hampir kehilangan

615 35 2
                                    

Ini hari terakhir Ana dan yang lainnya latihan, karena besok acara pentas seni akan dimulai. Guru BK meminta mereka untuk latihan dengan serius karena ia disuruh membimbing anak-anak untuk latihan.

"kalian usahakan sebaik yang kalian bisa, oke?"

"siap bu" jawab Leo dan Bila semangat

Sedangkan Ana dan Regis hanya diam sambil mengangguk.

"hari ini kalian sudah saya izinkan, jadi kalian latihan saja, kalo kalian laper pergi saja ke kantin nanti saya yang bayar" ucapnya

"seriusan kami ditraktir bu?"

"iyaa, emang saya keliatan bercanda?"

"asiikk, ibu baik bat sih bu. Favorit nihh" ucap Leo yang bertambah semangat.

"ihh kamu jaga image kek" Bila mencubit pinggang Leo gemas.

"iyaaiyaa"

Kedua sejoli itu sangat hangat, lain halnya denga Ana dan Regis. Mereka hanya diam dan sesekali mereka curi-curi pandang.

"yasudah, saya keluar dulu"

Sekarang hanya tinggal mereka berempat.

Ana berjalan lesu dan duduk di kursi tinggi yang ada dekat jendela. Ia berlatih sendiri sambil menghadap keluar jendela.

Leo, Bila, dan Regis hanya menatap Ana. Ada apa dengan gadis itu?

"Na,lo kenapa?" tanya Leo

Ana tak menghiraukan pemilik suara itu. Ana terus berlatih seolah-olah ia hanya sendiri di ruangan ini.

Leo dan Bila menatap Regis tajam.

"ada apa lo sama Ana?" tanya Leo

"ini salah gue"

"trus kenapa ga minta maaf?"

"dia ga bakal maafin gue"

"lah, kenapa emg?"

"gue ga bisa cerita sekarang"

"trus lo mau diem-dieman kek gini sama Ana? Lo nyaman kek gini?"

Regis tak menjawab pertanyaan itu.

"kak, emg lo ga merasa bersalah gitu? Lo nyakitin Ana, gue sebagai temennya ga terima Ana diginiin"

Tiba-tiba Ana berdiri dari duduknya, ia mendengar semua percakapan itu.

"Bila, kak Leo, Gis, gue baik-baik aja, kalian ga usah mojokin Regis lagi, kasian" Ana dari tadi menahan air matanya tapi ia terus memberi fake smile.

"gue keluar bentar" Ana meletakkan gitarnya dan berjalan keluar ruangan itu. Saat sudah di luar ruangan meninggalkan mereka bertiga, air mata yang di bendungnya dari tadi akhirnya mengalir di pipinya.

Ana sangat tak tahan mendengar percakapan tadi.

*****

Herlin berjalan-jalan di taman sekolah, ia suntuk sekali rasanya di dalam kelas.

Namun ia melihat seperti Ana sedang duduk di bangku taman.

"Anaa" soraknya.

Ana menoleh ke pemilik suara. Cepat-cepat Ana menghapus air matanya.

"Na, ngapain lo disini?"

"ah kak Herlin, gapapa kak cuma lagi cari angin aja"

"lo ga latihan?"

"kok kaka tau gue latihan?"

"yaa gue cari tau"

"kak gue boleh tanya ga?"

You Are My Prince From Volleyball [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang