17

3.2K 295 21
                                    

" Saya sudah tidak tahan lagi— "

GLEK

Kalimat ambigu yang membuat jantung berpacu.

" —karna kamu sungguh berat "

Jika tidak mengingat status pria yang sedang mengendongnya saat ini adalah suaminya .  Sudah pasti Jungyoon memberikan hantaman kepada kepala pria ini dengan bogeman mentah.

Huuuh... Jungyoon tak ingin menjadi janda anak satu di umur  yang masih muda ini. 

Selepas menutup pintu,  Pak Yoongi langsung menuruni Jungyoon tanpa aba-aba.  Alhasi membuat gadis itu  meringis sambil mengusap bokongnya yang sakit. 

"Kau sungguh berat,  dari dugaan ku " Ucap Pak Yoongi sambil merenggangkan tubuhnya dan berjalan menuju ranjang. 

Jungyoon yang masih mengaduh kesakitan di depan pintu pun mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan,  tidak sopan memang.  Tetapi mengingat statusnya sudah menjadi istri sah dari seorang Min Yoongi membuatnya menjadi sedikit berani. 

Manik matanya terhenti pada box bayi berwarna ping pastel . Jungyoon pun berdiri  agak susah karena  gaunnya yang kembang lalu melangkah menuju buntalan yang kini tertidur pulas di box bayinya. 

" wah...  Sudah tertidur pulas rupanya" gumam Jungyoon lirih.  Dan tersenyum tat kala jemarinya menyentuh jemari mungil yang kini menggenggamnya. 

" Saya mau mandi duluan " Jungyoon pun menoleh melihat pak yoongi yang kini sedang mengendurkan dasinya.  Dan kembali memalingkan kepalanya pada buntalan yang sedang tertidur sangat damai itu. Perasaan kesal masih menghampirinya. 

Merasa terabaikan . Pak yoongi pun melanjutkan ucapannya kemudian disusuli suara pintu kamar mandi yang tertutup. " Kamu pakailah baju saya sementara,  besok setelah pulang kuliah kita akan balik ke apartemen saya " .

Ucapan Pak Yoongi mampu membuat Jungyoon berbalik dengan cepat.  Dia baru ingat jika tidak membawa pakaian ganti dan masih memakai gaun pernikahannya. 

Semuanya sangat mendadak.  Batinnya.

Selama menunggu Pak yoongi berkutat di kamar mandi Jungyoon pun masih setia menggenggam tangan mungil  yang masih berdamai dengan mimpinya,  hingga suara berat memecahkan lamunanya. 

" Sepertinya, saya tepat memilih Ibu untuk Nami "

Jungyoon pun berbalik,  menemukan sosok Pak yoongi yang sudah lengkap dengan piyama panjang tangannya. 

Tiba-tiba Jungyoon pun teringat semua tentang pernikahan mendadak ini.  Menurutnya malam ini adalah malam yang cocok untuk meluruskan semua benang kusut yang berada di kepalanya. 

" Sepertinya nya Bu Wendy lebih cocok di posisi ini " pancing Jungyoon yang mampu membuat kening pak Yoongi berkerut. 

" Apa ini?  Kau terdengar seperti sedang cemburu " kekeh Pak Yoongi.

" Tidak— hanya saja ini sangat membingungkan "

Pak Yoongi pun mendecih " sudah saya katakan,  jika saya mencari seorang Ibu untuk Nami.  Bukan seorang istri.  Jika tentang itu, Song Wendy lebih unggul dari mu "

Jungyoon terpaku,  wahh..   Dia terlalu jauh menafsirkan kalimat itu dulu.  Entahlah,  Jungyoon pun tak merasakan sesak ketika mendengar perkataan dari Pak yoongi.  Kini tatapan nya kosong. 

" Mandilah, saya akan mengambilkan baju untuk mu " tutur Pak Yoongi yang sedang melangkah ke lemari di sudut kamar. Yang di balas anggukan oleh Jungyoon. 

###

Kini gadis itu masih setia berdiam di kamar mandi dan melihat pantulan dirinya yang sedang memakai piyama kotak-kotak merah dengan ukuran yang agak kebesaran.  Dan jangan lupakan wangi tubuh Pak yoongi yang melekat di tubuhnya akibat memakai sabun yang ada di kamar mandi. 

Oh My Darling -MYG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang