Seorang perempuan dengan malas menyuapi laki-laki yang sedang tersenyum puas di hadapannya. Sesekali ia berdecak sebal, melihat perlakuan Rangga yang memanfaatkan keadaan sakitnya.
Tasya sempat berpikir, apa Rangga hanya pura-pura sakit agar bisa mendapat perhatian darinya?
Rangga terkekeh kecil melihat wajah sebal gadis di hadapannya ini.
"Aduh..aduh mata gue sakit" keluh Rangga sambil menutup matanya dengan telapak tangan.
"Ck, kenapa lagi?" Decak Tasya sebal.
"Mata gue sakit liat wajah kusut lo. Senyum dikit kek!"
"Gue bukan kakek-kakek"
"HAHAHAHA..." Rangga tertawa lepas setelah mendengar balasan dari Tasya.
"Bau jengkol lo!" Protes Tasya sambil menutup kasar mulut Rangga.
Tasya menghela napas pelan.
"Ga, gue mau pulang!" Ucap Tasya sembari meletakkan piring di atas nakas.Raut wajah Rangga berubah, "Gak! Suruh siapa lo kabur dari gue? Selama seminggu, lo pokoknya harus jaga gue!!" Perintah Rangga seenak jidat.
"Trus sekolah gue gimana?"
"Udah gue urus." Ucap Rangga dengan senyuman miringnya.
Tasya berdecak sebal. Alasannya untuk pulang kini tak ada lagi. Ia benar-benar tak mau jika harus berlama-lama bersama cowok aneh bin gak tau malu macam Rangga ini.
Jauh dalam pikirannya ia penasaran akan sosok Rangga. Cowok ini seenaknya menculik lalu mengekang Tasya. Tasya hendak kabur, eh malah dihukum dikurung di gedung tua.
Memangnya siapa dia? Kenal aja kagak! Miris banget kan?! Iya sih ganteng, tapi kan kalo dikekang terus, bikin tekanan darah naik juga!!!
Tasya menghela napasnya kasar, "lo sebenernya siapa sih?"
"Gue Arr-"
"Gue gak tanya nama lo!"
"Ya terus?" Beo Rangga berlagak bego.
Tasya menggeram kesal, "Gue gak kenal sama lo, Rangga! Gue gak tau siapa lo! Dan gue juga bukan siapa-siapa lo yang bisa lo kekang gini!"
"Dan, gue gak peduli lo mau kenal atau enggak sama gue, yang penting lo milik gue se.la.ma.nya! TITIK!!" jawab Rangga tak ingin di debat lagi.
Tasya lagi-lagi menghela napasnya lelah. Lelah dengan cowok tak dikenal yang memperlakukannya dengan seenak jidat. Lelah berdebat dengan cowok gila ini yang mungkin saja dia pasien kabur dari rumah sakit jiwa. Lelah dengan perdebatan yang tak ada gunanya.
"Yaudah sini balikin ponsel gue!"
"Mau apa? Lo mau chat-an sama cowok kan? Gak! Gak boleh!!" Tolak Rangga mentah-mentah.
"Gue bosen diem mulu!" Ketus Tasya. Jika ia tak memperdulikan kondisi Rangga, mungkin saja Tasya sudah brutal menghabisi cowok di hadapannya ini.
"Yaudah jangan diem"
"Kampret! Balikin gak lo?!"
Rangga melotot mendengar ucapan kasar dari Tasya, "hah? Coba ngomong lagi?!"
"KAMPRET!!" sentak Tasya tepat di depan wajah Rangga.
Dengan gerakan cepat Rangga menarik tubuh Tasya, hingga Tasya menjadi terbaring di atas ranjang yang bergambar Naruto. Tasya memberontak, tapi cepat-cepat Rangga mengunci pergerakan tubuhnya. Tangan kiri Rangga mengunci tangan yang akan mencubit perih pinggang Rangga, sedangkan Tangan kanannya menahan tubuhnya agar tak menindih gadis di bawahnya. Kini posisi Rangga berada di atas tubuh Tasya yang sedang berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Teen Fiction"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...