Part 20

397 44 11
                                    

Dahyun dan Taehyung sudah berada di bus menuju tempat kerja mereka. Setelah percakapan tadi Taehyung menjadi sedikit berbeda, ia menjadi murung dan tidak banyak bicara. Dahyun menyadari hal itu, tapi ia tidak tahu apa penyebabnya. Selama perjalanan pun ia hanya berbicara seperlunya. Dahyun mencoba untuk bercerita banyak hal namun jawaban dari Taehyung hanya berupa dehaman, ya, tidak, oh, bahkan hanya senyuman yang terlihat dipaksakan.




Sampai di tujuan Taehyung tidak menunggu Dahyun yang sedang merapihkan tasnya. Ia memilih untuk turun terlebih dahulu. Dahyun melihat punggung lebar itu menuruni tangga. Lalu ia bergegas mengejar Taehyung.




"Oppa tunggu aku!"ucap Dahyun berlari mengejar Taehyung yang sudah berjalan lumayan jauh.



Taehyung memperlambat langkahnya menunggu Dahyun yang tengah berlari kearahnya.



"Kenapa kau meninggalkanku?"ucap Dahyun sedikit kesal.

Taehyung merangkul leher Dahyun dengan tangan kanannya "Karna aku tidak mau terlambat lagi, bisa-bisa aku dihukum seperti kemarin"


Mereka memasuki cafe tersebut langsung menuju ruang karyawan, dan masih dengan Taehyung yang merangkul pundak Dahyun. Seluruh pasang mata yang ada di sana menoleh ke dua orang itu, merasa terkejut. Padahal Taehyung adalah karyawan baru di cafe ini, kenapa ia sangat berani.


"Dahyun-ah"Sana menghampiri Dahyun dan melirik kearah Taehyung.


"Nanti akan aku jelaskan, aku akan berganti pakaian dulu"Dahyun melepaskan tangan Taehyung kemudian menuju ruang ganti, sedangkan Taehyung tidak memerdulikan orang-orang yang menatapnya. Taehyung berjalan ke ruang ganti lainnya.


"Wah ada hubungan apa mereka?"tanya Bambam.


"Sepertinya mereka sangat dekat"timpal Seulgi.


Sana yang mendengarnya hanya bisa menunduk. Merasa kecewa dengan Dahyun.






















"Eonni aku tidak tahu bahwa karyawan baru itu adalah Taehyung Oppa, aku tidak ada hubungan apapun dengannya, aku dan dia hanya sebatas sahabat lama"jelas Dahyun.

Memang Sana pernah mengatakan bahwa ia telah jatuh cinta pada karyawan baru. Ia menceritakannya pada Dahyun namun pada saat itu Sana tidak mengetahui nama Taehyung. Raut wajah Sana perlahan menunjukkan ekspresi lega.

"Benar Eonni aku tidak ada hubungan lebih dengannya"lanjut Dahyun menggenggam satu tangan Sana dengan kedua tangannya.

"Ah sudahlah, tidak apa jika kau punya hubungan lebih dengannya, Ayo lanjut bekerja"ajak Sana lalu menarik Dahyun untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Kau pikir aku gila mencampakkan Jimin begitu saja?"




















"Dahyun-ah bisa kau antarkan kopi ini ke bos, aku ingin ke kamar mandi"Jackson menyerahkan nampan itu lalu berlari terbirit-birit.

Dahyun mendengus, bukannya ia tidak mau mengantarkan tapi ia takut bertemu dengan bosnya. Sesampainya di depan pintu itu, Dahyun tidak sengaja mendengar suara pecahan kaca dari dalam. Tanpa ragu Dahyun membuka pintu tersebut, menampilkan seorang pria pucat yang duduk di sofa dengan menundukkan kepalanya ke bawah. Ia tengah menggenggam serpihan gelas kaca di tangannya. Tangannya berlumuran darah, sampai ada beberapa tetes darah yang menetes ke lantai.

Dahyun panik, kemudian meletakkan nampan itu di meja. Ia berlari kesana kemari mencari kotak P3K. Setelah menemukannya, Dahyun menghampiri pria pucat tersebut yang masih berdiam di tempatnya.

Only ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang