[POB] Part 26

8.2K 410 15
                                    

Jika hal pertama yang Tasya benci adalah membaca buku, maka hal keduanya adalah Rayan. Cowok badung menyebalkan itu kini telah menjadi majikannya, memerintah seenak jidat namun dengan bayaran yang fantastis pula.

"Tasya!" Rayan memanggil cewek itu dengan kesusahan, kini dia sedang dikerubungi oleh adik kelas ciwi-ciwi yang ngefans padanya.

Tasya menoleh, memutar bola matanya malas. Dia sedikit heran dengan selera cewek-cewek disini, apa bagusnya coba Rayan sampai dikerubungi seperti artis Korea saja. Kini Tasya bangkit, ia akan melakukan tugasnya sebagai bodyguard nya Rayan. Menghalau para cewek centil yang akan menghalangi jalan Rayan untuk keluar dari area parkiran.

"Minggir!" Ucap Tasya galak, terdengar beberapa decakan dari para adik kelas tersebut. Tasya tak peduli, ia hanya akan melakukan tugasnya.

"Bodyguard gue yang galak, beliin nasi uduk gih! Gue laper, anterin ke lapang basket indoor  ya!"

"Gak! Sebentar lagi bel masuk, lo jangan coba-coba bolos, gue gigit tau rasa lo!"

Rayan mendengus, ia kira akan senang menjadi majikan Tasya, namun bukannya mengatur ia malah diatur oleh cewek dekil ini. Ralat, bukan majikan, tapi sesuatu yang diawasi.

Sebenarnya, majikan Tasya itu bukan Rayan, melainkan ayahnya. Ayah Rayan menjadikan Tasya sebagai bodyguard Rayan, agar selalu mengawasi cowok itu agar tidak berulah lagi di sekolah. Dan entah kenapa ini berhasil, hampir semua perintah Tasya dituruti oleh Rayan. Namun tak urung Rayan juga sering memperlakukan Tasya seperti babu.

Bagaimana dengan Rangga?

Ah benar, cowok posesif itu awalnya marah besar pada Tasya yang seenaknya menerima pekerjaan itu tanpa konfirmasi dulu padanya. Namun, entah kenapa tiba-tiba Rangga membiarkan saja, seolah mengijinkan atau... Tak peduli? Entahlah, Tasya tak mau ambil pusing dengan memikirkan hal itu.

Kalau dipikir-pikir, waktu di sekolah lebih banyak di habiskan bersama Rayan ketimbang Rangga. Karena Tasya dan Rangga harus bertemu secara diam-diam, tak ingin para penghuni sekolah tahu hubungan mereka. Meskipun mereka tak punya hubungan spesial, namun Rangga memperlakukan Tasya dengan spesial.

Jika para fans Rangga tahu, mungkin pembullyan bisa saja terjadi padanya. Percaya atau tidak, SMA Galaxy ini masih kuat rasa senioritasnya. Apalagi terhadap adik kelas, atau siswa yang tidak mampu bergaul.

Bak pengawal, Tasya mengantarkan Rayan sampai ke kelasnya dengan selamat. Kelas XII IPS C3 yang berada di pinggir gedung kelas IPA. Tasya sedikit mendengus, karena jarak gedung IPA dan IPS lumayan jauh berhubung luasnya daerah SMA Galaxy.

"Eh dekil! Istirahat bawain gue makanan, anterin ke markas anak band." Titah Rayan dengan cengiran khas nya yang membuat Tasya gemas ingin mencubit ginjalnya.

Tasya memandang sekilas, kemudian segera meninggalkan makhluk badung itu. Di lapangan antara gedung IPA dan gedung IPS, ada seorang siswi berkucir kuda yang menjadi bahan bullyan 4 siswi lainnya. Samar-samar Tasya mendengar pembicaraan mereka.

"Seenaknya lo main keluar aja, lo pikir ekskul kita apaan hah?"

"Kalo gak niat mending gak usah join! Ngeribetin aja!"

"Dasar labil!"

Gadis berkucir kuda itu hanya bisa menunduk, ingin melawan tapi keadaan tak memungkinkan. Sepertinya dia siswi kelas 10, dilihat dari kerah bajunya yang masih kaku.

4 siswi yang mengelilingi gadis itu terus mengucapkan umpatan-umpatan kesal. Tak lama kemudian ada seorang gadis dengan ujung rambut yang di cat pink menghampiri mereka.

"Cukup guys." Ucapnya tenang.

"Ck, padahal..." Tak sempat salah satu siswi yang membully menyelesaikan kata-katanya, Lizzy, mengangkat satu tangannya pertanda dia tak mau dibantah. Akhirnya semua menurut, mengikuti ucapan Lizzy kemudian berlalu begitu saja.

