"ARRAYAAANNNN...!!!" Teriakan Mrs. Jennie menggelegar di seluruh kelas, bahkan kelas sebelah pun dapat mendengarnya, membuat para siswa otomatis menutup telinganya tak terkecuali Tasya.
Siswa dengan ikat kepala merah bertuliskan 'Bad Boy' itu merasa namanya dipanggil. Dengan santainya ia menguap, lalu nyengir kuda yang anehnya membuat siswi di kelas memekik girang. Bahkan mereka merasa heran, kapan datangnya Rayan si pangeran bad boy itu ke kelas mereka.
"Miss Jennie guru tercantik sedunia, kenapa manggil-manggil? Miss kangen ya sama Rayan? Aduh Miss, padahal Rayan lagi bobo ganteng. Nanti aja ya lepas kangen nya kalo Rayan udah gak ngantuk lagi, okey?" Rayan mengacungkan jempolnya, dengan wajah polos tanpa dosa.
Tarik nafas, hembuskan...
Dalam hati, Mrs. Jennie berkomat-kamit melafalkan doa agar ia diberi kesabaran lebih dalam mengahadapi siswa yang terkenal nakal di SMA Galaxy ini.
"Kamu itu kelas dua belas! Kenapa ada di kelas sebelas, hah?!" Ucap Mrs. Jennie dengan mati-matian agar tak emosi.
Siswa bernama Rayan itu hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Rasanya pertanyaan itu tak perlu ia jawab, karena bahkan siswa seantero sekolah juga pasti sudah tahu, yang tak lain adalah Rayan membolos.
Sedangkan Tasya?
Gadis itu hanya celingak-celinguk bingung tak tahu apa-apa."Ke ruang BP sekarang!!" Perintah Mrs. Jennie tak terbantahkan.
"Gara-gara elo sih, gue lagi enak-enak tidur juga!" Ucap Rayan pada Tasya. Sedangkan gadis itu hanya terbengong, tak tahu apa-apa dia sudah disalahkan. Apa-apaan ini?
"Urusan kita belum selesai ya!" Bisik Rayan di telinga Tasya sebelum berlalu meninggalkan kelas itu.
Setelah siswa bernama Rayan itu keluar, kelas yang tadinya hening kini menjadi ricuh. Para siswi sepertinya sedang membicarakan laki-laki tampan bernama Rayan itu.
Selama beberapa menit, Tasya hanya bengong memandang kosong. Ia sadar, setelah ada seorang laki-laki yang menepuk pundaknya kemudian dengan santai duduk di samping Tasya tepatnya di bangku yang tadi di tempati Rayan.
"Lo murid baru?" Tanya laki-laki berkacamata bulat dengan beberapa buku tebal di tangannya.
Tunggu! Selama perkenalan, Tasya tak melihat laki-laki ini. Tasya pastikan dia baru datang kesini.
"Ah, ya," Jawab Tasya kaku, kesadarannya belum sepenuhnya pulih.
Siswa dengan penampilan nerd itu hanya mengangguk paham, setelah itu membaca lembaran buku tebal yang dibawanya.
"Nama gue Tasya," ucap Tasya dengan mengulurkan tangannya, bermaksud untuk berkenalan.
Otomatis cowok itu menoleh, tersenyum kecil kemudian menyambut baik uluran tangan Tasya.
"Gue Adriano Arnafshi, panggil aja Arnaf."
Tasya hanya menganggukkan kepalanya,
jadi ini yang namanya Adriano Arnafshi.Ingin mengobrol lebih lanjut dengan teman sebangkunya, namun Mrs. Jennie sudah masuk kembali, dan bersiap memberikan materi pada anak didiknya. Mau tak mau Tasya harus mengurungkan niatnya dan segera memasang konsentrasi penuh, agar otaknya bisa cepat menangkap apa yang diajarkan guru itu.
***
"Sya, Lo pindah ke sini kok gak bilang-bilang gue sih?!" Protes Raya pada Tasya. Kini mereka, termasuk Arnaf berada di kelas yang telah sepi, karena waktunya istirahat, para siswa lebih memilih melepas penatnya di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Jugendliteratur"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...