"Jadi aku yang terakhir datang?"
Jimin dan Taehyung menoleh, mendapati Jungkook yang baru saja masuk dan berjalan mendekati mereka. Setelah duduk, Jungkook menyisir rambutnya ke belakang. Taehyung bisa melihat bulir keringat pada dahinya.
"Kau sudah memberitahu Soojin?"
Jungkook berdehem. "Yerim yang menjemputnya."
"Ah, ya. Bagaimana kabar Paman Jack?" tanyanya.
"Kemarin, aku sudah menjenguknya," jawab Jimin sambil meminum teh madunya. "Dia baik-baik saja. Dia menunggu keputusan kita."
Taehyung meraba sakunya yang bergetar. "Aku turun dulu. Hyera tidak akan mau masuk sebelum melihatku."
Setelah Taehyung keluar, Jungkook menghela napas. "Aku mengatakan semuanya pada Soojin. Tentang tamengku."
Jimin sudah menduganya. Pria itu meletakkan cangkir tehnya dan bersandar pada punggung sofa dengan tenang. Entah kenapa, bayangan Taehyung yang menahan Jungkook yang mengamuk terputar begitu saja dalam kepalanya.
"Bagaimana reak-- Jungkook! Kenapa wajahmu memerah?!"
Jimin cukup terkejut melihat wajah merah padam Jungkook. Pria itu mengalihkan pandangannya dari Jimin. "Dia menyerangku setelah aku menceritakan semuanya."
"Oh, Ya Tuhan." Jimin menggelengkan kepalanya. "Jadi, seperti itu rekasinya."
"Kau baru pertama kali, kan? Jiyeon juga sudah pernah menyerangku."
"Damn, Park."
Pintu ruangan terbuka dengan pelan. Jungkook melihat Taehyung yang masuk sambil menggenggam sepasang lengan yang memeluk pinggangnya. Dia tahu yang memeluk erat pinggang Taehyung adalah Hyera.
"Oh, gadismu sudah datang?"
Terdengar decakan dari belakang tubuh Taehyung. Pelaku yang memeluk Taehyung mulai menampilkan wajahnya. "Sambutan macam apa itu?"
Suara pintu terbuka kembali mengambil fokus mereka semua yang ada di ruang tersebut.
"Sweety, come here."
"So-Soojin?"
***
"Jelas--"
Soojin menutup mulut Hyera dengan tangan kanannya. Tangan kirinya bergerak untuk menarik Hyera agar mereka berdua menjauh lebih dulu daripada penjelasan Soojin terdengar oleh ketiga orang penting yang ada bersama mereka.
Jungkook terlalu fokus memandangi punggung Soojin yang mulai menjauh, sampai panggilan Jimin tidak dihiraukan. Taehyung pun menjitak kepala Jungkook dengan keras.
Tak!
"Apa?!"
"Semakin menyeramkan saja dirimu, Kook," ucap Taehyung sambil mengelus dadanya karena terkejut akan pekikan Jungkook. "Apa kau ada masalah sampai memandangi Soojin seperti itu?"
Jungkook menenggelamkan wajahnya pada lengan sofa. "Entahlah, aku hanya takut... kehilangan lagi."
"Berani taruhan padaku?" Jimin berdiri sambil mengeluarkan ponselnya. "Kau akan bertahan dengannya--
--sampai menikah. Jika aku menang, bayar tagihan listrik mansion selama setahun. Jika aku yang kalah, aku yang akan membayarnya." ucapnya sebelum pergi ke balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] C. Daddy - S. Babygirl
Teen Fiction[BACA TERLEBIH DAHULU TRILOGY = SD + BG] C. Daddy [Cold Daddy] S. Babygirl [Shy Babygirl] Im Soojin -Adik kelas Jiyeon dan Hyera- tidak pernah merasakan pelukan hangat dari orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya ke surga. Dia kira, dengan data...