[3] C. Daddy - S. Babygirl

C.D-S.B#6 [Pilihan yang sulit]

"Apa... kau tahu tentang sugar daddy?"

Soojin mengangguk dengan pelan.

"Yah, hubungan mereka seperti itu."

"WHAT?!"

"Astaga, jangan potong pembicaraanku."

"Ma-maaf, lanjutkan."

"Seperti yang kukatakan tadi, hubungan mereka memang seperti itu. Jika kebanyakan hubungan sugar daddy dan babygirl hanya semata-mata materi dan juga... sex, tapi mereka tidak. Mereka menjalinnya dengan cinta dan juga kasih sayang."

"Kupertegaskan. Tidak hanya napsu semata. Tapi dengan cinta."

Percakapan Soojin dengan Jiyeon masih saja menghantui kepalanya. Padahal, percakapan itu sudah dua hari yang lalu. Soojin menggelengkan kepalanya sembari memasukkan semua buku pelajarannya.

Cukup beruntung untuk hari ini, karena hampir semua kelas tidak melaksanakan jam pelajaran. Soojin sudah berjanji dengan Jiyeon untuk menemaninya ke perpustakaan. Yah, senior sekaligus sahabatnya sudah menunggu di depan kelas.

"Memangnya ada urusan apa?"

"Hanya mengembalikan buku yang kupinjam," jawab Soojin. "Aku meminjam lima buku referensi untuk tugasku."

"Merangkum, begitu?"

Soojin mengangguk. "Tunggu di sini saja. Aku tidak lama, Eonni."

Soojin pun masuk. Jiyeon hanya menghela napas. Pikirannya sudah kacau dari tadi. Dia malah mengiyakan permintaan Soojin.

Apa kutinggalkan saja?

***

"Eonn--"

"Soojin, kau melihat Jiyeon?"

Soojin mengerjap. Dia bingung karena melihat wajah Hyera yang dibanjiri keringat. Bahkan, Soojin baru satu langkah keluar dari perpustakaan.

"Tadi... Jiyeon Eonni menungguku di depan sini..."

Hyera menggoyangkan kedua bahu Soojin. "Apa kau tidak melihat tatapannya tadi?"

"Hentikan!" Soojin menahan kedua tangan Hyera. "Dia terlihat baik-baik saja. Aku--"

Hening seketika.

Soojin berusaha mengingat. Pertama, dia bertemu di tanggap menuju atap sekolah. Lalu, Soojin ingin Jiyeon menemaninya ke perpustakaan. Dan sebelumnya---

Aku lupa, wajahnya pucat tadi.

"Pemberitahuan. Para siswa dipersilahkan untuk pulang lebih awal dari jadwal biasanya. Para dewan guru akan mengadakan rapat. Terima kasih."

Kedua saling bertatapan. "D-dia kabur?!"

***

"Bagaimana ini?"

Hyera mengacak rambutnya. "Ah, sudahlah! Dia pasti pergi untuk mencari tempat yang nyaman."