Jika kalian bertanya siapa yang paling bersemangat dalam menyambut liburan dadakan karena menjadi pengurus acara akhir tahun, maka jawabannya adalah Im Soojin.
"HOLIDAY!! I'M COMING!!"
Grep!
Pletak!
Soojin mengaduh kesakitan karena kepalanya dijitak cukup keras dan mulutnya ditutup paksa agar pekikan sakitnya tidak menggema. Gadis itu, jika sudah merasakan sakit pasti akan membuat seisi ruangan heboh.
Soojin itu gadis pemalu, tapi jangan menyepelekan suaranya yang membahana.
Nyaring dan juga keras.
Jiyeon menjauhkan tangannya saat merasakan Soojin akan menggigit jarinya. "Di mana sopan santunmu?! Apa kau tidak melihat sekeliling?" bisiknya dengan kesal.
"Maaf," sesal Soojin sambil mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak tahu jika Tuan Park masih di sini."
Sepasang maniknya terlihat berkaca-kaca, Jiyeon langsung memeluk Soojin sambil mengusap kepalanya. "Astaga, jangan menangis, bayi besarku..."
"Kau bisa membuat Soojin malu," ujar Hyera sambil memijat pelipisnya. "Anak ini..."
"Tetap saja, Soojin masih bocah di mataku."
Pekikan kesakitan Jiyeon menggema dalam ruang organisasi. Soojin mencubit pinggangnya. Para siswa yang melihat interaksi ketiganya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tertawa. Untung saja, seharian ini mereka hanya berbicara santai di dalam ruang pribadi ini bersama Jimin yang tak lain adalah ketua komite dan harus turun tangan mengawasi organisasi siswa di sekolah yang di tanganinya.
"Jaehyun..." Si ketua organisasi berdehem. "Kau tidak ingin membocorkan satu petunjuk saja tentang orang yang akan berduet denganku?"
"Tidak."
Jiyeon menjatuhkan wajahnya saat mendapatkan respon yang singkat dari Jaehyun.
"Memangnya kau sudah mendapatkan orangnya?" tanya Sejeong sambil menyisir anak rambutnya yang berantakan dengan jari-jarinya.
"Just keep silent, okay?" Jaehyun berdecak. "Bisa hancur kejutan yang kuberikan nanti."
Semua yang ada di dalam ruang organisasi siswa tidak terkejut dengan interaksi antara Jaehyun dan Jiyeon. Menurut rumor, mereka pernah menjadi teman satu angkatan saat SMP.
"Soojin?"
Soojin yang awalnya terkekeh sambil memandangi ponselnya pun tersenyum kikuk saat salah satu senior memanggilnya. Jiwoo adalah senior yang Soojin jadikan panutan setelah Jiyeon dan Hyera.
"Kau seperti gadis yang baru saja menjalin hubungan saja," celetuk Jiwoo yang membuat Soojin tersedak dengan air liurnya.
Soojin menggaruk tengkuknya sembari menyimpan ponselnya. Sebenarnya, Jungkook mengiriminya beberapa selca yang sangat imut. Entah kenapa, dia terpikir seseorang yang sama sekali tidak terlihat sedari tadi.
"Aku tidak melihat Seungyoon."
"Izin pulang lebih dulu." Jimin maupun Jaehyun mengatakannya secara bersamaan, mengundang tatapan bingung dari semua orang. Jaehyun berdecak sebelum kembali membuka mulutnya. "Ada tugas kelompok, jadi dia pulang lebih dulu."
"Hei," bisik Hyera yang duduk di antara Jiyeon maupun Soojin. "Masih mencurigai siapa yang melakukan kekerasan pada Seungyoon?"
"Masih," jawab Soojin. "Bagaimana?"
Jiyeon mengendikkan bahunya. "Entahlah. Aku juga penasaran."
"Tapi kita mencurigai orang yang sama," ujar Hyera yang membuat ketiganya saling bertatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] C. Daddy - S. Babygirl
Подростковая литература[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] C. Daddy [Cold Daddy] S. Babygirl [Shy Babygirl] Im Soojin -Adik kelas Jiyeon dan Hyera- tidak pernah merasakan pelukan hangat dari orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya ke surga. Dia kira, dengan data...