16

2.9K 109 3
                                    


💧💧💧

Kak Syarif POV

Aku tidak tahu kenapa aku begitu mencintainya,begitu ingin memilikinya, ingin menikahinya,tapi aku masih ragu apakah cintaku ini memang benar cinta karena allah atau hanya obsesi semata karena tergoda dengan paras nya yang cantik.

Subhanallah,sungguh sempurna ciptaanmu ya Rabb.

Aku ingin menkhitbahnya tapi aku tidak tahu dimana alamat rumahnya,aku ingin mengatakan semua perasaanku padanya didepan ayahnya,tapi aku tidak tahu alamat rumahnya.

Aku berfikir siapa kira-kira yang tahu dimana alamat rumah Fauziah,dan aku akan menkhitbahnya nanti pulang dari pesantren.

Raihanna

Nama itu terlintas dalan fikiranku,aku mencari Raihanna.
Saat aku melangkahkan kaki masuk ke asrama putri,aku berfikir masa iya aku harus masuk ke asrama putri sendirian,Ikhsan. Ya,aku harus diantar Ikhsan temanku agar tidak terjadi fitnah ketika aku memasuki asrama putri.

Aku coba mencari Hanna disana,tapi tidak ada. Saat aku hendak kembali dan melewati kantin pesantren aku melihat Hanna dan Fauziah sedang makan  disana,aku tidak mungkin membicarakan hal ini di depan Ziah,nanti dia akan menyuruh Hanna untuk tidak memberitahu nya.

💧💧💧

Sepulang mengajar, aku coba untuk berbicara dengan Hanna,namun disana aku tidak berdua, di temani Ikhsan temanku.

Akhirnya Hanna memberi ku alamat rumahnya, aku tersenyum melihat alamat itu.  Terasa bahagia dihati walaupun aku telah mendapatkan alamat rumahnya, tak terbayang betapa bahagianya aku jika aku mendapatkan mu dan memilikimu selamanya.

Semoga kamu belum punya calon, Ziah.

Tak lupa aku berterimakasih padanya,dan Hanna pun berbalik dan berlalu meninggalkan aku dan Ikhsan  tak lupa mengucapkan salam dan akupun tak lupa menjawabnya.

💧💧💧

Raihanna POV

Setelah aku selesai belajar di kelas tiba saja kak Syarif memanggilku dari dalam kelas, akupun menghentikan langkahku dan berbalik melihat kak Syarif yang sedang berjalan ke arahku.

Ya allah ada apa ini?

"Kakak memanggilku?" ucapku.Aku menundukan pandanganku. Tunggu dia tidak sendiri  dia bersama temannya,kak Ikhsan. Alhamdulillah aku tidak berdua disini.

"Iya,kamu tahu alamat rumah Zia?"

Ada apa dia meminta alamat rumah  Zia?
Aku terkejut,sungguh terkejut. Aku tidak menjawab nya.

"Euu..Khem. Bukan untuk apa-apa ko. Aku hanya ingin silaturahmi dengan keluarga Zia"

Silaturahmi? Atau mengkhitbah. Kak?

Namun pertanyaan tersebut tidak aku ucapkan,namun hati ku yang mengucapkan.

Aku pun mengambil bolpoint dan kertas di dalam tas yang ku gendong.
lalu kutuliskan alamat rumah Zia,dan memberikannya.

Tanpa menunggu lama,aku pamit pergi ke Asrama,dan tak lupa mengucapkan salam.

💧💧💧

Aku melihat Fauziah sedang melipat bajunya. Aduh aku harus ngoming apa nih sama Zia,apa aku jujur saja? Tidak mungkin. Ia pasti akan memarahiku,karena aku sudah memberi alamatnya tanpa seizin Ziah. Ya allah,gimana ini.

"Euu..Zi?"

Ziah hanya bergumam,tanpa mengalihkan pandangan nya iabtetsp fokus pada baju yang sedang ia lipat.

"Kalau Kak Syarif mengkhitbah kamu,gimana?"

Ziah menghentikan aktivitasnya sejenak,lalu menjawab. "Hmm.. gimana apanya? Emang dia tahu alamat rumahku?"

"justru itu Zi,aku yang telah memberi kak Syarif alamat rumah kamu. Maaf ya"

Aku tidak berani mengatakan itu aku takut ziah marah padaku.

"Gak tahu. Tapi bisa saja kan dia berusaha. Demi CINTA loh Zi"

"Kamu benar,gimana ya? Gimana dong?"

"sekarang tanya sama kamu,kamu masih sayang sama Akhdan?"
Fauziah mengangguk.
"Niat ngelupain?"
Masih dijawab dengan anggukkan
"gak usah di terima!"

"kenapa?"
Jawabnya polos

"percuma,tapi nanti kalau kamu sudah ada rasa sama kak Syarif. Kamu terims aja"

"Ehh emang kak Syarif mau ngekhitbah aku? Se serius itukah cintanya?"

Aku hanya mengangkat bahuku. Aku harus pura-pura tidak tahu,karena kalau aku kasih tahu,dia pasti akan marah.

Next
👇

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang