9

3.3K 138 4
                                    

Pagi ini yang tidak  ada semangat bagi Akhdan,baru sampai di parkiran sudah diganggu oleh cewek yang tidak ia sukai,Sesil.

Akhdan sangat risih dengan Sesil yang terus saja mengganggu nya. Pagi ini contohnya,ia terus mengejar Akhdan  sambil terus memanggil nya namun Akhdan tidak meresponnya.

Langkah Akhdan terhenti ketika Sesil meraih tangan nya,namun langsung ia hempaskan.
"Harus bilang berapa kali sih? jangan pernah sentuh saya--"

"Bukan Mahram"
Ucap Sesil,melanjutkan kalimat Akhdan yang sudah ia hafal. Karena sudah beberapa kali ia mengucapkannya jika Sesil mencoba menyentuh Akhdan.
"Kenapa sih?  Kita kan bentar lagi nikah Akhdan,semalam kan Papa kamu dateng kerumah aku untuk membicarakan perjodohan kita"
Rengeknya,seperti anak kecil.

"Perjodohan itu sudah dibatalkan. Aku harus pergi. Assalamualaikum"
Akhdan melangkah menjauhi Sesil begitu saja.

Sesil menghentak-hentakkan kakinya,sambil memanggil namanya dengan keras, tak peduli banyak pasang mata yang melihat perempuan itu,yang ia inginkan adalah Akhdan.

💧💧💧

Akhdan memasuki kelas nya dengan wajah tak bersemangat.

"Kenapa lagi,bro?"
Tanya Fahmi,sahabat Akhdan.

" Gue mau di jodohin--"

Fahmi membulatkan matanya,tak percaya "Serius lo?. Sama siapa?. Trus kapan lo nikah?. Kuliah lo gimana?"

Akhdan memutar bola matanya,malas. "Gue bingung mau jawab pertanyaan lo. Gini deh,gue gak bakalan nikah. Perempuan yang dimaksud itu Sesil--"

"Lo..."

"Ntar dulu,gue belum selesai bicara.
Tapi gue udah bilang ke Nyokap Bokap gue, kalo gue kagak mau dijodohin. Gue mau nikah dengan perempuan yang gue cintai. Soal kuliah, inshaa allah masih lanjut sampe lulus"
Jelas Akhdan.

Fahmi hanya ber oh ria.

"Gitu,ngerti?"

"Ngerti, gue ngerti"

"Baguslah. Ehh Ramadhan sama si Rizal mana nih? Kok gak keliatan?"

"Entah"

💧💧💧

Fauziah telah tiba dikampung halamannya,ia mengaktifkan data handphone nya yang sudah empat bulan tidak ia buka. Ia membiarkan notifikasinya masuk. Setelah beberapa lama ia mencoba menghubungi ketiga sahabatnya itu,dan memberi tahu jika ia telah ada dikampung halamannya.

Ziah:
Ra,gue di rumah nih! (Send)

Ziah:
Fey gue di rumah,baru nyampe. (Send)

Ziah:
Syif,gue dirumah! (Send)

Sambil menunggu balasan dari ketiga sahabatnya itu,ia memilih untuk membaringkan tubuhnya,untuk mrngobati rasa rindu terhadap kasurnya itu sangat berat,tapi rasa rindu nya terhadap Akhdan lebih berat.

"Akhdan"

ia meraih kembali handphone nya yang belum juga dibalas oleh ketiga sahabatnya itu.

Satu menit...dua menit...tiga menit...

Drrt..drrt..
Handphone nya bergetar menandakan ada notifikasi pesan.

Syifa Sayang😘:
"Aaaa.. Yang bener lo? Oke gue kesana"


Ziah:
Gue tunggu!

💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang