33

2.1K 104 0
                                    

"تهدواتحابوا"

"Hendak lah kalian saling memberi hadiah niscaya kalian akan saling mencintai"

💧💧💧

Esoknya Kak Syarif menemui Ziah berniat untuk memberinya hadiah,berupa jam tangan berwarna biru muda kesukaanya.

Namun saat ia berjalan ia melihat Ziah sedang berbicara dengan Akhdan dengan tatapan yang serius.

Ada apa?

Mereka berdua?

Mereka berdua,tapi ditempat yang ramai dan itu pun masih menjaga jarak dan tatapan satu sama lainnya.

Syarif mulai berfikiran yang aneh-aneh, ia pun mulai penasaran. Apa yang sedang mereka bicarakan?

Akhirnya Syarif memilih untuk menguping pembicaraan mereka.

💧💧💧

Siang ini tiba-tiba Ziah mendapatkan surat dari salah satu santri yang dititipkan kepada Alenna salah satu teman se asramanya Ziah.

Ia sudah tahu dari siapa surat itu,ia pun mulai membuka dan membacanya.

Assalamu'alaikum
Temui Aku di depan KANTIN!
Tenang, aku sengaja memilh tempat itu,tempat itu ramai ko!

Assalamu'alaikum.
Akhdan11

Begitu kira-kira isi surat singkat yang ditulis Akhdan untuknya.

"Ada apa dia nyuruh aku ketemu?"
Ziah bermonolog sendiri.

Daripada penasaran,ia langsung berlari kecil menuju tempat yang dimaksud dalam surat itu.

Ternyata disana sudah ada Akhdan yang sedang berdiri dengan kotak biru muda yang di pegangnya.

Namun saat Akhdan menyadari bahwa Ziah sudah datang,ia langsung menyembunyikannya di belakang badannya.

Ziah mengangkat sebelah halisnya.
"Apatuh?"

Akhdan hanya menggeleng.

"Apa?"

Akhdan menempelkan jari telunjuknya dibibirnya.
"Kamu kebiasaan,inget ini pesantren. Jangan gitu! Tundukkan pandangan mu Ziah! Untuk menghindari fitnah"

Ziah malu,Akhdan memang sudah benar-benar berubah.

Beda dengan yang dulu,ia berani bertatapan dengan perempuan,bahkan dia berani menyentuh tangan perempuan yang bukan mahramnya.

Sekarang tidak,Ziah kira Akhdan masih seperti yang dulu.
Ternyata Alhamdulillah ia telah berubah menjadi lebih baik.

"Maaf"
Ucap Ziah,seraya menundukkan pandangannya.

Begitupun dengan Akhdan.

"Ada apa kamu nyuruh aku buat kesini?"
Tanya Ziah to the point

"Eu.. Masih ingat dengan Hadits yang menyuruh kita untuk saling memberi hadiah? Yang di sampaikan oleh ustadz Mufty tadi malam?"

Ziah mengangguk.
"تهدوا تحابوا"

"Bagus"

"Lalu?"

Akhdan langsung memperlihatkan kotak itu dengan pandangan masih menunduk.

"Apa ini?"

"Ambil!"

Ziah pun menerima kotak itu.

"Buka!"

Ziah pun nurut dan membukanya.

Setelah tahu isinya,mata Ziah membulat. Tidak menyangka,Akhdan masih ingat dan masih tahu apa yang ia inginkan

Yaitu,Kotak musik Doraemon.

Yaitu,Kotak musik Doraemon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Suka?"

"Alhamdulillah,Dan. Aku suka. Jazakallah khairan katsir"

"Alhamdulillah"

"Kamu masih ingat apa yang aku mau?"

Akhdan mengangguk.

"Oh,Iya. Selamat ya. Sekarang kamu sudah mau menikah,bahagia yah!"

Seketika senyum yang ada di bibir pudar.

Ziah mendongakkan wajahnya melihat Akhdan yang masih menunduk.

"I--iya t--terimakasih"

"Zi?"

"Ya?"

"Maaf yah,dulu aku pernah men--"

Tak mau mendengar dan mengingat itu lagi Ziah langsung memotong ucapan Akhdan.

"Ah-- bisa gak,gak usah bahas itu?"
Ucap Ziah dengan nada ya g sedikit naik.

"Ya--Kan,tapi kan tetep aja gak enak,sama calon suami kamu"

"Ahhsyuuutt, itu masa lalu yang tidak patut untuk dikenang"

"Tapi ka --"

"Hppp,jangan dilanjutkan. Atau aku akan marah"

Akhdan mengangguk faha,maksud dengan ucapan Ziah.

Akhdan menyadari ada seseorang yang berdiri tidak jauh dengan posisi mereka sekarang dan kayak nya orang itu sudah lama berdiri disana.

"Zi, Kak Syarif ada di belakang. Aku ke asrama dulu"

Akhdan membalikkan badan dan meninggalkan Ziah yang masih berdiri ditempatnya.

Ziah pun melihat kebelakang,dan Ya. Kak Syarif sedang berjalan kearahnya. Tatapannya terlihat kecewa terhadap Ziah.

"Zi?"

"Iya? Kak?"

"Kamu masih mencintai Akhdan?"
Pertanyaan itu membuat lidah Ziah kaku.

"Jawab Zi!"

Ziah masih tidak menjawabnya.

Akhdan menghembuskan nafas gusarnya.
"Ini hadiah dari aku,aku harap setelah aku beri kamu ini. Kamu bisa mencintai aku,seperti dalam hadits yang tadi kamu bacakan di depan Akhdan. Kakak duluan,Assalamu'alaikum"

Ziah menerima hadiahnya.
"Syukron kak,Wa'alaikumussalam"
Jawab Ziah dengan nada lirih.

💧💧💧





👇
Next

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang