku pake kemeja ini, atau kaos ini?" Alya menimang-nimang kedua baju tersebut.

"Kayanya bagus kemeja deh, kamu mau kemana emang?"

"Temen kelas Daffa ulang tahun, jadi Daffa mau kesana"

"Cewek kah?" Daffa mengangguk. "Berarti kamu harus tampil paling keren disana" Daffa mengerutkan dahinya menatap bingung Alya.

"Kenapa gitu?"

"Biar cewek-cewek banyak yang suka sama kamu, apalagi kalo yang ulang tahun ngasih potongan kue pertamanya untuk kamu. Kan so sweet, apalagi kal- Aduh" Alya langsung meringis saat merasa ada yang menjitak dahinya sambil menatapnya tajam.

"Gak usah ngajarin adek gue yang nggak-gak" sinis Dafka yang tiba-tiba muncul disamping Alya.

"Apaan sih lo" ucap Alya sambil mengerucutkan bibirnya seraya menatap sebal kearah Dafka.

"Daffa buruan mandi, satu jam lagi kamu mau pergi kan?" Daffa mengangguk dan menaruh kedua pasang baju tersebut keatas kasur dan langsung berlari menuju kamar mandi.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang