[POB] Part 9

14.3K 801 39
                                    

Jarak antara sekolah dan tempat latihan dance memang agak jauh, apalagi kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Gadis itu hanya bisa mengeluh sambil sesekali menyeka keringat yang keluar dari pelipisnya.

"Andai ada Alby lewat, gue bisa nebeng" gumamnya pada diri sendiri.

Tasya mengerutkan keningnya, "Apa gue naik angkot aja ya?"

"Naik angkot aja lah, kalo jalan kaki gini selain capek, takut juga kalo Rangga muncul tiba-tiba." Putus Tasya cepat.

Dengan segera, gadis itu bergegas berjalan menuju tempat pemberhentian angkot. Menaiki salah satu mobil angkutan umum untuk sampai menuju tujuannya.

Rasa panas, sumpek, dan bau khas angkot sudah lama tak Tasya rasakan. Karena Tasya biasa diantar jemput Rangga menggunakan mobil sport putih, dengan fasilitas AC, tempat duduk yang nyaman, dan wangi maskulin khas Rangga.

Kenapa gue jadi mikirin tuh curut?

Tasya menepuk-nepuk pipinya.

Apa gue udah ketularan gila?

"Taman Asri!! Taman Asri!! Taman Asri!!" teriak sang kenek memberitahu lokasi yang akan dilalui mobil angkot, hingga membuyarkan lamunan Tasya.

"Eh, bang. Kiri, kiri."

Angkot itu memelankan lajunya, dan berhenti di pinggir jalan dekat Taman Asri.

Tasya memberikan uang 5 ribu kepada si kenek, lalu keluar dari angkot dan segera berjalan menuju tempat latihan yang jaraknya dekat dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

***


"Sya, lo kesini?" Sahut seorang cowok ketika melihat Tasya ada di depan pintu gedung.

"Keliatannya?" Jawab Tasya malas.

"Hehe.. lagian akhir-akhir ini lo jarang banget latihan, kenapa si?" Tanya Fathan.

Tasya masuk ke dalam gedung latihan, "Hm, gue ada urusan bang"

Fathan menoyor kepala Tasya, " Sok sibuk lo! Palingan urusan nangis-nangis nonton drama Korea kan?"

Tasya tertawa, "haha.. tau-tau aja lo bang!"

"Bulan depan kita diundang ke acara pensi sekolah, Sya" ucap Fathan sambil berjalan menuju ruang latihan yang diekori Tasya.

"Beneran? Gue mau ikut!!" Ucap Tasya antusias.

"Ya, lo harus minta ijin sama Bang Kenzie, soalnya sekarang lo jadi jarang latihan, padahal dance lo bagus, Sya." Fathan membuka loker Tasya dan mengambil sebuah paper bag berisi baju latihan yang sering dipakai Tasya.

Fathan memberikan paper bag itu pada Tasya yang sedang duduk di bangku "Nih!"

"Hehe.. perhatian banget lo bang! Berasa punya pacar gue" ucap Tasya sambil mengambil paper bag yang diberikan Fathan. Fathan hanya tersenyum sambil mengacak rambutnya sayang.

"Hm, Bang Kenzie marah gak sama gue?" Ucap Tasya dengan nada khawatir.

Fathan ikut duduk di sebelah Tasya, "Mungkin nggak, tapi lo harusnya sering-sering latihan. Katanya lo mau daftar agensi" sindir Fathan kemudian terkikik.

Tasya mendelik tajam pada laki-laki disampingnya, "Bang, lo ngejek gue yang gagal masuk agensi waktu itu kan?"

Fathan membulatkan matanya, "Eh, nggak,nggak, Sya!! Jangan gigit gue, digigit lo kayak digigit singa betina! Sakit tau!!"

Fathan yang duduk di sebelah Tasya, mundur sedikit. Jaga-jaga bila Tasya akan menggigitnya dia bisa dengan cepat kabur.

Tasya mencebikan bibirnya, "Tau sakit masih aja ngejek"

Possessive and Overprotective Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang