deal!

745 38 0
                                    

"tenangin emosi lo Na" Yoga berusaha menenangkan Ana. Jujur, Yoga dan Regis baru kali ini melihat ada gadis yang marahnya diluar kendali.

"Gis bawa Ana keluar GOR dulu, biar gue yang izin ke pelatihnya" Yoga pergi untuk menemui pelatih dan mereka pun diizinkan.

"duduk sini dulu, gue beli minum. Oke?" ucap Regis bergegas membeli minum dan secepat mungkin ia memberinya ke Ana. Setelah semuanya tenang, Yoga memberanikan diri untuk menanyakan apa yang terjadi tadi.

"kenapa Na?" Ana hanya diam, ia tak berani berbicara karena ada Regis. Mana mungkin ia cerita tentang konflik tadi di depan Regis. Tanpa sadar, mata Ana memburam. Butiran butiran kecil itu mengalir di pipi Ana, sudah sedari tadi Ana menahannya.

"Gis, biar gue ngomong  empat mata dulu sama Ana. Oke?" Ucap Yoga berbisik kepada Regis. Regis mengacungkan jempolnya dan kembali kedalam GOR.

"sekarang cuma kita disini, lo ceritain kenapa bisa ada konflik sama cewek tadi?" ucap Yoga serius.

"dia duluan kak" ucap Ana mengadu, Yoga menunggu Ana melanjutkan ceritanya.

"dia bilang gue ganjen deketin Regis, padahal emang Regisnya aja yang genggam tangan gue di depan dia. Gue tau kok dia cantik tapi ga usah pake ngehina orang juga! Dan dia bilang kalo dia juga suka sama Regis" Ana meluapkan kekesalannya.

"berarti lo juga sukak Regis?" tanya Yoga dengan hati hati.

"banget malah!" Ana membulatkan matanya, apa yang barusan ia katakan? Ana keceplosan! Wajah Ana seketika memanas karena malu, ia memukul jidatnya berkali kali, kesalahan yang sangat konyol menurut Ana.

"nah nah pantes lo marah ga karuan tadi. Ngeri gue" tawa Yoga seketika meledak karena ekspresi Ana yang lucu menurutnya.

"mau gue bantu?" tawaran Yoga tentu saja tak akan di sia-siakan oleh Ana. Ia langsung mengangguk senang.

"caranya?"

"tenang, ntar gue kabarin, sini nomor WA lo" Ana memberikan nomornya kepada Yoga. Kalau bukan karena Regis, Ana tidak akan memberikan nomornya ke sembarang orang apalagi yang baru ia kenal.

"lo mau tau ga kenapa Regis sikapnya dingin?" rasa penasaran Ana berhasil dibangkitkan oleh Yoga.

"kenapa kak?" ucap Ana antusias

"dia itu sebenernya takut cewek"

"lah kok gitu?"

"jadi dulu dia itu playboy Na, tapi sejak satu tahun terakhir ini dia jadi dingin gegara si Herlin"

"Herlin?"

"iya Herlin itu cewek terakhir dan satu satunya cewek yang bikin Regis gagal move on" Yoga melanjutkan ceritanya.

"jadi Regis dingin itu gegara ga bisa move on?"

"sebenernya Regis ga pernah pacaran, dia itu cuma hobi deketin cewek trus bikin baper, abis itu udah deng ditinggal. Regis ga pernah di tinggal cewek, biasanya dia yang ninggalin cewek" mendengar cerita Yoga, Ana menegukkan ludahnya, ia takut itu akan terjadi menimpanya, ia takut menjadi korban selanjutnya.

"tapi ga mungkin rasanya seorang Regis yang banyak dikagumi gadis gadis ga pernah pacaran," ucap Ana.

"asal lo tau Na, Regis itu pemalu, buktinya dia ga pernah nembak cewek, pas si cewek minta di tembak sama Regis eh Regisnya malah kabur, ngilang gitu aja dari si cewek"

"ooh gitu ya" Ana menundukkan kepalanya.

"ga usah takut Na, dia udah banyak berubah kok, dia ga bakal kek gitu lagi" Yoga berusaha meyakinkan Ana. Ana mengangguk pelan.

You Are My Prince From Volleyball [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang