Part 9

456 57 5
                                    

“Kita mau kemana Jim?” tanyaku pada Jimin saat kami sudah memasuki mobil.

“Aku lapar ayo kita makan di restoran dekat sini”

“Baiklah, tapi setelah itu antar aku ke cafe ya”

“Tenang saja pasti akan ku bawa ke apartemenku” ucapnya sambil sibuk memasang seatbelt.

“Apa kau bilang?!”

“Eoh? Tenang saja akan ku antar ke cafe”jawabnya sambil tertawa.

“Kau ini benar-benar”ucapku sambil mempoutkan bibir.

“Aigo~ apa kau ingin ku cium eoh? Jangan memonyongkan bibirmu”ucap Jimin sambil menjalankan mobil.

“Yak kau iniii!” ucapku sambil memukuli lengannya.

“Aw aw diamlah aku sedang mengemudi”ucapnya sambil menghindar dengan tawa yang masih setia menemani.

“Salah kau sendiri yang membuatku kesal”

Selama perjalanan aku dan Jimin bercanda tawa dan sesekali Jimin membuat pipiku memanas karena gombalannya, sampai akhirnya kami sudah sampai di sebuah restoran yang dimaksud Jimin.

Kami duduk disalah satu kursi yang ada disana, kemudian Jimin memesan makanan saat seorang waiters menghampiri kami, sambil menunggu makanan datang kami mengobrol seperti biasa, membicarakan kesibukan kami akhir-akhir ini.

Saat kami sedang berbincang-bincang aku melihat wanita yang tidak asing di mataku sedang berbincang dengan seorang pria, aku tidak melihat wajah pria itu karna dia membelakangiku. Namun dari bentuk tubuh pria itu berbeda dengan pria yang ku ketahui adalah kekasihnya.

“Eoh” kejutku

“Hm, ada apa?  “tanya Jimin sambil mengikuti arah pandangku
Jimin memandangnya dengan tatapan tidak suka.

“Kau mengenal mereka?”sambung Jimin

“Hmm, aku mengenalnya, ah tidak aku hanya tau nama wanita itu, dia yang menabrakku kemarin sampai aku mendapatkan luka ini” jawabku sambil menunjukan bekas lukaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hmm, aku mengenalnya, ah tidak aku hanya tau nama wanita itu, dia yang menabrakku kemarin sampai aku mendapatkan luka ini” jawabku sambil menunjukan bekas lukaku.

“Benarkah? Bukankah kau bilang lukamu terkena pecahan gelas?” tanyanya lagi

“Memang benar terkena pecahan gelas, itu karna dia menabrakku dan membuat gelas-gelas yang ku angkut jatuh, jadi aku memunguti pecahan itu”jawabku sambil meminum minumanku

“Aa begitu”

Wanita itu menatapku tajam kemudian menatap Jimin, dia seperti terkejut saat melihat Jimin.

Jimin pun yang di tatap membalas tatapan wanita itu dengan sangat tajam, sikapnya begitu aneh, Jimin terlihat sangat marah
Jimin berdeham, dia bergerak gelisah.

“Ekhem, ayo kita pergi dari sini” ajaknya

“Mwo? Tapi makanannya belum habis “ucapku

“Kita cari tempat makan lain” ucapnya sambil berdiri

Only ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang