Chapter 6 "Batu Sihir- bagian 1"

121 15 0
                                    

Aluna Vein
Chapter 6 “Batu Sihir - bagian 1”

Suara pepohonan rindang tertiup angin.
Burung berkicau yang bertengger melihat kami dari balik pepohonan.
Jalanan berbatu dan sedikit berlumpur menemani petualangan kami menelusuri lembah yang konon katanya sebagai tempat bersarangnya mahluk buas yang disebut Orc.

"Tempat Batu Sihir itu berada tidak jauh disekitar sini, mari kita cari."

Kami bertiga memeriksa di sekitar akar pepohonan, rumput liar yang tinggi dan kadang  dari balik semak belukar yang berduri.

"Ngomong-ngomong bentuk batunya seperti apa?"

"Um, batunya sekecil ini."
Avi menggambarkan ukuran batunya dengan lambang huruf "U" dari ibu jari dan jari telunjuknya.

"Tampilannya bening seperti kaca, bentuknya seperti batu kerikil dan warnanya bervariatif. Bisa merah, kuning, hijau, biru, hitam, putih, atau warna lainnya."

Avi kembali mencari keberadaan batu itu dari balik semak belukar.

Sedangkan aku, menghela nafas karena lelah mencari sambil memandang langit biru yang berawan.

Sepertinya mencari keberadaan batu itu akan sulit.

"AKU MENEMUKANNYA!"

Atau mungkin tidak.

Kami berdua bergegas menghampiri Natia yang terlihat kesulitan mengambil sesuatu dari balik semak-semak.

Begitu berhasil mengambil sesuatu yang terlihat seperti batu berkilau, ia lantas memperlihatkannya kepada kami berdua.

"Bagaimana?"

"Aaaa... Nona Natia, itu bukan Batu Sihir, tapi serpihan logam."

"Oh, kupikir batu... Karena ia berkilau terpantul cahaya matahari."

"Ngomong-ngomong dimana nona mendapatkannya?"

Natia lantas mengecek kembali tempat yang ia telusuri dan baru menyadari bahwa itu adalah serpihan logam dari pecahan pedang yang tergeletak di semak-semak.

Pedang itu terlihat masih baru namun sudah retak seperti dihancurkan oleh sesuatu yang lebih keras.

Avi lalu memeriksa pedang yang Natia temukan, dengan bermodalkan sentuhan pada logam pedang yang sudah retak, Avi berpendapat bahwa beberapa jam yang lalu telah terjadi pertarungan disekitar tempat ini.

Tentu saja jenius, aku juga bisa lihat itu!

"Dan sepertinya tidak hanya itu."

"Apa maksudmu?"

Avi menelusuri sekitaran semak-semak tempat pedang itu ditemukan.
Dan mendapat sebuah mayat seseorang tergeletak tidak jauh dari sana.

"Mayat!?"

"Tidak nona Natia, dia masih bernafas, tuan Zen bantu aku membaringkannya disana!"

"Baik!"

Aku menggeser pria itu dengan perlahan ke bawah pohon. terasa di kedua tanganku pergeseran sendi-sendi tulangnya saat menyeret tangan pria itu ke tempat yang lebih teduh.

Avi lalu mengeluarkan sesuatu semacam botol minuman lalu menuangkan airnya ke mulut pria itu.
Terlihat sinar pelangi disekujur tubuhnya begitu ia selesai meminumnya dan dalam sekejap pria itu mulai membuka mata.

Aluna VeinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang