Aluna Vein
Vol 2 Chapter 4 “Pengalaman pertama”Rasa gugup dan penasaran terus terasa seiring melewati atmosfir di sekitaran jalanan ibukota yang mendadak dikerumuni banyak warga yang berdiri menyaksikan kereta kuda kerajaan yang mewah melintasi jalanan.
Dengan dikawal oleh beberapa prajurit istana yang menaiki pelana kuda putih. Kami berdua duduk dalam sebuah kursi, merapatkan diri memandang masing-masing ke arah jendela kaca kereta.
“Memangnya ada urusan apa yah Ratu dengan kami berdua? Sampai mau repot-repot membawa kami dengan kereta mewah seperti ini.”
Sulit bagi kami untuk menolak permintaan dari Pasche, mengingat sang Ratu sendiri lah yang mintanya untuk menjemput kami berdua. Saking sulitnya sampai-sampai kami berdua tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan diri. Sayang sekali Rolf dan Avi tidak bisa ikut bersama kami kali ini.
"Zen?"
Suara dari Natia sedikit mengejutkanku dari lamunanku itu."Bagaimana ini?"
Natia nampak cemas sambil menujuk ke arah tas punggung yang ia taruh di pangkuannya itu.
Pasalnya di dalam sana ada hewan langka yang bila kami ketahuan membawanya, bisa-bisa kami berdua berakhir masuk penjara."Hmm... Sini. Biar aku yang membawanya. Sebagai gantinya tetaplah berjalan di belakangku, berjaga-jaga agar Umu tidak keluar tiba-tiba."
Natia hanya meresponku dengan anggukan.
Begitu sampai di tempat tujuan, kami langsung di sambut oleh karpet putih yang melintang luas diiringi suara terompet dari petugas kerajaan.
"Tamu kerajaan telah tiba."
Kami sesaat melihat satu sama lain terlebih dahulu sebelum akhirnya mengikuti Pasche dari belakang.
Namun, begitu melangkahkan kaki ke beberapa anak tangga sudah terdengar suara teriakan tidak enak yang muncul dari salah seorang penjaga keamanan."BERHENTI DI SANA DASAR PENYUSUP!"
Kami dikejutkan dengan suara keras yang berteriak di belakang kami.
Para prajurit langsung menghadang seseorang yang menerobos barisan penonton lalu berlari ke arah sini. Ia adalah Difara, yang berlari dengan gaya lari seekor anjing."Hadang dia!"
Difara langsung melompat dan menggunakan kepala beberapa prajurit untuk dijadikan pijakan, lalu mendarat di tanah dan akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh beberapa prajurit lainnya.
"Habisi dia–"
"JANGAN!"
Natia berteriak sambil berlari menuruni anak tangga yang kami lewati untuk menemui Difara.
Beberapa prajurit yang menahannya langsung berdiri dan mundur beberapa langkah menjauhi Difara yang tergeletak di tanah.
"Nona kenal dengan anak ini?"
"Ya, dia anak kami."
"Ma-.. Mama."
"Ah! Ma-maafkan atas kelancangan kami semua nona."
"Engga apa-apa."
Aku hanya bisa melihat dari kejauhan. Melihat Natia berjalan kemari sambil memangku anak berambut pirang itu.
Begitu sampai, aku langsung memarahi Natia karena membawa Difara, pasalnya karena itu aku langsung merasakan pergerakan Umu semakin terasa seperti tidak tenang akan sesuatu."Kau bisa membuat kita ketahuan."
Bisikku padanya."Apa boleh buat, kita tidak bisa meninggalkan anak ini di sana."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna Vein
FantasiMenceritakan tentang Zen dan Natia, sepasang laki-laki dan perempuan yang tak sengaja terkirim ke dunia yang asing tanpa mengenal satu sama lain, petunjuk satu-satunya yang mereka miliki adalah barang yang masih mereka bawa. keadaan mereka diperpara...