Part 17

542 43 0
                                    


🐳🐳🐳

Dahyun dan Tzuyu sudah berada di kamar yang bernuansa pink dan putih dimana di ranjang tersebut terdapat bermacam-macam boneka. Tzuyu tiba-tiba menghempaskan tubuhnya ke benda empuk tersebut. Sedangkan Dahyun sedang mengambil beberapa potong baju dari dalam lemarinya.

"Aku akan mandi dulu, kau bisa gunakan laptopku untuk mengerjakan tugasmu"ucap Dahyun sembari berjalan ke kamar mandi.

"Kau ini tahu saja kalau aku tidak membawa laptop"balas Tzuyu dengan cengiran imutnya.

Bermenit-menit Dahyun di kamar mandi dan Tzuyu yang mengotak-atik laptop Dahyun, tiba-tiba suara dering dari ponsel Dahyun membuat Tzuyu menolehkan pandangannya ke benda kotak milik sahabatnya itu. Terpampang jelas nama dari kekasih sahabatnya itu di layar ponsel. Tanpa berlama-lama lagi ia menggeser tombol hijau. 

"Yeobseo"

"Eoh? Dimana Dahyun?"

"Dia sedang mandi, ada perlu apa? Kau ingin menitip pesan padanya atau ingin menunggunya?"ucap Tzuyu dengan datar.

"Katakan padanya untuk menghubungiku setelah selesai"

"Sudahkan hanya itu?"

"Tunggu! Aku ingin bicara padamu! ...

Tzuyu tidak menjawabnya, ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Dia hanya takut, takut akan ancaman dari kekasih sahabatnya ini. Tetapi ia juga tidak tega membiarkan sahabatnya tersakiti. Bingung, itulah yang dirasakan Tzuyu saat ini.

"Jangan katakan apapun pada Dahyun kalau kau tak ingin hal buruk terjadi pada'nya' "lanjut Jimin.

Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari keadaan normal. Dadanya bergerak naik turun menahan amarah. Ingin sekali memberitahu Dahyun tetapi dia juga tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia tidak bisa memilih antara kakak atau sahabatnya. Keduanya sama-sama berharga bagi Tzuyu.

"Kau mengerti Chou Tzuyu?"tanya Jimin dengan suara rendahnya.

Tzuyu masih terdiam menahan amarahnya yang memuncak, ingin rasanya mengumpat pada pria yang tega mempermainkannya. Kuku-kukunya memutih karna menggenggam erat ponsel itu. Saat hendak bersuara, seorang gadis muncul dari bilik kamar mandi dengan buntalan handuk di kepalanya serta piyama kuning yang melekat ditubuhnya.

"Kau sedang apa "tanyanya.

"Eoh ini, aku hanya mengangkat telpon dari Jimin, dia mencarimu"ucapnya dengan senyum yang dipaksakan kemudian menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya.

Dahyun menerima ponsel itu tanpa ada rasa curiga pada sahabatnya. Lantas pergi menuju balkon kamarnya. Mata Tzuyu memerah, bulir-bulir bening itu berusaha mendesak keluar dari mata indahnya. 

Maafkan aku Dahyun-ah, sungguh aku minta maaf. Aku ingin memberitahumu kebenarannya. Tetapi aku juga tidak ingin kakakku menjadi korbannya. Semoga kau cepat mengetahui semua ini sendiri Dahyun-ah, melihatnya dengan mata kepalamu sendiri.

Tzuyu menghapus cairan bening yang perlahan jatuh di pipinya dengan punggung tangannya. Kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.
















  🐳🐳🐳  

 "Aku sungguh merindukanmu, apa kau tidak rindu padaku?"

"Tentu saja aku rindu Oppa, namun aku tidak ingin mengganggumu"

"Alasan macam apa itu? Kau sama sekali tidak menggangguku, kau adalah penyemangatku Dubuyaa~"

Dahyun terkekeh pelan, "Oppa apa kau Sayang padaku?"tanyanya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Sudah jelas kau tau jawabannya Dubuyaa~ apa ingin ku perjelas? Aku Park.Ji.min mencintai dan menyayangi Kim.Da.hyun se.la.ma.nya, apakah kurang jelas?"

"Aiii~ kau berlebihan"ucap Dahyun menyipitkan matanya.

"Yak kau tadi yang memintanya, kenapa malah seperti itu?"ucap Jimin dengan nada yang meninggi tapi lucu.

"Kekeke aku hanya bercanda, kenapa kau sensitif sekali sih"-


Mereka berbincang melalui telepon, sesekali gelak tawa terdengar, dan setelah itu suara meninggi dari keduanya kemudian gelak tawa tedengar kembali. Tanpa ada yang tahu bahwa seseorang tengah mendengar percakapan keduanya, menatap sendu benda yang ada di depannya.
















Dahyun masuk ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintu yang terhubung dengan balkon. Tzuyu yang menyadari bahwa Dahyun sudah memasuki kamar tersebut lantas mendudukkan bokongnya diatas ranjang empuk, memeluk salah satu boneka yang ada disana. Dahyun menghampiri Tzuyu dengan senyum yang terukir jelas diwajah cantiknya. Sedangkan yang melihatnya hanya menatap bingung sekaligus ngeri. Baru saja Dahyun menghempaskan tubuh bagian belakangnya ke ranjang, suara bel rumah itu berbunyi. Keduanya saling menatap satu sama lain, seperti bertanya 'siapa yang bertamu malam hari'.

Kedua insan itu berjalan mengendap-endap dengan Tzuyu memegang sapu berjalan di depan dan Dahyun yang memegang payung ditangannya mengekori Tzuyu. Keduanya sudah sampai di depan pintu. Tzuyu mulai membuka pintu tersebut dengan cepat dan mengarahkan sapu tersebut ke orang yang ada di depannya.

"AAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa-

























TBC 

Double up 😚

Typo bertebaran

Terima Saran & Kritik 😚





































Only ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang