Kesadaran dan Perbaikan

532 32 2
                                    

"bukan ini yang gue mau!" suara Regis memenuhi tiap sudut ruang tengah.

"napa lo?" tanya Yoga yang mendengar suara Regis.

Regis menghela nafas berat. "Ana mutusin gue" ucapnya sangat lesu.

"H-HAH?!! A-ANA MUTUSIN LO?"

"iya."

"kenapa bisaa? Lo bikin salah lagi?"

"gue emang selalu bikin salah, emang ga bener orangnya"

"idihh baperan bat sii, nanya gitu doang"

Bukannya mencari solusi tapi abangnya ini malah meledeknya. Regis berdiri dan langsung masuk ke kamarnya. Lalu menutup pintu

TAKK!!!

"WOII! B AJA KALI! GOSAH DI LEMPAR JUGA TU PINTU!"

"GUE DIPUTUSIN ANJERR, MANA BISA B AJA, BEGO JANGAN DIPELIHARA!" teriak Regis dari dalam kamar.

"bener juga sih, e tapi kenapa Ana mutusin Regis? Ga tahan dia?"

Yoga ingin sekali menanyakan ini tapii ia tahu seperti apa Regis jika sedang marah.

*****
Ana menatap keluar jendela, memperhatikan titik titik embun di luar kaca jendelanya.

"gue lebih suka dia yang dingin tapi manis, dari pada yang hangat tapi pait"

"yang gue suka eskrim, tapi yang gue dapet kopi hitam"

Ana meratapi nasibnya sekarang. Ia mengingat kejadian saat ia memutuskan hubungannya dengan Regis.

"yang gue lakuin bener kan?"

"udah cukup gue terus terusan disakitin kek gini, dan udah cukup buat gue ngerasain yang namanya pacaran. Ga bakal ada yang namanya pacaran di hidup gue!" ucap Ana cukup yakin. Trauma yang dideritanya sekarang cukup membuat psikologis nya tergganggu. Bukan berarti dia gila tapi hanya saja sangat takut untuk mengenal pacaran.

Sekarang ia hanya akan fokus pada impiannya. Meninggalkan volly dan ikhlas untuk melepas semuanya.

*****
Karena semakin penasaran, Yoga memberanikan diri untuk masuk ke kamar Regis.

Biasanya ia melihat kamar Regis yang senantiasa rapi. Tapi sekarang? Baju berserakan, ada yang lepas dari gantungan ada yang masih digantung, bantal ada di setiap sudut ruangan, selimut tergeletak dilantai, lampu tidur pecah, tirai jendela copot, alas kasur setengah tergeletak di lantai, setengah lagi masih di kasur, dan foto-foto semua kacanya pecah berkeping keping.

"A-APAAN NIH?! ABIS NGAPAIN LO? KERASUKAN?! KENAPA PADA BERANTAKAN GINI?!" Yoga sangat syok melihat keadaan kamar ini, tidak biasanya Regis seperti ini.

Yoga menatap Regis yang duduk di tepi ranjang sambil membelakangi abangnya itu dan menghadap jendela tapi kepala tertunduk.

Yoga mendekat. "Gis, udah, ga seharusnya lo kek gini. Emang Ana bilang apa ke lo?"

Regis hanya diam menahan kekesalan dan emosinya. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"yodah kalo lo ga mau cerita, tapi sekarang apa rencana lo?"

Regis mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Yoga,  "gue bakal kuliah di Singapura"

Yoga terdiam.

Bagaimana akhir dari semua ini?

*****
Beberapa bulan setelah kejadian putusnya Ana dengan Regis. Hari ini jadwal Ana pergi ke bandara. Kehidupan SMA yang penuh tangisan sudah berlalu. Perpisahan kelas 3 juga sudah berlalu. Dan Ana akan menjalani kehidupan baru selama satu tahun SMA lagi tanpa Regis.

You Are My Prince From Volleyball [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang