Aluna Vein
Vol 2 Chapter 5 “Vein”Pada suatu masa, sekitar 2 abad yang lalu. Hiduplah seorang gadis muda yang penuh dengan potensi.
Gadis itu dijuluki sebagai Ratu penyihir yang memulai era reformasi baru terhadap penelitian sihir untuk pengembangan tingkat sihir yang lebih tinggi.Banyak jasa yang Ratu penyihir itu telah berikan pada dunia ini, terutama tentang ilmu mengenai sihir dan cara menggunakannya. Namun, suatu ketika sebuah insiden besar terjadi saat itu. Sebuah insiden mengenai pelepasan monster yang ia panggil di sebuah kota yang sampai membuat dunia ini terpecah belah menjadi beberapa bagian.
Setidaknya ada 7 dari 12 pecahan daratan yang berhasil selamat dari serangan monster panggilan sang ratu penyihir itu, kami menamai monster itu Djua'Vo (sang pencipta kegelapan). Kemungkinan besar nasib daratan yang terkena serangan itu sudah musnah ditelan bumi ataupun menjadi sarang monster-monster jenis baru.
Eldea adalah salah satu bagian dari pecahan daratan yang selamat, dan Marie Eldea, ibuku. Mengemban tugas penting sebagai penguasa kerajaan pertama untuk membangun sebuah pemukiman umum bagi para pendatang yang sekarang dikenal dengan sebutan Ibukota Kerajaan Eldea.
Ibuku telah tiada 700 tahun silam dengan masa kepemimpinan 300 tahun, dan sekarang digantikan oleh anaknya Eldea, yaitu aku. Bisa dibilang bahwa aku sudah berumur 700 tahun lebih sekarang.
"Tu-tujuh ratus tahun?"
"Hehe, kenapa? Apa kamu terkejut karena aku terlihat masih muda dengan umurku yang segini?"
"Aahehehe, ya. Bisa dibilang seperti itu yang mulia."
“700 tahun?. Kalau di dunia asalku, orang berumur segitu sudah dianggap mustahil.”
Akan tetapi, masa-masa kepemimpinanku itu tidak selamanya berjalan damai seperti sekarang.
Saat masa kepemimpinanku yang ke 180 tahun, masalah muncul begitu aku pertama kali merasakan hawa jahat dari pasukan iblis merah yang sedang menuju kemari.Untuk itu jauh-jauh hari aku telah mengumpulkan bantuan dari semua prajurit dan petualang yang ada saat itu, juga semua orang yang bisa menggunakan sihir untuk bersiap-siaga di garis perbatasan kerajaan.
Kami berhasil memukul mundur pasukan iblis merah. Namun, di kubu kerajaan juga kehilangan banyak pahlawan-pahlawan hebat yang gugur di medan perang.
Padahal sudah 520 tahun berlalu semenjak krisis melawan pasukan iblis merah. Namun, aku masih bisa merasakan hawa jahat dari pasukan iblis itu yang semakin lama semakin terasa mendekati kerajaan ini lagi.
Akan tetapi dengan jumlah kami yang sekarang, kami tidak akan bisa bertahan sampai fase gelombang ke tiga berakhir.
*(fase gelombang yang dimaksud sang Ratu ialah fase (tingkatan)/ronde dimana iblis semakin kuat tiap fasenya begitu berhasil dikalahkan. Pada umumnya iblis melancarkan serangan sampai 4 fase sekaligus yang dimana begitu selesai ataupun kalah dalam menyerang di fase pertama, fase kedua akan muncul. Begitu terus sampai ke fase dimana iblis akan hilang dengan sendirinya, yaitu fase ke empat.)
"Untuk itu aku membutuhkan bantuanmu, Zen, Natia. Kekuatan kalian berdua mungkin saja bisa membantu kami semua memenangkan peperangan ini."
"Maaf karena telah lancang yang mulia, akan tetapi sepertinya yang mulia salah orang. Saya dan Natia hanyalah orang biasa di dunia asal kami. Kami bukan pejuang ataupun ahli sihir seperti apa yang mulia pikirkan."
Sang Ratu terlihat menghela nafas, seakan tidak puas dengan apa yang ia dengar.
Setelah mendengar apa yang aku katakan, sang Ratu pun berbicara."Sepertinya, aku harus menunjukannya pada kalian. Kemarilah..."
Sang Ratu berdiri dari tempat duduknya lalu menuju ke arah pohon raksasa berdaun putih yang ada di tengah-tengah taman.
Ia sesekali menyentuh batang pohon yang sudah tua itu lalu meremas-remas kulitnya hingga beberapa kulit pohon yang sudah lapuk menempel di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna Vein
FantasyMenceritakan tentang Zen dan Natia, sepasang laki-laki dan perempuan yang tak sengaja terkirim ke dunia yang asing tanpa mengenal satu sama lain, petunjuk satu-satunya yang mereka miliki adalah barang yang masih mereka bawa. keadaan mereka diperpara...