10

3.4K 140 0
                                    

💧💧💧

Tiga sahabat itu,tengah melepas rindu dirumah sederhana milik Fauziah mereka bercengkrama,tapi bukan ngegosip.ghibah--. Mereka hanya membicarakan pengalaman mereka masing-masing.

" Zi,lo udah move on kan dari Akhdan?"
Tanya Zahra tiba-tiba.

Ziah hanya menjawab dengan senyuman.

"Lo sih,Ra. Kenapa tiba-tiba bahas itu sih?"
-Fey

"Hm.. Enggak kok.  Jujur,Gue belum move on"
Jawab nya.
"Kalian mau gak temenin gue?"
Lanjut,Ziah.

"Kemana?"
-Syifa

"Kita main aja,sekalian lewat kerumah Akhdan. Gimana?"

"Yo,pake mobil gue"
Ujar Fey.

💧💧💧

Fauziah  POV

Saat aku melewati rumah Akhdan,aku melihat ada seorang perempuan yang berhadapan dengan seorang  laki-laki--Akhdan--kelihatannya sedang asyik membicarkan hal penting, banget.

Mataku tidak kuat menyaksikan itu,hatiku hancur berkeping-keping melihat itu semua.

Ya allah,mungkin benar Akhdan memang bukan tercipta untukku. Kalau begitu hapuskan semua rasa cinta ini ya allah.  Berilah aku ke ikhlassan untuk mereka.

Ucapku dalam hati.
Karena aku tak sanggup lagi untuk melihat itu semua aku menyuruh Fey kembali melakukan mobilnya.

"Kita langsung pulang nih,Zi?"

Aku hanya membalas dengan anggukan.

Disepanjang jalan pulang,air mataku begitu deras membasahi pipiku.
Aku menyandarkan kepalaku di pundak Zahra,sahabatku.

"Bismillah, aku harus melupakannya"
Ucapku dalam hati.

💧💧💧

Akhdan POV

Aku baru saja pulang kuliah,dan berniat untuk memarkirkan mobil ku, namun...  Tunggu,mobil siapa itu? Sungguh aku tidak mengenali mobil sport hitam itu.

Aku mencoba bertanya pada satpam,namun ia menjawab bahwa ia tidak tahu. Karena aku penasaran, aku mencoba masuk,namun belum juga aku membuka pintu terdengar suara perempuan  yang memanggil Papah dengan sebutan 'om'

"Tapi Om,aku mencintai anak om. Aku sayang sama Akhdan Om"
Terdemgar jelas suara perempuan  itu,dan... Tunggu,suara itu..

"Sesil? Ngapain dia kerumah gue?"
Gumamku pelan,akhirnya aku memutuskan untuk tidak masuk dulu karena aku penasaran apa yang akan ia bicarakan selanjutnya.

"Gini ya om,kita tuh udah ngejalin kasih lebih dari tiga tahun. Masa Akhdan belum juga mau nikahin Sesil"
Tunggu.. Apa maksudnya dia berbicara seperti itu? Aku? Pacaran? Aku sama sekali tidak berani lagi pacaran,sungguh. Aku takut Allah marah,jadi mana mungkin aku pacaran.

Mendengar itu,aku langsung membuka pintu dan mengucap salam,dengan kompak yang ada di dalam rumah menjawab salamku.

"Maaf Pah,apa yang dikatakan oleh perempuan itu semuanya omong kosong. Pah,aku sama sekali tidak berani pacaran,lagi"
Aku mencoba menjelaskan semuanya pada Papaku,karena aku takut ia aka percaya dengan omonganya.
"Sesil,keluar!"
Sambung ku.

Dia pun melangkah pergi dari ruangan ini,namun aku ikuti karena ada satu hal yang akan kubicarakan padanya.

"Sil,stop dengan semua ini. Gue sama lo gak bakalan bersatu. Karena di hati gue sudah ada satu perempuan  yang membuat gue jatuh cinta. jadi gue harap lo cari yang lain,yang pantas buat lo"

"Siapa yang berani ngerebut Akhdan dari gue?!!"
Ucapnya dengan nada suara yang tinggi.
"Denger ya,Akhdan SAYANG. Sampai kapan pun,lo akan gue kejar. Dan kalo gue udah tahu tu cewek,gak segan-segan gue akan kasih tu cewek pelajaran. gue harus pulang"

Next
👇

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang