Sebuah kamar berukuran minimalis yang dipenuhi berbagai foto wajah idol boyband Korea yang dipajangkan di dinding kamar, menjadi surga dunia bagi seorang Tasya Zea Nafeesa. Walaupun hanya sebuah kontrakan kecil yang berisi satu kamar dan satu WC kecil, tapi Tasya bersyukur masih diberi tempat untuk berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya hujan.
Kini gadis yang tengah tengkurap di kasur minimalisnya sedang berpikir keras bagaimana caranya agar ia terbebas dari kegiatan membosankan tingkat akut itu. Tasya sungguh tak mau ikut dengan Rangga jalan-jalan di malam Minggu yang cerah ini. Mungkin kalau gadis lain yang diajak Rangga, akan menganggap itu sebuah mukjizat Tuhan dan tak akan pernah menyia-nyiakannya
Tapi tidak dengan Tasya.
Bukan! Bukan karena ia tak mau menerima kebaikan dari Rangga. Hanya saja Tasya tak mau menjadi lumutan selama beberapa jam karena acara Dinner itu. Pergi makan di sebuah restoran kelas atas yang sengaja sudah dibooking dan menyisakan mereka berdua, mendengarkan alunan musik romantis yang bagi Tasya seperti musik pengantar tidur, risih karena Rangga tak berhenti menatapnya, dan parahnya itu bertahan sekitar 3 jam!!
Mungkin bagi sebagian perempuan dinner romantis menjadi impian mereka. Tapi tidak dengan Tasya! Sungguh, itu membuatnya menjadi lumutan karena bosan. Tasya sudah berulang kali bilang pada Rangga, bahwa ia tak menyukai semua ini. Tapi Rangga mengabaikan, dan menganggap bahwa Tasya masih canggung dan belum terbiasa.
Tasya berpikir keras agar Rangga membatalkan acaranya. Lebih baik dia nonton drama korea saja daripada pergi dinner yang super membosankan itu. Andai sekarang ia bekerja di minimarket, pasti Rangga tak akan memaksanya. Namun sialnya, minimarket sengaja ditutup karena beberapa kerusakan teknis belum diperbaiki.
Ya, Tasya saat ini memang masih bekerja. Jangan tanya kenapa Rangga tak melarangnya. Bahkan berkali-kali Rangga melarang, dan ia janji akan memenuhi semua kebutuhan Tasya.
Tapi bukan namanya Tasya kalau tidak menolak. Ia tentu saja merasa canggung dengan bantuan yang Rangga berikan. Memangnya siapa Rangga yang harus direpotkan dengan kebutuhan Tasya. Dan, Tasya bukanlah seorang perempuan matre, yang memanfaatkan keadaan keuangan Rangga.
Tasya menatap langit-langit kamar, "Ah! Gue pura-pura sakit aja kali ya?" Gumam Tasya.
"Tapi, gimana caranya bikin dia percaya?"
"Badan gue aja gak panas" ucapnya dengan ekspresi merengut.
Entah berasal darimana, tiba-tiba Tasya mendapat ide untuk membodohi Rangga. Dengan segera ia memanaskan air di kompor hingga mendidih. Setelah itu, Tasya masukan dengan hati-hati air yang telah mendidih ke dalam botol kaca bekas sirup, lalu menutupnya.
Setelah semuanya siap, Tasya berbaring di kasur minimalisnya, memakaikan selimut hampir ke seluruh tubuhnya hanya menyisakan kepalanya. Lalu, botol sirup yang telah di isikan air panas, Tasya tempelkan ke dahinya, agar panas itu juga bisa menempel di dahinya seolah-olah Tasya sedang demam.
Dalam hati, Tasya memuji dirinya sendiri. Mengapa ia sangat pintar?
Ah, tentu saja ia adalah Tasya Zea Nafeesa!
Bukan Tasya namanya, kalau tidak bisa membodohi Rangga.Selang 15 menit, suara ketukan pintu yang diyakini adalah Rangga mulai terdengar. Dengan cepat, Tasya menyembunyikan botol itu dibawah ranjangnya. Karena kalau Rangga tahu, bisa habis dia.
"Masuk, gak dikunci kok" ucap Tasya selirih mungkin, agar terdengar seperti orang yang sedang sakit.
Pintu terbuka, menampilkan sosok laki-laki jangkung bercelana jeans hitam panjang dan kemeja kotak-kotak yang tak dikancingkan, sehingga kaos putihnya terlihat. Tatanan rambut yang sangat rapi, jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya, membuat penampilan Rangga semakin perfect.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Novela Juvenil"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...