Soojin membungkuk berkali-kali di depan bos kafenya. Dia terlambat. Bosnya yang sudah berusia lanjut hanya bisa menahan amarahnya. Soojin menghela napas saat bosnya memotong gajinya untuk bulan ini karena keterlambatannya.
"Kenapa juga aku menyapa tetangga sebelah?" gerutu Soojin. "Mereka pasti sengaja mengulur waktuku..."
"Im Soojin!!"
"Baik!!"
Soojin langsung menurunkan semua kursi yang diangkat ke atas meja. Ya, sebentar lagi kafe tempatnya bekerja akan buka. Tak lupa, dia juga membuka tirai jendela kafe.
Para pengunjung mulai memenuhi kafe, membuat Soojin mempercepat pergerakannya. Dari mencatat pesanan sampai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.
Jika sudah seperti ini, sudah dipastikan Soojin tidak memiliki waktu untuk duduk.
Tak! Tak!
Langkah Soojin berhenti karena sebuah papan kecil yang menjepit beberapa kertas jatuh di depan kakinya. Kebetulan, Soojin tidak membawa barang apapun. Soojin langsung mengambilnya. Sekilas, dia melihat pengunjung di sampingnya.
Seorang pria dengan kemeja biru berlengan pendek.
"Maaf, Tuan. Papan milik anda jatuh."
Pria itu menoleh dan membulatkan bibirnya. "Oh, terima kasih."
Baru saja Soojin akan membalasnya, sebuah tepukan mengenai bahunya. Gadis itu membeku seketika.
"Cuci piring dan gelas kotornya, bocah."
Soojin tahu, yang menepuk bahunya adalah karyawan yang bekerja lebih dulu dari Soojin. Tidak ada yang tahu, bahwa pria di depan Soojin mendengar bisikan menusuk itu.
"Saya permisi, Tuan."
Soojin melesat begitu saja. Pria itu menghela napas. "Permisi?"
Salah satu karyawan mendekatinya. "Ada apa, Tuan Jeon?"
"Hm, aku ingin bertanya. Siapa gadis itu tadi?"
"Ah, Im Soojin. Dia baru bekerja tiga bulan di sini."
Menarik.
"Kau tahu, kan? Agenda hari ini?"
"Ya. Penilaian karyawan. Apa sudah dimulai?"
***
"Ini, ini, dan ini."
Soojin menghela napas sembari memakai sarung tangan plastiknya. Wastafel di depannya penuh dengan tumpukan piring dan gelas yang menggunung.
Karyawan yang menyuruhnya itu sudah pergi entah kemana. Soojin mempercepat gerakan tangannya. Gadis itu baru ingat jika pemilik kafe akan datang dan menilai kinerja para kartawan.
Sebelumnya, Soojin sudah bertemu dengan pemiliknya. Seorang wanita berusia lanjut yang berhati lembut. Tidak seperti tangan kanannya yang diberi tugas untuk menjaga kafe tempat dia bekerja.
"Soojin?"
Soojin melepas sarung tangannya. "Oh, Haneul Eonni? Ada perlu?"
Karyawan yang memanggilnya, Haneul menggaruk tengkuknya. "Ada bahan baru masuk. Tidak ada yang mau membantuku."
"Sudah, ayo kubantu." Soojin terkekeh. "Sekalian saja. Lagipula, sebentar lagi hasil penilaian kinerja akan diumumkan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] C. Daddy - S. Babygirl
Teen Fiction[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] C. Daddy [Cold Daddy] S. Babygirl [Shy Babygirl] Im Soojin -Adik kelas Jiyeon dan Hyera- tidak pernah merasakan pelukan hangat dari orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya ke surga. Dia kira, dengan data...