Lizzy Aeera kelas XI IPS A3, siapa yang tidak mengenal gadis dengan rambut curly ujung warna pink itu? Ketua umum ekstrakurikuler English Club sekaligus anggota inti Cheers yang paling ditakuti para siswi karena sifatnya yang gemar membully. English Club, adalah ekstrakurikuler terbesar kedua setelah sanggar seni di SMA Galaxy. Ketenaran kedua ekskul tersebut malah mengalahkan Organisasi Siswa yang disebut OSIS.

Tak heran jika aturan disana begitu ketat dan menjunjung tinggi rasa seniorisme. Contohnya seperti ini, jika ada seorang siswa yang seenaknya keluar dari ekskul EC, tak heran jika ia langsung di labrak di tengah lapangan. Orang-orang disini pun hanya memandang sekilas, mungkin sudah terlalu terbiasa hal ini terjadi.

Namun anehnya, EC termasuk ekskul yang ada di jajaran dengan peminat yang cukup banyak. Saingannya juga tak kalah hebat, Sanggar seni yang mencakup beberapa cabang populer.

Oke cukup, Tasya sudah terlalu lama berdiam disini sampai tak sadar jika bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Kini yang harus dia lakukan adalah lari.

***

Sanggar seni SMA Galaxy dibagi menjadi beberapa cabang, yaitu teater, drama musikal, tari tradisional, tari modern (dance), dan band. Masing-masing cabang mempunyai ketuanya. Namun, terdapat juga ketua umum yang menjadi ketua diantara ketua lainnya.

Karina Shanrell atau akrab disapa Karin, merupakan ketua umum sanggar seni di SMA Galaxy. Siapa yang tak kenal dengan gadis berlesung pipi yang selalu ramah kepada semua orang ini?

Oke, jika Lizzy adalah nenek sihir maka Karin adalah jelmaan bidadari. Itu menurut opini kebanyakan orang. Hal ini membuat anak EC menaruh iri pada anak SS (sanggar seni). Konon, ketua umum EC dan ketua umum SS merupakan musuh bebuyutan semenjak dicalonkan menjadi ketua.

Misalnya saja, ada dua orang yang bersahabat sejak lama. Satu sahabat menjadi ketua EC dan satu lagi menjadi ketua SS, maka dapat dipastikan persahabatan mereka akan putus karena permusuhan kedua ekskul secara turun-temurun. Cukup miris. Namun untungnya, kedua ekskul ini bersaing dengan cara sehat, yakni berlomba meraih penghargaan sebanyak-banyaknya. Hal itu membuat pihak sekolah enggan mengakurkan kedua ekskul yang dari dulu berseteru. Biarkan saja, persaingan mereka itu dalam hal baik. Begitulah kira-kira yang diucapkan sang kepala sekolah.

Kembali ke cerita, saat ini Tasya tengah mendaftar ekskul sanggar seni cabang tari modern atau dance. Sayang kan kalo hobi dan bakat tidak dikembangkan? Namun sebelum itu, Tasya sempat memberi tahu Rangga dulu. Ia terlalu pusing jika mendengar ocehan Rangga yang merasa tak diprioritaskan.

Sedangkan Rangga sendiri, ia lebih memilih ekskul olahraga basket. Akhir-akhir ini memang Rangga lebih aktif di basket setelah pelepasan jabatan OSIS yang kemudian di bebankan kepada kelas sebelas.

Tasya melihat sekitar, tak ada orang yang dikenalnya saat ini. Arnaf memilih ekskul laskar pustaka, hal itu jelas bertolak belakang dengan keinginan Tasya. Sedangkan Raya sendiri memang mengikuti ekskul dance, namun saat ini ia berhalang hadir dalam pertemuan. Tak apa, ia masih baru disini. Mungkin ke depannya ia juga akan memiliki banyak teman.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki seorang gadis menggema di seluruh ruangan perkumpulan Sanggar seni. Gadis itu, orang penting yang ditunggu-tunggu untuk memulai pertemuan, ketua umum sanggar seni SMA Galaxy, Karina Shanrell.

~~~

Behind the scene

Tz: "Lizzy kenapa rambutnya di cat pink? Enggak ungu aja gitu biar kayak janda, janda kan menggoda."

Lizzy: "Sasaran baru guys."

Seketika Tz dibully habis-habisan sampe gak bisa jalan~


Part ini gak ditampilin scene Tasya Rangga dulu 😅 biar gak bosen gitu. Terus, di part ini lebih banyak narasi daripada dialog 😅 biar memperjelas seputar SMA Galaxy, jadi gak melulu tentang percintaan, kegiatan sekolahnya juga harus ada. Agar sesuai sama genre fiksi remaja 😁

Ada yang ingin ditanyakan??

See you next part 😋

Salam,

Tzia Zhayen

Possessive and Overprotective Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang