the dirgantara✔

28ㅡa jealous father

jinwoo menghentikan motornya tepat di depan pagar rumah jisoo.

"udah sampe, dek."

"iyaaa aku juga tau kalo kita udah sampe, kakak ganteng." jisoo turun dari motornya jinwoo. "makasih udah nganterin pulang ya, kak."

"iya sama-sama jangan lupa kasih bintang lima ya dek."

"HELAW MANA ADA DRIVER GOJEK GANTENGNYA KAYA KAK JINU GINI."

adu ngalus mulu anaknya pak jiyong sama bu sandara ini.

"heh anak kecil pinter banget ya ngalusnya," jinwoo menggelengkan kepalanya heran. jisoo nyengir lebar.

ini anak pasti yang ngajarin si mino, batin jinwoo.

"yaudah kamu masuk sana. kak jinu mau balik ke kafe dulu," pamit jinwoo. dia udah nyalain motornya lagi.

"iya sekali lagi makasih kak, hati-hati di jalan!"

setelah jinwoo pergi dengan motornya, jisoo masuk ke dalem halaman rumah. dia ngeluarin kunci rumah dari dalam tas sekolahnya. tapi saat dia baru mau masukin kunci ke lubang pintu, tiba-tiba aja pintu rumah terbuka dari dalem dan menampakkan sosok yang jisoo harap lagi nggak di rumah sekarang.

iya, ayahnya.

"hai dek. udah pulang?"

"a-ayah? kok udah di rumah?"

jisoo jawab pertanyaan ayahnya dengan gugup. dia takut kalo ayahnya liat dia dianter pulang sama jinwoo tadi.

"ayah nggak enak badan makanya pulang duluan," kata jiyong. "mas jaewon mana? kok nggak bareng? itu kamu tadi dianter pulang sama siapa?"

"mas jaewon katanya ada urusan, nggak tau urusan apa dia nggak bilang,"

"terus jisoo tadi pulang sama siapa?"

jisoo makin panik.

"anu... itu tadi—aku dianter temennya mas mino, habisnya gatau lagi mau pulang sama siapa," cerita jisoo sambil nunduk. "ayah jangan marah ya,"

"siapa itu tadi? jinwoo ya? nggak, ayah nggak marah, dek. ngapain marah?"

jisoo menghela napas lega. dia udah panik gini, kirain mau dimarahin ayahnya.

"aku kirain ayah marah kalo aku dianter pulang sama cowok....."

jiyong ketawa pelan denger penuturan polosnya jisoo. "jisoo suka ya sama kak jinwoo?"

"enggak ih ayah sok tau!"

"haha keliatan tau, dek." jiyong terus-terusan ngegodain jisoo yang udah merah pipinya. "ah nggak kerasa ya anak bungsu ayah udah gede, udah kenal cinta-cintaan aja,"