[POB] Part 21

8.3K 475 9
                                    

Tasya memandang pantulan dirinya di cermin lemari yang sudah sedikit usang. Menatap penampilannya yang sekarang sudah menggunakan seragam sekolah Galaxy.

Karena termasuk sekolah elite, Galaxy high school mempunyai seragam sendiri, berbeda dengan seragam sekolah SMA pada umumnya. Rok hitam dengan corak kotak-kotak merah maroon menjuntai sampai bawah lututnya. Karena sifat posesifnya, Rangga memberikan rok yang sedikit panjang dari seharusnya. Kemeja putih selengan dengan dibalut jas almamater khas sekolah Galaxy menambah kesan wah dalam diri Tasya.

Gadis itu menghela napasnya, mencoba menetralkan degup jantungnya yang sedari tadi berdetak tak karuan. Tasya belum siap dengan kehidupan di sekolah barunya, ia merasa kecil jika dibandingkan dengan siswa kelas atas di sana.

Tin... Tin...

Suara klakson mobil Rangga membuyarkan lamunannya. Sebenarnya Tasya sudah menolak ketika Rangga ingin menjemputnya. Jika siswa Galaxy tahu mereka berangkat bersama, bisa-bisa Tasya sudah dibicarakan bahkan di hari pertamanya masuk.

Tapi Rangga tetaplah Rangga dengan sifat keras kepalanya, mau bagaimana lagi Tasya hanya bisa mengalah lagi dan lagi. Sebelum itu, mereka sudah membuat kesepakatan, bahwa Tasya akan diturunkan di jalan yang tak terlalu jauh dengan gerbang sekolah Galaxy. Ya, meskipun Rangga awalnya enggan.

"Ingat ya! Bersikap dingin sama cowok di SMA Galaxy." Ucap Rangga setelah menjalankan mobilnya.

"Hm." Jawab Tasya malas, Tasya memalingkan mukanya memilih melihat suasana di luar.

"Kalo ada yang godain, bilang aja sama gue."

"Hm."

"Jangan pernah bolos."

"Hm."

"Kalo waktunya istirahat, ya istirahat ke kantin! Jangan sampe telat makan."

"Hm."

"Kalo di kantin gue gak nemu lo, gue bakal cari lo terus gendong lo ke kantin."

"Hm."

Rangga berdecak kesal, "Didegerin gak?"

"Iya, Ranggaaa... Daritadi didengerin juga!" Balas Tasya geram. Jika berani, Tasya ingin sekali mengkarungi Rangga lalu membuangnya di TPA.

"Jawabnya jangan gitu, dong!"

"Iya, iya!" Ucap Tasya pasrah.

"Belajar yang bener."

"Iya."

"Kalo ada yang gangguin, bilang ke gue."

"Iya."

"Awas! Jangan genit-genit."

"Iya! Bawel lo!" Sungut Tasya geram.

"Oh, ya satu lagi!"

"Apa?" Sebenarnya Tasya malas bertanya tapi mau bagaimana lagi, Rangga tak suka diacuhkan.

"Ganti bahasanya, jangan panggil lo lagi kalo ngomong sama gue."

Sejenak Tasya diam. Apakah Rangga akan menyuruhnya bicara aku-kamu?
Membayangkannya saja Tasya bergidik geli, dia sudah seperti sepasang kekasih saja jika menggunakan bahasa aku-kamu.

"Tenang, gue gak akan maksa lo pake bahasa aku-kamu kalo lo gak nyaman." Ucap Rangga membantah apa yang dipikirkan Tasya.

"Kalo lagi bicara sama gue, sebut nama gue aja, jangan pake kata 'lo', ngerti?"

Possessive and Overprotective Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang