Aluna Vein
Chapter 7 “Batu sihir - bagian 2”Kendati sadar akan bahaya yang mengancam. Kami bergegas pergi dari perbukitan Ranalafti dengan maksud pulang kembali ke kota Eldea.
Sudah terasa seperti sejam kami berjalan menelusuri hutan dari lokasi peristirahatan kami semula.
"Natia, usir mahluk aneh itu dari sini."
"Kenapa? Dia kan sudah menyelamatkan kita. Setidaknya biarkan dia menemani sampai kita berhasil meninggalkan perbukitan dengan aman."
"Tuan Zen benar nona Natia. Mahluk sekuat itu akan membahayakan perjalanan kita. Ibukota tidak akan mengijinkan monster liar berkeliaran disana. Mahluk itu pasti akan diburu, apalagi memiliki batu sihir yang berharga"
[1 jam sebelumnya]
Tepat sebelum kami memutuskan untuk pergi, aku sempat berselisih dengan Avi tentang apa yang telah terjadi barusan. Mengingat sesuatu hal yang aneh dan tidak masuk akal lainnya terjadi menimpa kami di tempat ini. Aku menyalahkan Avi atas semua kejadian yang menimpa kami disini.
"Dengar! Aku tahu ini terdengar tidak sopan, tapi Orc!? mahluk apa itu? Kenapa kau menyuruh kami menemanimu pergi ke hutan ini?, untuk mencari batu sihir tak jelas, dikepung oleh segerombolan tuyul hijau kerdil–"
"Namanya Goblin–"
"Iya tuyul hijau kerdil bernama Goblin dan sekarang kita berhadapan dengan mahluk mistis penghuni dataran–"
"Ummm, salah satunya."
"Salah satunya!?. Oh, jadi mereka lebih dari satu? Bagus sekali, bagus sekali... Harusnya aku menyadari ini dari awal. Natia, kemasi barang-barangmu. Kita pergi dari sini."
Natia berjalan mengikutiku dari belakang sambil terus menggendong hewan aneh berambut itu.
"Apa yang kau lakukan!? jangan bawa hewan aneh itu bersama kita."
"Tapi, Umu baik dan jinak, lihat."
Monster yang Natia panggil Umu itu menatapku sambil mengaum seperti kucing bengis.
"Kau sebut itu jinak?"
"Tuan Zen, aku mohon. Kau harus membantuku mencari Batu Sihir itu."
"Ah tidak! Tidak lagi... Aku sudah cukup mendapatkan pengalaman mengerikan melawan para aaaa..."
"Goblin."
"Ah ya Goblin. Terima kasih Natia..."
"Sama-sama."
"Tunggu, apa!? Kenapa wajahmu terlihat tenang sekali? Kau tidak trauma dengan perlakuan para goblin tadi?"
****
Setelah menempuh perdebatan yang panjang, akhirnya kami sepakat untuk membatalkan usaha kami mencari batu sihir itu lalu pergi pulang ke ibukota.
Sedangkan bapak prajurit itu kabur mencuri semua barang bawaan kami saat kami bertiga disibukan oleh ulah para Goblin itu.
Natia masih bermain-main dengan hewan berambut yang ia namai Umu.
“memangnya itu sesuatu yang harus ditakutkan?”
Jawaban itu terngiang di kepalaku saat aku melihat ekpresi wajahnya yang terlihat ceriah walaupun telah melalui kejadian tidak menyenangkan tadi. Aku tidak menyangka ternyata ia gadis yang tangguh juga. Sedangkan aku... Sepertinya sudah tidak layak disebut sebagai seorang pria.
Avi pun dengan santainya berjalan, tanpa ada beban sedikitpun yang terlihat dari raut wajahnya. Seakan mudah merelakan tas bawaannya dicuri oleh bapak tadi, padahal semua perbekalan dan peralatan obat lainnya ada dalam tas itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/163886525-288-k365148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna Vein
FantasiMenceritakan tentang Zen dan Natia, sepasang laki-laki dan perempuan yang tak sengaja terkirim ke dunia yang asing tanpa mengenal satu sama lain, petunjuk satu-satunya yang mereka miliki adalah barang yang masih mereka bawa. keadaan mereka diperpara...