30

2.4K 102 0
                                    


Saat Fauziah kembali ke asrama,Ziah melihat Hanna sedang duduk diranjangnya sedang menuliskan sesuatu dibuku itu.

Ziah berjalan pelan,dan diam-diam membaca apa yang ditulisnya.

"Anna Uhibbuka Fillah"
Ziah membaca kalimat terakhir yang dituliskan Hanna.

"Astaghfirullah"
Hanna langsung menutup bukunya.
"Kamu? Ngintip? Darikapan kamu disini?"

Ziah tertawa renyah.

"Ihh kamu ko ketawa,gak ada yang lucu kali"

Ziah masih tertawa pelan.

"Eh,Zi. Kamu tahu gak?"

"Hm? Apa?"

"Kayaknya aku bener-bener jatuh cinta deh sama santri yang waktu itu"

Ziah mengerutkan keningnya,ia sudah tahu arah pembicaraan temannya itu.
"Ya terus?"
Tanya Ziah dengan pura-pura tegar.

"Ya.. Gitu deh,aku mau titip surat ke Santri itu,gimana? Menurut kamu keputusan aku baik gak?"

Deg

Seketika tubuh Ziah mematung saat mendengar ucapan terserbut. Ia tidak bisa menjawabnya,mulutnya seakan terkunci rapat.

"Zi? Ko bengong? Gimana nih? Kan sebagai teman harus saling memberi dukungan,kamu ngedukung aku gak?"

"Eu--ngedukung ko ngedukung. Kamu emang nya mau ngasih surat apa? Isi suratnya apa emang?"

"Serius kamu ngedukung?"

Ziah membalasnya dengan anggukkan,dan senyuman palsu.

"Benerran?"

"Iya,Hanna sayang. Sekarang aku mau tahu dulu apa isi suratnya"

"Bentar"
Hanna merogoh kertas yang ada di dalam saku gamisnya.
"Nih!"
Lanjutnya.

Ziah membuka kertas itu dengan perlahan dan membacanya.

Assalamu'alaikum

Maaf mengganggu waktunya,

Langsung saja pada inti

Akhi.. Entah kenapa setiap kali ana bertemu dengan antum,hati ini selalu berdegup kencang.

Ana telah mengagumimu dari sejak ana melihat antum,padahal ana tidak tau nama antum bahkan sama sekali tidak mengenalnya.

Jika ana harus jujur,ana mencintai antum.

Inshaa allah ana mencintai antum karena-Nya.

Ana ingin antum menjadi imam ku nanti.

Anna Uhibbuka Fillah

Setelah membaca surat itu Ziah tidak berkomentar,ia langsung melipat kembali suratnya dan memberikannya kepada Hanna.

"Gimana?"
Tanya Hanna antusias

"Terserah aja sih"

"Yah,Zi. Ko gitu?"

"Ah tau ah aku cape. Mau istirahat"
Ziah teringat--
"Oh iya Han,kamu lihat gelang kaokka aku gak?"

"Yang mana?"

"Yang mana lagi? Aku punya gelang itu cuma satu Han"

"Oh,nggak tuh? Emang gimana?"

"Duh dimana ya?"

"Emangnya? Gak pa pa lah,nanti beli lagi"

"Enggak bisa itu gelang spesial pemberian A--"

Hanna menaikan sebelah halisnya.
"A?"

"A---anu, Euhh Ayah, Nah itu dari ayah Han,aduh sayang banget kalau hilang"

"Hm? Cari aja di bawah ranjang kali aja ada"

"Iya deh nanti aku cari,aku mau tidur dulu cape"

Hanna hanya menggeleng pelan.

Sedangkan Ziah menenggelamkan tangisnya,ia pura-pura tidur padahal ia menahan rasa sakit yang ada dihatinya.

"Syif,Fey,Ra. Gue kangen kalian. Seandainya kalian ada disini pasto kalian tahu perasaan gue sekarang"
Ucapnya dalam hati.

"Gue bener-bener kangen kalian. Gue mau cerita soal ini semua sumpah,gue bener-bener lagi sakit hati. Gue mohon kalian bisa merasakannya gue mohon. Kalian jenguk gue kesini! Gue gak tahan,gue mau curhat sama kalian"
Lanjutnya.

Hatinya terus saja menangis.
Ia tidak tahu apa yang diinginkan hatinya,sudah jelas bahwa Akhdan memang bukan tercipta untuknya,tapi masih saja hatinya berteriak ingin dimiliki Akhdan kembali.

Memang hati tidak bisa berbohong.



Gaje yah?  Maaf,ana lagi gak ada ide cerita soalnya.

👇
Next

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang