49ㅡnight

918 160 7
                                    

22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22.30

irene bener-bener bingung harus ngapain. dari tadi bunda bahkan nggak keluar dari kamarnya, gimana dia mau ngajak bunda ngobrol? rasanya nggak sopan kalo dia tiba-tiba masuk ke kamar bunda, walaupun ini di rumahnya sendiri.

akhirnya setelah berpikir beberapa menit, irene memutuskan untuk masuk aja ke kamarnya bunda dengan membawakan makan malam. irene yakin tadi bunda belum sempat makan malam.

"bunda, irene masuk ya," kata irene dari luar, kemudian dia melangkah masuk ke dalam kamar. nggak peduli walaupun bunda nggak menyahutinya.

"ayo makan dulu, bunda dari tadi belum makan malam, kan?"

"nggak usah, ren. bunda nggak selera makan," sahutnya dengan parau.

irene masih bersyukur bunda mau menjawabnya.

"tapi kalo nggak mau makan nanti bunda bisa sakit, nanti kalo bunda sakit irene dimarahin mino—"

sandara tersenyum kecil. "nanti bunda yang marahin mino kalo dia marah ke kamu."

"y-yaudah kalo bunda nggak mau makan..." ucap irene dengan pasrah, "irene mau temenin bunda tidur di sini gapapa ya, bunda?" lanjutnya.

"loh enggak sama mino tidurnya? mana dia?"

"mino? eh, anu—tadi dia ke rumah ayah, bilang mau nginep di sana." jawab irene apa adanya.

dara mengerutkan dahinya, "ngapain?"

"irene juga ngga tau bunda, kata mino  dia disuruh ke rumah sama jaewon. mungkin mereka mau nyidang dan marah-marahin ayah."

dara tersenyum tipis. setidaknya selain jiyong dia masih punya 3 orang laki-laki lain di hidupnya yang siap membela dan melindunginya.

"ya udah kalo malem ini kamu mau tidur sama bunda. sini, ren."

"bunda,"

"iya, kenapa ren?"

"irene mungkin nggak bisa ngasih solusi buat masalahnya bunda sama ayah sekarang ini, tapi irene bisa jadi pendengar yang baik kok kalo bunda mau cerita." ucap irene sambil tersenyum tulus.

"ren, biarin bunda peluk kamu sebentar, ya?"

tanpa berkata apapun lagi irene langsung memeluk dara, dan mencoba memberikan ketenangan. walaupun akhirnya dara malah nangis lagi di pelukan irene.

"maaf ren, malah jadi nangis gini," ucap dara diiringi tawa hambar di akhir kalimatnya.

"iya, gapapa. irene tau bunda lagi pengen nangis, nangis aja, bunda. kalo udah selesai terus cerita, masalahnya gimana. irene siap dengerin."

01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01.30

"belom tidur, yah?"

mino ngecek kamar ayahnya, tapi jiyong nggak ada di dalam kamar. dia lagi duduk sendirian di luar, di balkon kamarnya, cuma ditemani asap rokok.

"loh kamu nggak pulang ke apartemen, no?"

mino menggeleng. "biar irene yang ngurusin si bunda. siapa tahu habis curhat sama irene nanti bunda bisa lebih tenang,"

jiyong nggak menanggapi apa-apa. dia melanjutkan acara menghisap rokoknya.

"bunda bisa tambah marah kalo tahu ayah ngerokok lagi." komentar mino.

"bunda kan nggak tahu." sahut jiyong. "tadi ayah juga minum. tapi ayah cuma cerita ke kamu, no. kamu gausah bilang ke adek-adek."

mino nggak menunjukkan ekspresi terkejutnya, karena dia emang udah tau kalo ayahnya tuh kadang minum-minum kalo lagi keadaan kayak gini. ya gimana lagi orang udah kebiasaan dia waktu masih muda. tapi jiyong juga tau batas, dia minumnya nggak sampe mabuk berat, dia nggak pernah hangover.

"jangan sering gitu, ayah."

"ayah lagi stres, no. biarin ayah kayak gini sebentar aja," jiyong mematikan rokoknya dan memandang ke depan dengan tatapan kosongnya.

"masalah bunda nggak usah terlalu dijadiin beban, yah. paling cuma sebentar marahnya, nanti juga bakal baikan lagi kok bunda," saran mino sambil nepuk-nepuk pundak sang ayah, memberi semangat.

"masalah ayah bukan cuma si bunda, no. kerjaan juga lagi banyak masalah, ditambah bunda kamu ngambek gini ke ayah, ayah jadi tambah pusing."

mino tertawa pelan. ayah sama bundanya ini terlalu akur dan jarang banget berantemnya. makanya kalo sekalinya dara marah sama jiyong, dia jadi kacau banget gini.

"haha. ayah sih, pake cari masalah, ngajakin temen ayah jalan. mana bentar lagi anniversary-nya ayah sama bunda kan?"

"iya. makanya kamu bantuin ayah biar bunda mau maafin, no."

"iya mino bantuin, gimana rencana ayah?"

"iya mino bantuin, gimana rencana ayah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf, lama ga update ya :(




nanti insyaallah aku kasih double deh updatenya hehehe

the dirgantara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang