06.00 PM
"assalamualaikum,"
dari luar rumah terdengar suara orang mengetuk pintu. jisoo yang lagi duduk-duduk di sofa ruang tamu itu pun langsung membukakan pintu.
"loh? tumben maghrib-maghrib udah pulang yah? biasanya aja tengah malem baru pulang." kata jisoo, bermaksud untuk menyindir ayahnya.
"oh? adek ngga suka ayah pulang? yaudah deh, ayah balik lagi ke kantor," jiyong berlagak seolah mau keluar rumah, tapi langsung ditahan sama jisoo.
"jangan dong yah! baperan banget dih,"
"dek, ada apaan sih berisik—" omongan mino terpotong waktu dia ngeliat ayahnya udah dirumah jam segini. "yah? ini beneran ayah? ngapain jam segini udah dirumah?!"
"suka-suka ayah lah. orang ini juga rumah ayah. gausah pada kaget gitu, norak banget sih anak-anak ayah? kamu juga jam segini kok udah pulang, no? gak ke kafe?" tanya jiyong balik.
"lagi capek yah hehe," jawab mino.
jiyong melepas jasnya dan melipat lengan kemeja putihnya, ditekuk jadi sesiku. "bunda mana?"
"bunda di dapur. lagi masak buat makan malam," jawab mino.
"adek kok enggak ngebantuin bunda di dapur, hm?"
"tadi udah kok yah, hehe," jisoo nyengir ketika ditanyain sama ayahnya. iya tadi dia emang ngebantuin bundanya. tapi gak sampe sepuluh menit udah kabur ke ruang tamu. jisoo paling nggak betah kalo disuruh bantuin masak-masak.
jiyong cuma geleng-geleng kepala denger jawaban putrinya itu. "yaudah. ayah mau ke dapur dulu, nemenin si bunda,"
"bilang aja mau pacaran! iya kan yah?!" teriak mino. jiyong cuma ketawa. "cih, dasar bapak-bapak ngga inget umur,"
"hey." jiyong yang baru sampe dapur langsung memeluk dara dari belakang, terus naruh dagunya di pundak istrinya ini.
"ji, untung aku ga lagi pegang pisau loh. kalo iya bisa kepotong jari kamu. jangan suka ngagetin gitu ih," kata dara dengan sadis.
"serem banget kalo ngomong. itu mulutnya minta diapain, hm?"
"GAS TEROOS YAH JANGAN KASIH KENDOR!"
mino. entah sejak kapan anak itu berdiri di depan pintu dapur jadi penonton adegan romance ayah-bundanya sendiri.
"ck. ganggu aja kamu, no."
jiyong yang gagal ngemodusin dara itu memilih buat duduk di kursi meja makan dan nungguin istrinya selesai masak. daripada nanti dia ngegangguin masak lagi dan jarinya kepotong beneran kan serem.
"bunda harusnya berterimakasih sama mino. soalnya mino udah nyelamatin bunda dari bapak-bapak mesum ini," mino menunjuk ke arah ayahnya. bunda cuma ketawa menanggapi ucapannya mino.
sedangkan jiyong langsung menatap mino tajam. "siapa yang kamu bilang bapak-bapak mesum, hah?"
"ayah lah. siapa lagi bapak-bapak di rumah ini," mino menjawab dengan santai tanpa memedulikan lirikan tajam jiyong. dia malah ikut-ikutan duduk di kursi meja makan di depan ayahnya.
"kalo kamu? kapan jadi bapak-bapak?"
skakmat.
"nanti lah. mino sih udah siap. tinggal nunggu irene kapan siap digasnya yah. hehe."
"jaewon sama bobby mana? kok dari tadi nggak keliatan?" jiyong mengalihkan pembicaraan.
"jaewon lagi nugas di kamarnya. bobby paling ngeluyur ke rumah temennya,"
"bilangin ke adek-adek, habis makan malem ayah sama bunda mau ngebicarain sesuatu yang penting. bobby juga disuruh pulang kalo masih mau dianggep anaknya ayah."
"anjir ayah savage." komentar mino.
"ayah jangan ngomong kayak gitu dong. bobby kan juga anak ayah," tegur dara.
"iya bundaaa, ayah bercanda doang kali, hehe,"
"idih jijik deh manggilnya ayah-bunda kayak pacarannya anak sd, ewww," mino mengernyit jijik
dan setelah itu dia langsung kena jitakan mautnya ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
the dirgantara✔
Fanficdaily life of jiyong, sandara and their children: mino, bobby, jaewon, and jisoo. ©geezdragon, 2018