48ㅡsidang

1K 163 34
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20.00

"loh ayah tumben ke sini? masuk dulu, yah." tanya irene saat melihat ayahnya mino di depan pintu apartemen.

"bunda di dalem nggak?" jiyong masuk ke dalam apartemen mino dengan napas yang nggak beraturan.

"iya, bunda di kamar. tapi kayaknya tadi kamarnya dikunci," jawab irene yang masih bingung kenapa ayahnya mino tiba-tiba datang ke sini.

"kamarnya dimana?"

irene nunjukin kamar yang dipake sandara. jiyong langsung menghampiri kamar itu dan mengetuk pintu kamarnya dengan brutal.

"dara, ini aku, jiyong. buka pintunya, ra. kita harus bicara," kata jiyong sambil terus mengetuk pintu kamar sandara.

"no, ayah sama bunda kenapa?" irene bertanya dengan suara pelan ke mino yang baru aja keluar dari kamar mandi.

"kata jaewon ayah sama bunda lagi berantem. aku juga gatau kenapa," mino menghampiri ayahnya.

"yah. tolong jelasin ke mino, ayah sama bunda ada masalah apa?" tanya mino ke jiyong.

"no, ayah gabisa jelasin sekarang, ayah harus ketemu bunda dulu." jiyong kemudian kembali mengetuk pintu kamar sandara. "dara buka pintunya sekarang atau aku dobrak."

mino melongo mendengar perkataan jiyong bahwa dia akan mendobrak pintunya. "yah, ini pintu rumah mino jangan dirusakin juga kali!"

"nanti kalo rusak ayah ganti," jiyong beneran mendobrak pintu kamar dara.

BRAK!

dan setelah beberapa kali jiyong mencoba membuka pintunya, akhirnya berhasil. jiyong segera masuk ke dalam kamar. sandara lagi berbaring di atas kasurnya, membelakangi pintu kamar.

"hei," jiyong mendekat dan duduk di tepi ranjang. "maaf, maafin aku."

"pergi. aku nggak mau liat kamu." usir sandara dengan suara seraknya.

jiyong menarik napas dan memejamkan matanya. "kamu bahkan belum denger penjelasan aku, dara."

"kalo kamu gak mau pergi, aku yang pergi."

sandara berdiri.

jiyong ikut berdiri menghadap ke dara. kondisi istrinya itu benar-benar kacau sekarang. rambutnya berantakan, matanya merah, dan masih ada bekas air mata di pipi sandara.

bangsat, ji. lo bener-bener bangsat.

jiyong benar-benar hancur ngeliat kondisi dara sekarang. dia pengen banget bisa memeluk dan menenangkan sandara, tapi nggak ada hal lain yang bisa jiyong lakukan ke dara sekarang selain minta maaf.

"maaf. aku bener-bener minta maaf, dara."

"aku butuh waktu buat sendiri, jiyong. pergi."

"oke, oke. aku pergi." jiyong akhirnya mengalah dan memilih untuk keluar dari kamar sandara.

the dirgantara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang