"Kak!" Panggil Tasya kepada dua cowok yang sedang bercengkrama di depan kelas 12 IPA. Keduanya menoleh, mendapati Tasya yang sedang berjalan ke arahnya.
"Tumben lo panggil 'kak' " sindir Miko.
"Kak Rangga mana?" Tanya Tasya, sebenarnya ia agak aneh menyebut Rangga dengan memakai embel-embel 'kak'.
"Kerasukan setan apa lo?" Miko memegang kening Tasya yang kemudian langsung di tepis olehnya.
"Gue tanya ya jawab Miko!" Ucap Tasya menurunkan nada suaranya, berharap tak ada yang mendengar.
Miko hanya nyengir tanpa dosa.
"Lo tanya Rangga? Gak biasanya." Ucap Ziko ikut menimpali.
"Dia gak masuk sekolah?" Ucap Tasya sesekali mencoba mengintip dalam kelas, siapa tahu ada Rangga disana.
"Lah, lo gak tahu?"
Tasya menggeleng.
"Akhir-akhir ini si Rangga suka dispen, tapi kebetulan tadi dia gak sekolah." Terang Ziko.
"Loh kenapa?" Tanya Tasya heran, ia tak tahu alasan Rangga begini. Karena Rangga sama sekali tak pernah bicara padanya.
"Paling ketemu Na-- hmmpphh." Ziko yang ingin menjawab namun mulutnya dibekap Miko, cowok itu kemudian menepis tangan Miko dengan kasar, "apa-apaan lo sat!"
"Na? Na siapa?"
Sebelum keduluan Ziko, Miko buru-buru menjawab, "Oh itu... Na... Na... Haha.."
"Ngomong apa sih?"
"Ah! Nakula! Iya Nakula!" Jawab Miko ngaco, Tasya semakin dibuat heran oleh sikapnya.
"Siapa Nakula?" Kali ini bukan Tasya yang bertanya, melainkan Ziko.
Miko melotot pada Ziko, ingin sekali ia menjitak kepala sahabat begonya ini. Miko kemudian memberi kode agar Ziko diam.
"Ah elu Zik, kayak gak tau aja si Rangga suka kisah Mahabharata." Miko merutuk dalam hati, mengapa ia memberikan jawaban sangat konyol?
Ziko yang mengerti kekhawatiran Miko segera angkat bicara, "Eh, anjir kita udah telat nih. Gue sama Miko pulang dulu ya!"
"Eh tapi kan--"
"Byee...!!" Miko dan Ziko saling merangkul, persis cowok homoan, kemudian kabur menghindari pertanyaan dari Tasya.
Setelah benar-benar menjauh dari Tasya, Ziko menepis kasar tangan Miko yang merangkul manis di pundaknya, "Gak usah rangkul-rangkul kampret! Jijik gue!"
"Ah, Ogeb lu!" Ucap Miko sambil menurunkan tangannya.
Setelah dirasa keadaan cukup aman, Ziko bertanya, "Kenapa dirahasiain sat?"
"Bukan gitu bego! Nanti dia salah paham, lo mau kena bogem si Rangga?"
"Lah emangnya kenapa? Si Tasya kan gak ada rasa sama si Rangga."
"Bangsul! Kalo dia gak ada rasa, gak mungkin dia tanya Rangga ke kita ogeb!"
***
Hari sudah semakin sore, cahaya matahari kuning sedikit demi sedikit meredup dari ufuk barat. Namun, hal itu tak urung membuat Tasya pulang ke rumahnya. Dia masih di sekolah, entah untuk apa atau menunggu siapa. Namun, ada juga beberapa siswa yang masih stay disana, sebagian karena urusan organisasi, sebagian lagi hanya sekedar numpang WiFi.
Gadis itu menghela napasnya pelan, berharap ganjalan di hatinya ikut terbawa keluar. Baiklah, ini sudah terlalu sore bagi Tasya untuk berdiam diri dengan alasan tak jelas disini, ia akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Novela Juvenil"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...