Part 32

441 60 22
                                    

🐳🐳🐳

Jeongyeon berjalan anggun dengan membawa amplop coklat ditangannya. Tujuannya adalah ruangan Yoongi. Ia berharap bukti kali ini akan membuatnya mengakhiri hubungan dengan wanitanya itu.

"Yoongi-ya aku membawa sesuatu untukmu"ucapnya setelah menutup pintu.

"Apa?"tanya Yoongi tanpa menoleh, ia fokus membolak-balikkan kertas ditangannya.

Jeongyeon melemparkan amplop itu di meja Yoongi. Sampai beberapa isinya keluar. Yoongi melirik sekilas kertas berupa foto itu.

"Lihatlah! Bukannya aku ingin mencampuri hubunganmu dengannya, namun kau lihat sendiri dia menghianatimu Yoongi-ya aku hanya-"

"Keluar"

"Yoongi-ya"

"Keluar!"

Dengan berat hati Jeongyeon meninggalkan ruangan itu. Dalam hatinya ia ingin sekali membantu Yoongi. Tapi sepertinya semua cara ini salah. Ia semakin menyakiti Yoongi. Namun jika tidak memberitahu akan semua ini, mungkin Yoongi akan lebih sakit.

Setelah kepergian Jeongyeon, Yoongi mengamati amplop tersebut. Tangannya bergerak cepat mengambil foto-foto itu ia hendak melemparnya. Tangannya tiba-tiba terhenti, dan dengan perlahan ia melihat foto itu. Kemudian ia mengamati satu per satu foto disana. Batinnya menggeram, tangannya meremas foto terakhir yang dilihatnya.

"Aarrrgghhh!!! wae?!!!! Aku muak denganmu!!"ujarnya sambil melempar semua barang yang ada dihadapannya.

Ia merogoh saku mengambil ponsel dan kemudian mengetik sesuatu disana.

































🐳🐳🐳

"Eonni, apa Taehyung Oppa masih sering memghubungimu?"tanya Dahyun.

"A aniyo, aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya"jawab Sana dengan gugup.  Dahyun merasa ada sesuatu yang disembunyikan darinya.

"Dia tak bisa kuhubungi, nomornya tidak aktif"

"Mu mungkin saja tidak ada sinyal disana, ah Dahyun-ah ada pelanggan"ucap Sana sambil mendorong tubuh Dahyun. Setelah itu Sana menghela nafas lega. Dan merogoh ponselnya karena mendapat notifikasi pesan.

'Kumohon jangan memberitahunya'

.
.
.
Jihyo memasuki ruangan Yoongi dengan sangat gembira. Ia bahkan tidak peduli para karyawan yang menatapnya. Padahal setiap ditatap Jihyo pasti akan menyembur para karyawan yang ketahuan menatapnya aneh. Tapi sekarang ia tak memerdulikannya.

"Sayang~ tumben sekali kau menyuruhku untuk kesini"ia bergelayut manja pada Yoongi.

"Aku merindukanmu"ucap Yoongi memeluk Jihyo pelan. Ia mengayunkan badannya ke kiri dan ke kanan sambil mengusap surai lembut Jihyo.

"Aku selalu memikirkan dirimu akhir-akhir ini. Kita jarang sekali bertemu, kenapa kau tak pernah kesini lagi hm?"

"Aku tahu kau sibuk jadi aku tak mau mengganggumu"

Yoongi tersenyum miring. Alasan yang mainstream sekali. Ia semakin merapatkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jihyo. Kemudian mengangkat wajahnya lagi, ia membisikan sesuatu pada Jihyo.

"Lalu bagaimana dengan kencan malam kemarin?"

Jihyo terdiam, ia mencerna perkatan Yoongi yang seharusnya ia sudah paham. Yoongi melepaskan perlahan tangan Jihyo yang ada dipinggangnya.

"A apa maksudmu?"tanya Jihyo.

Yoongi memerlihatkan foto sepasang manusia yang tengah berjalan bergandengan di malam yang ramai.

Only ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang