The game starts now

10.3K 569 5
                                    

"Sejak kapan lo bisa beginian?" tanya Dafka.

"Gue gak tau, pas gue megang komputer ini gue kaya ngerasa udah biasa ngelakuin hal ini" Dafka mengerutkan dahinya mencoba berfikir.

"Mungkin ini hanya kebetulan" jelas Alya lagi. Namun Dafka langsung menggeleng.

"Gak ada yang namanya kebetulan Alya, semua yang terjadi didunia ini pasti ada alasannya masing-masing"

"So?"

"Ayo kita coba lagi, kalau lo emang bisa ngelakuin hal kaya tadi lagi berarti lo emang berbakat" usul Dafka.

"Lo mau ngehapus makalah lo lagi?" Dafka menggeleng. "Gue gak mau ambil resiko soal makalah itu, gue punya tugas lain buat lo"

Dafka membuka email dikomputer tersebut dan menujukan nya keAlya. "Ini adalah email lama gue, udah dua tahun gak aktif gara-gara entahlah, kaya ke-hack mungkin? Atau gue yang gak inget kata sandinya gak tau deh. Nah sekarang coba lo aktifin lagi nih email"

Alya mengangguk dan mulai mengetik beberapa kata yang Dafka sendiri tidak mengerti apa itu, setelah menunggu selama 15 menit Dafka semakin membelalakkan matanya sambil terus konsen kearah komputer.Dafka tidak percaya email yang sudah dua tahun tidak aktif tapi sekarang bahkan email tersebut dengan mudahnya diaktifkan kembali oleh Alya.

"Ini serius?" ucap Dafka dengan nada tak percaya.

"Gimana bisa?" tanya Dafka. Namun Alya hanya menggelengkan kepalanya tidak tau.

"Gue gak tau Dafka sayang, setiap gue lihat komputer tiba-tiba diotak gue tuh kaya udah disetel gitu" ujar Alya.

"Gak usah panggil-panggil sayang deh, geli gue. Jadi, apa kata sandi gue?" ucap Dafka penasaran.

"Bola mata" Dafka mengerutkan dahinya. "Bola mata? Seinget gue kata sandinya itu Daffababy" ucap Dafka.

"Kayanya beneran ke hack tuh email" Alya menggeleng. "Enggak deh kayanya Daf, menurut gue ya, ada orang yang mau nge-hack email lo tapi ada seseorang yang bantu buat pertahanan di email lo ini" ucap Alya.

"Emangnya apa isinya? Kok bisa sampe ada yang mau nge-hack?" tanya Alya. Namun hanya dijawab gelengan oleh Dafka. "Orang asing gak boleh tau"

"Kalo lo gak mau kasih tau ya udah, gue cek sendiri aja. Tanpa lo kasih tau juga gue mudah buat tau apa aja isi dari semua email yang ada disitu" Dafka menggeleng tak suka.

"So? Mau ngasih tau gue atau gue cari tau aja sendiri?" Dafka menghelah nafas panjang sambil melirik kearah Alya dari ujung matanya.

"Tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya?" Alya menganguk antusias sambil mencondongkan tubuhnya kearah Dafka.

"Sebenernya perusahaan bokap gue dulu itu lagi masa jaya-jayanya, tapi ada yang gak suka sama bokap gue dan mau ngehancurin perusahaan itu dengan membayar beberapa pekerja bokap buat jadi penghianat. Tapi sebelum 100% tuh perusahaan hancur, gue udah pindahin beberapa aset penting ke email gue" Alya terdiam.

"Jadi maksud lo, orang yang mau nge-hack email lo itu tujuannya buat ambil file yang ada di lo?" ucap Alya.

"Ya begitulah"

"Btw, ini file yang lo kirim belum kebuka loh Daf, mau buka sekarang?" Dafka mengangguk sambil berdiri dibelakang Alya yang sedang duduk didepan kursi komputer.

"Buka sekarang" Alya langsung membuka satu persatu file yang ada di email tersebut sambil mencoba memahami isi dari file tersebut. Sementara Dafka sudah memandang layar komputer tersebut dengan pandangan jenuh, sungguh, ia sangat tidak mengerti apa yang tertulis didalam file tersebut.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang