Tasya mencebikan bibirnya kesal, pasalnya ia telah menunggu lama untuk Rangga saat ini. Cowok itu telah berpesan, agar menunggunya di kelas, ia akan menjemputnya. Namun, setelah 15 menit menunggu, belum juga ada tanda-tanda kehadiran Rangga.
Daripada lumutan di sini, lebih baik Tasya menyusul Rangga ke kelasnya. Agak horor juga menunggu di kelas yang kosong sendirian. Namun, baru beberapa langkah Tasya keluar kelas, tangannya dicekal membuat pergerakan Tasya terhenti.
"Udah gue bilang tungguin, bandel!" Omel Rangga menyentil dahi Tasya gemas.
Tasya mengusap dahinya, mukanya cemberut," Ya lagian lama, lumutan tau!"
Rangga tersenyum tipis, ia menarik tubuh mungil Tasya ke dalam pelukannya, memberikan kenyamanan pada gadis itu. Tangannya tergerak mengusap-usap puncak kepalanya. Padahal ini masih di sekolah, Rangga ini benar-benar... Untung keadaan sekolah sedang sepi, kalau tidak mereka akan jadi bahan pembicaraan biang gosip SMA Galaxy.
"Tadi di Kantin kenapa?" Tanya Rangga, masih mempertahankan posisinya, seolah enggan bergerak karena terlalu nyaman.
"Masalah kecil," Jawab Tasya sambil terkekeh. Ia hanya tidak mau Rangga terlalu mengkhawatirkannya.
"Maaf ya,"
"Maaf kenapa?"
"Maaf gak bisa lindungi lo,"
Tasya ingin mengurai pelukan, namun Rangga menahannya.
"Rangga lepasin, nanti ada yang lihat." Ucap Tasya gusar. Sesekali ia mengintip di balik dada Rangga, takut ada seseorang yang lewat.
"Gak peduli." Yah, balik lagi sifat Rangga yang semena-mena.
"Lepasin dulu,"
"Gak mau." Ujar Rangga kukuh. Entah kenapa, hari ini Rangga sedikit manja setelah sekian lama.
"Gue pengen lihat wajah lo,"
Barulah cowok itu mau mengurai pelukannya. Walau tidak sepenuhnya, kedua tangan Rangga masih melingkar erat di pinggang Tasya, hal itu mengikis jarak diantara mereka.
Tasya menatap kedua mata hitam legam itu, sangat indah, seperti ada galaksi di dalam nya. Mata itu punya pesona khusus sehingga orang yang melihatnya seperti merasakan candu, tak pernah puas.
Sedangkan Rangga, ia malah salah fokus ke bibir ranum Tasya. Tepi mulut berwarna merah muda itu membuatnya meneguk ludah. Rangga laki-laki normal, wajar saja ia sedikit tegoda apalagi dilihat dari jarak dekat seperti ini. Timbul nafsu ingin mencicipi di pikirannya.
"Pengen cium tapi belum mukhrim." Celetuk Rangga dengan santainya. Mungkin kelewat santai, sampai tak menyadari Tasya menegang karena ucapannya, ditambah wajahnya yang kini memanas.
Belum mukhrim? Lah itu pelukan namanya apa? Ckckck, dasar Rangga.
"Yuk pulang," Syukurlah, ajakan Rangga membuat Tasya sedikit lega. Ia tak mau Rangga melihat wajahnya yang memerah karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Novela Juvenil"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...