27

2.1K 99 0
                                    


Oh allah,bagaimana ini? Kak Syarif menagih jawabanku. Aku harus menjawab apa?. Ya allah apakah aku siap untuk menerima cintanya? Apakah aku siap untuk menikah dengannya? Ya allah bagaimana ini? Aku benar-benar bingung.

"Bagaimana Zi?"

Pertanyaan itu sukses membuatku mematung,lidahku susah untuk digerakan.

Aku mengucapkan basmalah didalam hati.

Aku menjawab dengan anggukkan kecil.
"Aku menerima lamaran kakak"

Aku melihat kak Syarif tersenyum bahagia mendengar jawabanku.

Aku menutup mata,kenapa aku bisa mengeluarkan kata-kata itu?

"Alhamdulillah"
Ucap Kak Syarif,disambung dengan Hanna yang berdiri di sampingku.

"Nanti kalau libur inhsaa allah ana kerumah kamu,untuk menemui ayah kamu"

"I--iya kak. Kalau begitu Ziah ke asrama dulu Assalamu'alamikum"
Fauziah membalikan badan lalu melangkah meninggalkab Hanna dan Kak Syarif yang masih berdiri di tempatnya.

"Kak,selamat ya. Ana juga ke asrama dulu. Assalamu'alaikum"

Kak Syarif mengangguk,seraya menjawab salamnya.

💧💧💧

Akhdan mendengar dan melihatnya, sangat jelas.

Hatinya sungguh remuk,sakit rasanya melihat perempuan yang dicintainya,mungkin lebih tepatnya yang masih dicintainya akan menikah dengan pria lain.

Namun dirinya bisa apa? Ia hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Ziah bahagia dengan pria itu.

💧💧💧

Fauziah menenggelamkan tangisnya di atas boneka Doraemon kesayangannya.

Taklama Hanna datang menghampiri Ziah,yang sedang menangis terisak-isak.

"Zi? Kamu kenapa?"
Ziah tidak menjawabnya.
"Zi,harus nya kamu bahagia. Kenapa kamu menangis seperti ini?"
Masih tidak menjawabnya.
Hanna memutuskan untuk tidak dulu mengajaknya bicara,ia mengambil segelas air putih untuk Ziah.

Semua penghuni Asrama bertanya-tanya,"kenapa ia menangis?"

"Ada apa?"

"Teh Ziah, Kunaon gening nangis?"
"Kak Ziah kenapa menangis?"

Namun tidak ada jawaban dari Hanna maupun Ziah.

Bagaimana Hanna akan menjawab,dirinya sendiri tidak mengetahui apa yang terjadi dengan temannya.

💧💧💧

"Ki?"

"Hmm"

"Gimana rasanya kalo perempuan yang kamu cintai akan menikah dengan pria lain?"

Rizki mengerutkan keningnya,belum faham apa yang di bicarakan oleh temannya itu.

"Eu-- Maksudku,iya gitu. Gimana?"

Rizki tertawa pelan melihat ekspresi temannya itu.

"Ko ketawa? Emang aku salah?"

"Hmm Enggak. Emangnya kenapa? Gak biasanya kamu galau seperti ini?"

"Enggak,Cuma nanya aja si"

"Intinya kamu sabar. Skenario allah pasti lebih indah. Yaaa mungkin dia bukan jodoh kamu Dan"

"Apaansih? Ini tuh cuma nanya. Bukan aku ngalamin ini"

"Kalau iya juga gak pa-pa kali Dan"

Akhdan meneruskan aktivitas menulisnya.

Namun entah apa yang ia tulis,rasanya ia tidak ada gairah hari ini. Ia ingin pulang kerumah,tidak ingin melihat lagi sosok Fauziah.

Namun ia tidak bisa pulang begitu saja,kalau ia pulang pasti ia bakal ketemu lagi sama Sesil.

Akhirnya dia memilih untuk tetap mondok.

"Ki?"

"Apalagi?"

"Dosa orang yang pernah pacaran itu diampuni gak sih?"

Lagi-lagi Rizki tertawa.
"Kamu kenapa sih?" Rizki menjeda ucapannya.
"Gini ya allah itu maha pengampun. Jadi sebesar apapun dosa hambanya, Allah pasti akan mengampuninya asalkan ia bertaubat"

"Tapi,Ki-- ini tuh beda,aku--"

Rizki mengangkat sebelah halisnya. "Aku?,ko kalimat nya tergantung?"

Akhdan melihat sekeliling asramanya,memastikan diruangan itu hanya ada Akhdan dan Rizki.

"Kamu nyari apasih Dan?"

"Enggak"
Ia mengencek keluar,kali saja ada orang yang akan menguping pembicaraanya nanti.

Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa ia kembali ke tempat duduknya tadi,tepatnya atas ranjang.

"Ada apa?"
Tanya Rizki yan masih bingung dengan Akhdan.

"kalau aku ceritakan semuanya sama kamu,kamu janji harus menjaga ini. Aku tidak mau hal ini orang lain tahu"

Rizki mengangguk faham.

"Jadi gini,dulu aku pernah pacaran. Tapi beda--"

"Bedanya? Dimana-mana pacaran sama,sama menabung dosa"

"Ih dengerin dulu makanya"
"Jadi beda nya itu,aku sudah melewati batas wajar"

"Maksudnya?"

"Gini--"

"Assalamu'alaikum, Akhdan ada orang tua kamu menunggu diruang khusus tamu"

Ucapannya terpotong saat kak Syarif membuka pintu asramanya.

"Ohh iya kak,terimakasih. Ana segara kesana"

Kak Syarif menangguk,lalu ia kembali ke ruangannya

"Ish dasar pengganggu"
Ucap Akhdan setelah kak Syarif pergi.

"Kamu kenapa? Ko kayaknya gak suka gitu sama kak Syarif"

"Entar dulu aku cerintanya. Aku mau temuin Ibu aku dulu."

"Yasudah"

Rizki menggeleng melihat kelakuan temannya itu.

"Maksud dari melewati batas,apa ya? Apa jangan-jangan Akhdan pernah-- Astaghfirullah aku jangan so udzon"
Rizki bermonolog sendiri.

Lalu ia membuka Al Quran,ia bacakan surat an-naba agar hatinya tenang.

👇
Next

TAKDIR ku[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang