Hari ini guru yang mengajar tak masuk kelas, itu artinya kelas XI IPA Free. Macam-macam kegiatan yang dilakukan siswa saat jamkos, ada yang bermain bola di lapangan indoor, lab komputer, lab percobaan IPA, dan perpustakaan.
Tak seperti sekolah lainnya jika jamkos para siswa dominan mengisi waktu di kantin, siswa Galaxy memang memilih mengisi waktu dengan kegiatan yang berguna, daripada mengobrol atau sekedar makan di kantin sekolah.
Membaca buku, adalah hal yang paling anti dengan gadis ini. Siapa lagi kalau bukan Tasya? Melihat tumpukan buku saja sudah membuat Tasya menguap, apalagi membacanya, mungkin gadis itu sudah terlelap sebelum menghabiskan 1 lembar bacaan.
Namun, aneh bin ajaib jika melihat pemandangan Tasya masuk ke perpustakaan. Tak bisa dipercaya, gadis itu benar-benar masuk ke ruangan yang paling angker baginya.
"Naf! Ya!" Seru Tasya pada dua orang yang tengah fokus pada bukunya. Raya menoleh, lain lagi dengan Arnaf yang tak menghiraukan.
"Gak bosen apa kalian disini mulu?" Tanya Tasya jenuh. Pasalnya, sedari mulai jam kosong Arnaf dan Raya mengajak Tasya untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, namun Tasya menolak dan memilih berdiam diri di kelas. Karena bosan, Tasya menyusul mereka ke perpustakaan.
"Nggak."
"Mending lo baca buku deh, nih." Sahut Arnaf sambil memberikan sebuah buku ilmiah. Tasya hanya memandang malas, tak menerima buku yang direkomendasikan Arnaf untuknya.
"Tasya paling anti baca buku, Naf."
Arnaf mengernyit, "Kenapa? Padahal dia pintar kan? Kok aneh, orang berprestasi biasanya kutu buku."
"Apalagi gue."
Tasya hanya memutar bola matanya mendengar percakapan mereka, "Kita ke lab atau kemana yuk, boring gue!"
"Males ah." Balas Raya yang membuat Tasya berdecak.
Kalau sudah begini ya sudah, Tasya hanya bisa pasrah pada kedua teman kutu bukunya. Dia jadi merindukan Inggrid, yang mempunyai kepribadian hampir sama dengannya. Ingin berkeliling sendiri, namun Tasya masih asing dengan lingkungan barunya, hal itu membuat Tasya mengurungkan diri.
"Oh iya, Sya. Lo bilang lagi butuh kerja paruh waktu kan?"
Tasya mengangguk membenarkan, "Iya, soalnya gue agak keberatan kalo kerja di minimarket sampe malem."
"Coba lo lihat deh mading sekolah, biasanya suka ada kerja paruh waktu yang pekerjaannya di sekolah, apalagi bayarannya lumayan."
Seketika Tasya tertarik dengan apa yang diucapkan Raya, "kerja gimana?"
"Ya misalnya lo jaga perpustakaan, beresin lab, bersihin ruang musik, nyapu lapangan, jadi asisiten guru, atau jadi pengajar les siswa." Jelas Raya.
Tasya mengangguk paham.
"Gue sih suka jaga perpustakaan atau beresin lab. Tapi gue saranin lo jadi asisiten guru atau pengajar les deh, soalnya kan lo pinter, kerjanya gak capek, apalagi bayarannya lebih besar."
Tasya memangku dagunya penasaran, "Cara daftarnya gimana?"
"Coba cari brosur kerja paruh waktu di mading, terus hubungin nomor yang tertera di sana."
***
Tasya berdecak menatap Mading sekolah. Raya bilang banyak brosur yang ditempel untuk lowongan kerja paruh waktu, tapi mana? Yang ada hanyalah brosur promosi ekstrakurikuler dan berbagai kegiatan sekolah.
Gadis itu menghela napas, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Mading sekolah.
Namun, Tasya mendadak berhenti ketika satu brosur menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Novela Juvenil"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...