kita

666 39 4
                                    

Saat itu keheningan menghampiri mereka, tak satu pun yang angkat bicara. Regis berinisiatif menghidupkan musik agar tak terlalu canggung.

"Na," sapa Regis

"hm?"

"makan dulu ya?"

"yaah tadi bilangnya mau beliin eskrim"

"makan dulu Na, ntar perut lo sakit "

"kalo gue ga mau?"

Regis menghentikan mobilnya karena lampu lalu lintas warna merah itu menyala.

Regis memutar kepalanya menghadap Ana dan sedikit mendekatkan wajahnya.

"lo ga mau? Hm?"

Ana susah bernafas saat ini, jarak ini semakin dekat.

"iy..iya gue makan"

Regis tersenyum puas, ia membenarkan posisi duduknya kembali.

Setelah beberapa menit mereka mendatangi sebuah caffe yang terbilang elegan.

"Gis, udah kesekian kalinya lo bawa gue ke caffe sebagus ini"

"lo suka?"

"iya suka banget"

Regis hanya tersenyum legah,

Mereka memesan beberapa makanan dan minuman. Sembari menunggu, Regis ingin bertanya untuk lebih dekat dengan Ana.

"Na"

"ya?" ia tak melihat ke arah Regis, Ana hanya sibuk dengan ponselnya

"Na gue mau ngomong"

"iya ngomong aja" ia masih memainkan ponselnya

"Na, gue disini, bukan di HP lo"

Ana langsung menegakkan kepalanya dan menggeleng.

"engga kok, lo ada disini" Ana memperlihatkan layar ponselnya, ternyata Ana sibuk melihat foto selfienya dengan Regis di beberapa waktu lalu.

"tapi yang aslinya disini, bukan disana"

"iya dehh iyaa, mau ngomong apa?" Ana menyimpan ponselnya dan bersiap mendengar Regis.

"langsung atau basa basi dulu?"

"ah elah Gis, langsung aja kali"

Regis menganggukkan kepalanya, ia harus menanyakan ini untuk memastikan.

"lo suka gue?"

Seketika Ana terdiam mematung. Ini sangat mendadak untuk Ana.

"ke..kenapa nanya itu?" lidah Ana kaku sekali, sulit untuk digerakkan. Bisa dibilang, ia sangat gugup.

"gue minta lo jujur"

Ana hanya diam, ia tak tahu harus berbicara apa. Ia takut salah bicara.

"gue tau lo mikir kalo jujur semua bakal berubah," ucap Regis

"tenang Na, semua tetap kaya biasa, ga ada yang berubah" lanjutnya

"lo yakin itu?"

"iya"

"iya gue suka sama lo" ucapa Ana dengan sangat jujur.

Regis merasa legah mendengar jawaban Ana,

"gue ga tau gimana perasaan lo ke gue, gue juga ga tau siapa yang lo perjuangin sekarang, dan kalaupun lo belum move on dari masa lalu lo gue bakal nunggu kok" lanjut Ana, ia berusaha tersenyum.

Regis hanya diam menatap Ana,

"abis ini gue beliin eskrim cone mau?"

"iyaa mauuu!!" ucap Ana sangat antusias

You Are My Prince From Volleyball [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang