[POB] Part 7

14.9K 888 71
                                    

Wah wah, Capslock jebol nih, wkwk😂😂

Vote dulu sayy, biar gak lupa.. hehe..

Happy reading ❣️

______

"RANGGA KAMPRET!! SINI LO!!"

"BERANINYA LO EJEK IDOLA GUE PLASTIK!!"

"RANGGA!!"

"TANGGUNG JAWAB LO UDAH HAPUS SEMUA FOTO SAMA VIDEO IDOLA GUE!!"

"BUKA SEKARANG JUGA!!

"KALO GAK DIBUKA JUGA!! GUE SANTET ONLEN LO!!"

"RANGGGAAAAAA.....!!!"

Sejak tadi gadis itu meronta-ronta, menggedor-gedor, dan mengamuk tak jelas di kamar yang dikunci Rangga, persis seperti pasien rumah sakit jiwa yang sedang kambuh jiwa gilanya.

Rangga hanya bisa garuk-garuk kepala menanggapi amukan Tasya. Untung saja, dengan cepat Rangga ngacir dan segera mengunci pintu kamar. Kalau Rangga telat sedetik saja, pasti wajah gantengnya akan penuh dengan cakaran, tangan putihnya akan penuh bekas gigitan, perut sixpack nya akan memerah bekas cubitan.

Membayangkannya saja sudah membuat Rangga bergidik ngeri. Kali ini Tasya tak akan jinak begitu saja, emosinya benar-benar sudah meledak.

Rangga melakukan itu bukan tanpa alasan. Cowok mana yang tak cemburu ketika melihat gadisnya sangat tergila-gila pada cowok lain. Meskipun itu artis korea, tapi Rangga tak terima! Cuma dialah yang berhak mendapatkan singgasana di hati Tasya.

Sebenarnya Rangga juga kesal pada Tasya, dia lebih menyukai oppa korea-nya itu daripada dirinya. Ingin sekali ia marah pada Tasya, tapi keadaan tak memungkinkan.

Gue yang harusnya marah!

Eh, malah dia yang ngamuk gak jelas!

Ngeselin kan?

Gak, gak bisa gini! Dimana harga dirinya sebagai seorang cowok kalau menghadapi Tasya saja Rangga takut? Ini masalah harga diri seorang Arrangga Reynand!! Cowok dengan visual mendekati sempurna yang diluar sana digilai para wanita.

Bahkan ada cewek yang sampai memohon-mohon untuk jadi pacarnya walau satu hari.

Tapi sekarang Tasya...
Dia benar-benar menodai harga diri Rangga!

Gue harus cari cara, biar Tasya nurut sama gue.

Dengan membawa harga diri seorang Arrangga Reynand, cowok itu membuka pintu kamar.

Ceklek

Terlihatlah seorang Tasya dengan wajah yang merah padam. Gadis itu sudah benar-benar gatal ingin menyiksa Rangga dengan brutal.

Baru saja ingin mencakar wajah ganteng Rangga, namun tangannya tercekal kuat oleh tangan kekar Rangga.

"Mau apa?" Bisik Rangga pelan dengan nada dingin. Kali ini Rangga benar-benar seperti bukan Rangga yang dikenal Tasya.

"Nanya? Mau nyiksa lo lah! Berani-beraninya lo hapus semua dokumen idola gue!!" Jawab Tasya sarkatis.

Rangga tertawa renyah, "nyiksa?"

Kemudian dia mendekatkan wajahnya di telinga Tasya, "Bahkan tangan lo aja dicekal sama gue. Lo yang bakalan habis sama gue, Cha." Bisik Rangga yang langsung membuat bulu kuduk Tasya berdiri.

Dengan langkah yang sangat perlahan Rangga mendekatkan tubuhnya ke tubuh Tasya. Otomatis Tasya mundur kebelakang dengan perasaan was-was, hingga menubruk tembok di belakangnya.

Kayak sinetron aja, pakek acara nubruk tembok segala. Batin Tasya kesal.

Dengan wajah yang panik, Tasya memberanikan diri angkat bicara. "Ma-mau apa lo hah? Ja-jangan macem-macem lo!"

Rangga menyunggingkan senyum devilnya, "kalo gue emang mau macem-macem gimana?"

Tasya panik, "Rangga, plis jangan bercanda kayak anak kecil!"

Rangga mengangkat sebelah alisnya, "Emang ada anak kecil yang mau lakuin ini?"

Perlahan-lahan Rangga mendekatkan wajahnya ke wajah Tasya. Hingga Tasya merasakan napas Rangga yang beraroma mint.

Mencegah kejadian dulu Tasya yang telah menggigit hidungnya, kini Rangga mengubah posisi wajahnya agar Tasya tak bisa bergerak sama sekali. Bergerak sedikit saja, sudah dipastikan hal yang tak diinginkan Tasya tapi diinginkan Rangga akan terjadi.

Tring.. tring...

Bunyi ponsel yang ada di saku celana Rangga berbunyi. Membuat Rangga mengurungkan niat apa yang akan dilakukannya. Setelah merogoh saku dan mendapati ponsel berlogo apel digigit itu, Rangga yang melihat nama si penelepon di layar hp, langsung pergi ke luar kamar untuk mengangkat telepon.

Tasya bernapas lega, hal yang tak diinginkannya tak terjadi.

Syukurlah..

Tak berapa lama kemudian, Tasya mendengar suara pintu apartemen Rangga terbuka. Dengan cepat ia mengintip. Rangga dengan jaket bombernya keluar apartemen tanpa mengucapkan sepatah kata pun setelah menerima telepon.

Tapi Tasya bahagia, akhirnya untuk sementara waktu ia bisa terbebas dari cowok sialan itu.

Tiba-tiba raut wajah Tasya jadi berubah, "Gue harus download lagi video BTS, EXO, Wanna One, Stray Kids, Ikon sama yang lainnya dari awal. Emang ya si Rangga kampret! Emang mudah download lagi semua file nya!! Mana kuota kagak ada lagi!" Keluh Tasya yang hanya bisa murang-maring pada dirinya sendiri.

"Eh, disini kan ada WiFi nya? Tapi.. password nya gue gak tau! Ah, sialan!" Dengus Tasya kesal.

***


Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelah jas formal itu berdiri membelakangi Rangga. Meskipun usianya tak bisa dikatakan muda lagi, namun kesan wibawa tetap melekat pada dirinya.

"Kemana saja kamu?" Tanya nya dengan nada mengintrogasi.

"Apartemen" jawab Rangga singkat.

Pria paruh baya itu berbalik, menghadap Rangga, "Kamu tau kan pekerjaan papa di Kantor banyak. Kenapa kamu malah keluyuran gak jelas?!"

Rangga diam tak berniat menjawab perkataan dari pria paruh baya itu.

"Sudah cukup Rangga! Kamu itu cuman anak satu-satunya papa yang bisa nerusin bisnis keluarga kita. Kamu jangan jadi anak gak berguna kayak dia!" Sentak Reynando-ayah Rangga.

Rangga memalingkan mukanya, enggan menatap pria paruh baya yang disapa 'papa' olehnya.

"Jangan buat papa kecewa Rangga!!"

Rangga memilih berlalu, tak ingin lagi mendengar ceramah lagi dari papanya.
Sehingga membuat pria paruh baya itu hanya mendengus, sebal dengan sikap Rangga seperti itu.

~~~

Kpopers kalo biasnya udah diejek, emang ngamuknya udah kayak org gila ya??🤔🤔

Tapi, emang ngeselin sih, bawaannya pengen menjelma jadi psikopat 😂😂

See you next part 😆😆

#Grasindostoryinc

Salam pahit,

Tzia.Zhayen 🤐

Possessive and Overprotective Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang