Part 2

844 86 0
                                    

* * *

*Dahyun POV

“apa kau masih berkerja paruh waktu?”

“masih”

“kenapa tidak berhenti saja, apa uang yang kuberikan padamu tidak cukup?”

“tidak, dan cukup”

“berhenti saja, oppa tidak mau kau bekerja paruh waktu”

“tidak mau”

“Kau ini, jangan melawan oppa”

“Oppaaa, aku sudah bilang aku tidak mau berhenti bekerja, aku hanya ingin mengisi waktu luangku, aku sudah selesai, aku pergi”

“yak Dahyun-iiee! Oppa belum selesai bicara”

Menyebalkan sekali, apa salahnya jika aku bekerja paruh waktu

Lagi pula pekerjaan paruh waktu itu baik, bukan pekerjaan kriminal seperti mencuri atau merampok

Huhhh

Aku berjalan keluar rumah dan kudapati mobil berwarna biru yang terparkir di depan rumahku

Itu mobil Park Jimin, pacarku

Tanpa berlama-lama lagi aku masuk kedalam mobil

“pagi sayang “

“pagi, udah lama menunggu?”

“ baru saja sampai”

“oh..”

“sayang,kau kenapa ? pagi-pagi udah cemberut aja? Pms ya ?” ucapnya sambil mengusap kepalaku

“aku ga papa kok”

“dibalik kata gapapa seorang wanita pasti ada apa-apanya, coba cerita sama aku”

“nanti saja Jim ceritanya”

“hmm okelah, let’s go kita berangkat”

.
.
.
.
.
Di sepanjang perjalanan aku sama sekali tidak berbicara dengan Jimin, mood ku berubah sejak Seokjin oppa menyuruhku untuk berhenti bekerja

Ku rasa Jimin juga mengerti keadaanku,  dia juga diam dari tadi dan hanya melirikku

“ sampai jugaa...” ucap Jimin

“.....

“sayang”

“......

“sayang kau tidak turun?”

“eh iya, apa?”

“kau daritadi melamun, ada apa sebenarnya hm?”tanyanya lembut dengan tangannya mengusap pipiku

“Seokjin oppa menyuruhku untuk berhenti bekerja lagi, padahal aku sudah berulang kali menjelaskan padanya, kalau aku hanya ingin mengisi waktu luangku”

“mungkin dia menghawatirkanmu sayang”

“aku sudah besar Jim, aku bisa menjaga diriku sendiri”

“menurutmu begitu, tapi mungkin menurut Seokjin hyung kau ini masih adik kecilnya”

“tapi Jim –

“sudahlah, kau nanti hanya harus berbicara padanya(tersenyum)”

“baiklah”

Ini yang aku suka dari Jimin, perhatiannya selalu saja membuatku tenang

Aku merasa sangat nyaman jika berada di dekatnya

“emm,, sayang” panggilnya

"Apa?" Jawabku sambil menatapnya

Cupp

Dia mencium pipiku dan tersenyum

"Kau ini apa-apaan sih” aku memukuli lengannya

Bisa-bisanya dia melakukan hal seperti ini di parkiran kampus, untung saja di dalam mobil jadi tidak terlalu terlihat, tapi bagaimana kalau ada yang tau

“aw aw sakit yang, ampun...haha aku gemes sih sama kamu” ucapnya sambil mencubit pipiku

“yak park jimin, sakit!”

“ayo keluar, kau ingin berlama-lama di mobil hm?”  /smirk

“Dasar Park Jimin byuntae!”

Aku bergegas keluar dari mobil dan dia mengikutiku

“tidak ingin diantar?”

“tidak, aku bisa ke kelas sendiri”

“baiklah,hati-hati”

Aku hanya mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan Jimin disana

Oh iya, sebenarnya Jimin adalah sunbae ku (kakak tingkat), tapi aku memanggilnya hanya dengan nama hehehe

Entahlah, menurutku jika aku mamanggilnya dengan oppa terdengar aneh di telingaku, lagi pula dia juga tidak keberatan saat ku panggil dengan nama

.
.
Sesampainya di ruang kelas hanya ada satu makhluk disana, Chaeyoung sahabatku

Duduk sendirian sambil memainkan benda kotak pintar

Aku menghampirinya “ kau sedang apa?”

“kamjjagiya!!! Aish kau mengaggetkanku dahyun “ ujarnya sambil mengelus dada

“salah siapa terlalu fokus menatap layar ponsel, kau sedang lihat apa sih?”

Chaeyoung menyembunyikan ponselnya “ tidak, bukan apa-apa”

“coba kulihat” aku berusaha merebut ponselnya

“tidak, dahyunnn!!!!!!”

“jangan-jangan kau melihat yang tidak-tidak”dugaku

“yak! Jangan berpikir yang macam-macam! Aku hanya bermain sosmed”

“kalau begitu aku ingin lihat”

“tidak”

“hanya lihat chaeee"

“tidaak”

Akhirnya terjadilah kejar-kejaran antara aku dan chaeyoung,

Aku mengejar Chaeyoung yang pergi keluar ruangan
Saat aku baru saja keluar dari pintu
Tiba-tiba..

Brukk





TBC..
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Makasih yang udah mau baca 💟

Terima saran & kritik 😚

Only ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang