Bertemu Lagi

1.2K 51 4
                                    

Ana menatap langit-langit kamarnya sambil senyum-senyum sendiri. Perasaannya seperti di lambungkan ke atas setinggi mungkin.

"dia manis" Ana bicara sendiri sembari membayangkan kejadian di sore tadi.

*****
Regis melemparkan tasnya ke sembarang tempat. Ia langsung bergegas ingin mandi.

"Woyy!! Siapa di dalem? Gue mau mandi" Regis mengetok-ngetok pintu kamar mandi bertubi-tubi.

"Gue! Kenapa?" tergdengar suara lantang Yoga dari dalam kamar mandi.

"Gue mau mandii nyet, lo gas kek mandinya!!" teriak Regis tak mau kalah.

Tiba-tiba pintu terbuka.

"Berisik lo! Siapa suruh keluyuran" Yoga hanya menampakkan bagian kepala saja. Regis ingin sekali membalas ucapan kakaknya ini, namun regis kalah cepat untuk bicara.

"ah gue tauu, lo modusin si Ana yaa? Iyakann?" Regis membulatkan kedua matanya dan merasa salah tingkah saja. Yoga tertawa lepas melihat ekspresi adiknya ini.

"basi lo" Regis membalikkan badan dan kembali ke tempat tidurnya.

Regis membaringkan tubuhnya di sofa, menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya terfokus pada seorang gadis, ia tak mengerti dengan perasaannya, sangat lah susah untuk menghilangkan bayangan gadis itu.

"move on aja kok susah" ia hanya bergumam sendiri.

"Herlin, lo apa kabar? Gue kangen" Ya, seorang Regis ini sangat sulit untuk melupakan satu satunya orang yang membuatnya mendapat karma. Entah kenapa, ia sangat sulit untuk mengubur kisah-kisahnya dengan Herlin. Herlin adalah seorang gadis manis yang menjadi gadis terakhir di masa-masa Regis haus akan wanita. Gadis ini tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Regis, ini pertama kalinya seorang wanita memutuskan hubungannya dengan Regis. Sebenarnya mereka tidak pacaran, tapi hanya sangat dekat. Sangat dekat seperti orang pacaran. Itulah sebabnya Herlin memutuskan hubungan dekatnya dengan Regis, ia tak tahan lagi digantung seperti itu. Akhirnya penyesalan menimpa Regis. Yap, itulah sedikit cerita masa lalu Regis. (Ku harap kalian mengerti) .

*****
Teeett teettt teeeett

Alarm subuh berhasil membangunkan Ana. Ia berjalan dengan agak malas ke arah kamar mandi.

Setelah selesai bersiap-siap, Ana menatap kaca yang ada dihadapannya.

"lemes bat rasanya badan, males gerak"

Tiba-tiba pintu kamar Ana terbuka, terlihat Bundanya berdiri disana.

"sarapan dulu sana, nanti kamu telat sekolahnya"

"iyaa Bun"

*****
"woy kebo!! Bangun!" Yoga menggoyang goyangkan tubuh Regis.

"apa siii ganggu aja lo" Regis masih menutup matanya yang terasa berat.

"sana mandii, sekolah"

"hmm" hanya gumaman itu yang keluar dari mulut Regis.

"lo bangun atau gue siram aer?" dengan sigap Regis terbangun dan duduk. Gila aja kalau kasurnya basah.

"maksa banget si" ia berdiri mengambil handuk dan berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah selesai bersiap-siap, Regis mengambil kunci motornya.

"Kak, gue duluan" Regis merebut roti yang ada ditangan Yoga, dan memakannya.

"eh tuyul, main ambil punya gue ae lo" Yoga mengumpat dengan banyak sebutan nama binatang.

"gue ga ambil bego, punya lo di dalem celana lo" Regus tertawa ngakak melihat kakaknya itu mengumpatinya.

"setann!!"

Regis hanya tertawa lepas dengan respon kakaknya tadi.

*****
Langkah kaki Regis mengarah ke kelasnya XI MIPA 3 yang di sertai banyak pasang mata karena pesona seorang Regis sangat memikat hati gadis-gadis lainnya.

"widihh pangeran es dateng juga" Leo menepuk pundak Regis, mereka bersalaman ala laki-laki.

"Yo, lo tau ga? Temen kita ini udah ga takut lagii sama cewek broo" Stevan sengaja menyindir halus Regis.

"maksud lo?" Regis bingung dengan ucapan Stevan barusan.

"ngaku aja deh, modusin siapa kemaren?" Stevan menaikturunkan sebelah alisnya.

"gue ga modus" ucap Regis sambil meletakkan tasnya.

"trus boncengan sama siapa kemaren?"
Leo langsung to the point menanyakan rasa penasarannya.

"oh, Ana"

"Ana?" ucap Leo, Nanda, dan Stevan bersamaan.

"kenapa?"

"kok lo mau anterin cewek? Bukannya lo alergi cewek?" tanya Nanda serius.

"kasihan aja"

Semua hanya terdiam, tidak akan ada ujungnya membahas cewek dengan seorang Regis, mereka lebih memilih tidak menanya lebih lagi.

*****
Tingg tingg tingg..

Bel istirahat akhirnya berbunyi, membuat semua murid berhamburan keluar ruangan untuk menuju kantin, termasuk Regis dan teman temannya.

Mereka duduk di sudut kantin tempat biasa mereka kunjungi untuk makan.

"pesen apa? Biar gue pesenin" Regis memilih untuk memesan saja agar ia tak lebih banyak di tanya tanya temannya lagi.

"gue cilok satu, bilangin ke mbak Susi pake cinta bikinnya" Stevan memesan menu yang sama seperti biasanya dan ia selalu saja menggoda mbak Susi selaku penjual Cilok karena paras yang lumayan cantik.

"gue bakso 1 porsi, teh es juga" Leo juga memesan menu seperti biasanya.

"gue samain aja sama leo" kali ini pesanan Nanda berbeda dari biasanya.

"tumben"

"gapapa pengen aja"

"oke" Regis berjalan untuk memesan menu tadi.

*****
"Anaaa!! Ayo dong, gue laperrr" Bila menyoraki Ana yang sedang mengikat tali sepatunya.

"bentarrr ih, tali sepatu gue lepas" setwlah selesai Ana langsung berlari menuju Bila yang sedang menunggunya.

"lelet amat sih"

"bodo"

"eh kita ke kelas X MIPA 6 dulu, oke?" Bila mengajak Ana.

"ngapain?"

"jemput Dwi"

"Dwi? (kok gue ngerasa kenal ya, dwi yang se SD sama gue dulu bukan?)

"iyaa Dwi,"

Setelah sampai di kelas Dwi, benar saja, dia adalah Dwi yang se SD dengan Ana, tanpa basa basi mereka langsung menuju kantin

"Siapa yang sampe kantin duluan, ditraktir!" Bila memberi tantangan kepada teman-temannya, mereka bertiga pun berlari secepat mungkin ke kantin.

"yeayyy gue duluann!!!" Bila besorak gegirangan tanpa memperdulikan kedua temannya yang tertinggal. Semua pasang mata melihat ke arah Bila, termasuk Regis. Bila hanya malu sendiri dengan tingkahnya itu.

Bruukk..

"aww" Ana terjatuh dibelakang Bila karena tiba-tiba tali sepatunya lepas, dan tidak sengaja ia injak sendiri.

"duh Ana!!" bila langsung menghampiri Ana.

"kaki gue sa--" tiba tiba suara seorang pria memotong ucapan Ana.

"makanya jangan lari"

#BERSAMBUNG...

You Are My Prince From Volleyball [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang