20

3.4K 273 8
                                    

Kini Jungyoon mengerti.  Mengapa Jungkook sangat kukuh untuk tidak mau mengajak Pak yoongi ikut bersama.

Ternyata Pak Yoongi sungguh seperti kakek-kakek yang sudah renta.  Banyak mengomel dan tak ingin berjalan lebih jauh lagi. 

Namanya juga belanja,  jika tidak pas ya pindah ke toko lain.  Namun, itu tidak berlaku oleh Pria yang memakai baju serba hitam ini.  

Jungyoon hanya bisa memijit pelipisnya lagi tatkala di dalam perjalan pulang kedua pria itu melanjutkan perdebatan mereka .

Syukur saja jika Nami,  bayi mungil itu di titipkan kepada bibi Han Sol. Tetangga Yang berada di samping Apartemen mereka sekaligus penjaga bayi yang sudah di percayai oleh penghuni lantai ini.  Beliau dengan senang hati menerima buntalan mungil itu .

Ketika sampai di Lobi Jungyoon pun keluar dengan sedikit membanting pintu,  membuat kedua pria itu terdiam.

Pikirannya sudah sangat kacau dan sekarang semakin kacau membuat emosionalnya sukar naik turun,  sepertinya tamu bulanannya akan segera tiba. 

" Psstt...  Hyung,  apakah Nuuna sedang datang bulan?  . Dia terlihat sangat menakutkan " bisik Jungkook ketika sudah melihat Jungyoon masuk ke kamar beserta Nami di gendongannya yang sudah terlelap.

" Mana ku tahu,  ini salah mu juga. yang selalu memancing perdebatan " balas Pak yoongi yang juga berbisik.

" Sepertinya aku tidur di kamar mu saja,  raut wajahnya tadi seperti ingin mencabik ku " sambungnya lagi lalu berjalan melewati kamar bercat putih itu. 

" Wohoo...  Baru kali ini aku lihat Kau takut , Hyung ! " decak jungkook sambil terkekeh. 

Pak Yoongi yang sedang melangkah menuju kamar Jungkook pun kini berbalik arah dengan cepat dan membuka Pintu bercat putih itu . 

Jungkook melototkan matanya karna terkejut lalu terkekeh geli hingga hidungnya berkedut " Haha...  Sifat mu masih seperti dulu Hyung,  tidak mau mengalah dan di remehkan "

###

" Kim Jungyoon !! " suara gaduh yang memanggil namanya dari ujung koridorpun membuat gadis itu berhenti dan melihat ke belakang .

Lee soohyun,  gadis itu berlari dan ketika sampai dihadapan Jungyoon dia langsung menghimpitkan lengannya  mengalungi leher Jungyoon. 

" Hari ini tidak ada penolakan lagi untuk ke kantin "

Jungyoon pun meronta namun Soohyun sudah menghempit dan menuntun membawanya ke kantin .

" Hei..  Hei...  Hei..   Lepaskan aku!!  "

" Tak kan ku lepaskan!  " ujarnya sambil merekatkan tangan

" ini tidak manusiawi!  " ucap jungyoon yang masih meronta.

" Siapa yang lebih tidak manusiawi?  , kau menolak ajakan ku yang sudah tidak bisa terhitung lagi dengan jari-jari tangan ku ! . Aku terlihat seperti wanita yang di campakan "

Jungyoon pun terkekeh,  namun bagaikan tak habis  akal Jungyoon pun memekik yang mampu membuat Soohyun melepaskan rengkuhanya.

" Yak!  Kau tahu?  ketiak mu sangat bau!  Kau lupa memakai deodorant ? Hah?! "

Kini Soohyun pun beralih membekap mulut gadis brutal itu .

" Yak!!  Kecilkan suara mu,  nanti yang lain bisa mendengarnya " bisik Soohyun sambil celingak-celinguk.

Lalu Soohyun pun mengangkat lengannya sambil mengendus-ngendus " Wangi kok " ujarnya setelah memastikan dan berpaling menghadap Jungyoon kembali .

Jungyoon terkekeh dan berlari kecil karena melihat gurat wajah Soohyun yang seperti kerasukan itu. 

Oh My Darling -MYG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang